Laba NOBU Melonjak 103% Semester I 2024, Apa Pendorongnya?

Nobu Bank (NOBU) secara konsisten telah mengembangkan fokus usahanya selama 13 tahun terakhir untuk menghadirkan produk dan layanan yang relevan bagi kebutuhan masyarakat yang senantiasa berkembang.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Sep 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2024, 11:00 WIB
PT Bank National nobu Tbk (Nobu Bank)
Nobu Bank terus mengembangkan kolaborasi dengan mitra-mitra strategis dalam memperluas layanan transaksi perbankan sehingga pada akhir Agustus 2024, Nobu Bank telah mengelola lebih dari 1,1 juta mitra. PT Bank National nobu Tbk (Nobu Bank). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) telah menyalurkan kredit sebesar Rp 17,4 triliun hingga Juni 2024, Angka ini tumbuh 36,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  

"Dari pertumbuhan volume usaha tersebut Nobu Bank berhasil membukukan laba bersih semester pertama 2024 sebesar Rp 127,7 miliar atau tumbuh 103,9 persen (yoy)," kata Direktur Utama PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) Suhaimin Johan, dikutip dari Antara, Minggu (7/9/2024).

Hingga Juni 2024, perseroan berhasil membukukan dana pihak ketiga (DPK) mencapai hampir Rp 21 triliun atau tumbuh 45,5 persen (yoy). Dengan penyaluran kredit dan pengumpulan DPK tersebut, total aset Nobu Bank mencapai Rp 30,7 triliun atau tumbuh 32,1 persen (yoy).

Nobu Bank, katanya, secara konsisten telah mengembangkan fokus usahanya selama 13 tahun terakhir untuk menghadirkan produk dan layanan yang relevan bagi kebutuhan masyarakat yang senantiasa berkembang.

Dengan 119 kantor yang tersebar di 29 provinsi di seluruh Indonesia, Nobu Bank berupaya memberikan layanan terbaik bagi lebih dari 500 ribu rekening nasabah yang dikelola, yang 18 ribu di antaranya juga menikmati layanan KPR, salah satu produk unggulan Nobu Bank.

Kegiatan operasional layanan perbankan yang telah dikembangkan dengan dukungan teknologi informasi, kini telah mencapai hampir 5 juta transaksi per hari dan terus meningkat.

Kolaborasi

Selain itu, Nobu Bank terus mengembangkan kolaborasi dengan mitra-mitra strategis dalam memperluas layanan transaksi perbankan sehingga pada akhir Agustus 2024, Nobu Bank telah mengelola lebih dari 1,1 juta mitra.

“Pencapaian Nobu Bank hingga pertengahan tahun 2024 ini tentunya menjadi pijakan yang kokoh bagi kami untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan” katanya.

Pada akhir Agustus 2024, Nobu Bank menerima penghargaan atas kinerja tahun 2023 pada bank dalam Kelompok Berdasar Modal Inti (KBMI) 1 hingga KBMI 4 dengan mendasarkan penilaian pada beberapa aspek antara lain capaian rasio-rasio keuangan, pertumbuhan (growth), aspek tata kelola (governance) dan profil risiko.

Suhaimin Johan menjelaskan pada tahun 2023 Nobu Bank mampu mencatatkan pertumbuhan usaha yang cukup baik dengan laba bersih yang tumbuh sebesar 36,3 persen (yoy).

"Dengan capaian tersebut maka Nobu Bank akan mampu melanjutkan dan meningkatkan capaian kinerja pada akhir tahun ini," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investor Korea Mau Akuisisi Bank Nobu, OJK: Belum Ada Pengajuan Tertulis

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Perusahaan asuransi asal Korea Selatan yaitu Hanwha Life berencana untuk mengakuisisi 40 persen saham Bank Nobu dari Lippo Group. Rencana aksi korporasi ini telah ditandatangani di awal Mei 2024. Namun ternyata rencana akuisisi  Bank Nobu oleh Hanwha Life belum resmi masuk ke meja Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, sampai saat ini OJK belum mendapatkan pengajuan secara tertulis rencana akuisisi Bank Nobu oleh Hanwha Life Korea.

"OJK belum mendapatkan pengajuan secara tertulis atas rencana akuisisi dimaksud," kata Dian dikutip dari Antara, Minggu (19/5/2024).

Proses akuisisi atau pengambilalihan memerlukan waktu yang tidak sebentar karena calon investor perlu mendapatkan persetujuan OJK terlebih dahulu sebagaimana POJK No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan Peleburan Pengambilalihan Integrasi dan Konversi Bank Umum (POJK P3IK).

Untuk mendapatkan persetujuan OJK, langkah ini dimulai dengan tahap pendahuluan yaitu melakukan fit and proper test terhadap calon pemegang saham pengendali (PSP) sebagai pihak yang akan mengambil alih bank, termasuk perizinan dan pelaksanaan pengambilalihan sebagaimana diatur dalam POJK No.27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kepatutan dan Kemampuan bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (POJK PKK) dan POJK P3IK.

"Sehubungan dengan hal tersebut, OJK mengkomunikasikan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti oleh Manajemen Bank Nobu terkait dengan kebijakan OJK mengenai perubahan kepemilikan bank umum yang mengubah pemegang saham pengendali Bank," kata Dian.


Memperluas Portofolio Keuangan

Perusahaan asuransi jiwa Korea Selatan Hanwha Life dapat laba setelah pajak Rp 12,71 miliar pada kuartal I 2023. (Dok Hanwha Life)
Perusahaan asuransi jiwa Korea Selatan Hanwha Life dapat laba setelah pajak Rp 12,71 miliar pada kuartal I 2023. (Dok Hanwha Life)

Hanwha Life, yang merupakan perusahaan asuransi asal Korea Selatan, mengakuisisi 40 persen saham Bank Nobu dari Lippo Group, berdasarkan laporan The Korea Times. Penandatanganan kesepakatan kedua belah pihak diadakan pada hari 3 Mei 2024 di Jakarta.

Akuisisi Bank Nobu bertujuan untuk memperluas portofolio keuangan Hanwha di pasar Asia Tenggara. Sebelumnya pada tahun lalu, Hanwha Life juga telah mengakuisisi saham mayoritas Lippo General Insurance.

Berita mengenai akuisisi Bank Nobu oleh Hanwha Life tersebut bergulir di tengah proses penggabungan atau merger antara Bank Nobu dan MNC Bank. Kabar merger antara Bank Nobu dan MNC Bank juga telah lama beredar sejak awal 2023. Bank Nobu dan MNC Bank sudah mengajukan rencana merger kepada OJK.

Ketika ditanya oleh media apakah aksi akuisisi oleh Hanwha Life termasuk dalam rencana merger Bank Nobu dengan MNC Bank, Dian mengatakan bahwa rencana dimaksud merupakan aksi korporasi terpisah dari rencana konsolidasi perbankan antara Grup Lippo dan Grup MNC.

Pada Januari lalu, Dian juga telah menyampaikan proses merger Bank Nobu dan MNC Bank masih membutuhkan waktu yang lama, mengingat alotnya proses merger karena kedua entitas merupakan bagian dari ekosistem konglomerasi yang besar.

  

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya