Bursa Saham Asia Melemah Setelah Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada Senin, 22 Juli 2024 di tengah Presiden AS Joe Biden mundur dari Pemilu AS pada 2024. Pelaku pasar fokus pada data ekonomi China

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jul 2024, 09:22 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 09:22 WIB
Bursa Saham Asia Melemah Setelah Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024
Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Senin (22/7/2024) di tengah kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) AS. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Senin (22/7/2024) di tengah kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) AS. Joe Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon dari Partai Demokrat.

Mengutip CNBC, investor juga akan menilai dampak dari pemadaman teknologi informasi (TI) global secara besar-besaran pada Jumat, 19 Juli 2024. Mesin yang menjalankan sistem operasi Microsoft Windows mogok pada Jumat, 19 Juli 2024 karena kesalahan dalam pembaruan yang dikeluarkan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike. Saham CrowdStrike anjlok 11 persen.

Dalam unggahan di blog, Microsoft memperkirakan 8,5 juta perangkat Windows atau kurang dari 1 persen dari seluruh Windows terkena dampaknya.

Di sisi lain, pada Senin pekan ini, pelaku pasar akan fokus pada keputusan suku bunga pinjaman utama bank sentral China. Suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun diperkirakan masing-masing tetap 3,45 persen dan 3,95 persen, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Suku bunga pinjaman satu tahun sebagai patokan bagi sebagian besar pinjaman korporasi, sedangkan lima tahun berfungsi sebagai suku bunga acuan untuk hipotek.

Pada pekan ini, investor juga akan menantidakan data Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta data aktivitas pabrik dari seluruh kawasan. Korea Selatan dan AS akan umumkan data PDB kuartal kedua pada Kamis pekan ini.

Data ekonomi lainnya minggu ini mencakup angka inflasi dari AS dan Singapura masing-masing pada Jumat dan Selasa.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,5 persen. Indeks Topix terpangkas 0,41 persen. Ini pertama kalinya dlaam tiga minggu, indeks merosot di bawah 40.000. Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 0,16 persen dan indeks Kosdaq tergelincir 0,39 persen. Indeks ASX 200 merosot 0,8 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng menguat. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.450 dari posisi sebelumnya 17.417,68.

Di wall street, tiga indeks acuan tertekan seiring rotasi saham dari kapitalisasi besar ke kapitalisasi kecil. Indeks S&P 500 melemah 0,71 persen. Indeks Nasdaq merosot 0,81 persen dan indeks Dow Jones terpangkas 0,93 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wall Street Terbenam Setelah Aksi Ambil Untung hingga Gangguan IT Global

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024 yang ditandai dengan rotasi saham-saham perusahaan besar ke saham-saham perusahaan kecil.

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), indeks S&P 500 merosot 0,71 persen ke posisi 5.505. Indeks Nasdaq tergelincir 0,81 persen ke posisi 17.726,94. Indeks Dow Jones melemah 377,49 poin atau 0,93 persen ke posisi 40.287,53.

Pergerakan wall street menandai penurunan lainnya secara keseluruhan. Indeks Russell 2000 merosot 0,63 persen. Namun, pergeseran ke arah-arah nama yang dipandang sebagai penerima manfaat lebih besar dari penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau suku bunga bank sentral AS ke saham kapitalisasi kecil dinilai masih menjadi tema pekan ini.

Adapun selama sepekan, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,97 persen dan 3,65 persen menandai kerugian mingguan terbesar sejak April. Indeks Nasdaq juga hentikan kenaikan selama enam minggu berturut-turut. Di sisi lain, indeks Dow Jones bertambah 0,72 persen, sedangkan indeks Russell 2000 yang fokus pada saham kecil menguat 1,68 persen.

"Pasar saham sedang mengalami rotasi yang sudah lama tertunda. Investor merealisasikan keuntungan dari saham teknologi besar dan memiliki kinerja sangat baik dan memindahkannya ke area lain di pasar,” kata Chief Investment Officer GDS Wealth Management, Glen Smith.

 


Sentimen Kebijakan Suku Bunga The Fed

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Perbedaan tersebut telah mendorong para pendukung wall street, yang khawatir reli pasar menjadi terlalu bergantung pada segelintir saham teknologi besar. Sementara itu, meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga The Fed yang akan datang telah mendukung nama-nama perusahaan yang lebih kecil dan lebih berorientasi pada siklus.

Peralihan dari penerima manfaat kecerdasan buatan megacap dapat menjelaskan kinerja buruk Nasdaq minggu ini. Demikian pula, sektor teknologi informasi memimpin penurunan S&P 500 dengan penurunan 5,1%.

“Judul utama adalah 'harga ini turun' dengan beberapa momentum saham terpukul,” ujar Head of Technical and Macro Research Strategas, Chris Verrone.

Saham Crowdstrike anjlok 11,1% menyusul pemadaman teknologi informasi besar-besaran yang berdampak pada bisnis di seluruh dunia. Bursa Efek New York dan Nasdaq mengatakan perdagangan tampaknya tidak terpengaruh.


Prediksi IHSG

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat dan rawan koreksi pada perdagangan Senin (22/7/2024). IHSG akan menguji area koreksi di rentang 7.026-7.199.

IHSG melemah 0,36 persen ke posisi 7.294 disertai dengan munculnya volume penjualan pada perdagangan Jumat,19 Juli 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG belum mampu break 7.354 sebagai resistance terdekatnya, saat ini posisi IHSG diperkirakan berada pada bagian awal dari wave 2 dari wave (3). Dengan demikian penguatan IHSG akan relatif pendek dan IHSG rawan koreksi kembali. “Adapun area koreksi IHSG diperkirakan menguji ke rentang 7.026-7.199,” tutur dia.

Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.215,7.176 dan level resistance 7.374,7.396 pada perdagangan Senin pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance 7.220-7.360 pada Senin pekan ini.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi untuk menguji support garis moving average (MA)5 harian dengan volume rendah. Ia mengatakan, selama di atas garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya.

“Namun, jika kembali breakdown support garis MA5 maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA200,” kata dia.

Ia mengatakan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.200-7.400.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya