Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan induk minimarket asal Jepang 7 Eleven, Seven & i Holdings menolak tawaran pengambilalihan dari operator toko swalayan asal Kanada, Alimentation Couche-Tard.
Tawaran itu dilepas lantaran Seven & i Holdings yang merupakan induk 7 Eleven ini menilai akusisi tidak sesuai dengan kepentingan para pemegang saham dan pemangku kepentingannya.
Melansir CNBC International, Sabtu (7/9/2024) Seven & i Holdings dalam pengajuan ke Bursa Efek Tokyo mengungkapkan bahwa Couche-Tard telah menawarkan untuk mengakuisisi semua sahamnya seharga USD 14,86 per saham.
Advertisement
Menurut data LSEG, harga penawaran tersebut akan menjadikan total nilai saham Seven & i Holding sebesar USD 38,55 miliar.
Stephen Dacus, ketua komite khusus yang dibentuk Seven & i Holdings untuk mengevaluasi proposal Couche-Tard, mengatakan bahwa, meskipun Couche-Tard menaikkan tawarannya secara signifikan, proposal tersebut tidak mempertimbangkan berbagai tantangan signifikan yang akan dihadapi pengambilalihan tersebut dari badan antipersaingan AS.
"Di luar pernyataan sederhana Anda tidak percaya bahwa penggabungan akan berdampak tidak adil pada lanskap persaingan dan bahwa Anda akan 'mempertimbangkan' potensi divestasi, Anda sama sekali tidak memberikan indikasi pandangan Anda mengenai tingkat divestasi yang akan diperlukan atau bagaimana divestasi tersebut akan dilakukan," tulisnya dalam surat yang tampaknya ditujukan kepada Ketua ACT, Alain Bouchard yang dipublikasikan dalam pengajuan Bursa Efek Tokyo.
Ia juga menunjukkan bahwa proposal Couche-Tard tidak menunjukkan jadwal apa pun untuk mengatasi rintangan regulasi atau apakah perusahaan siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memperoleh izin regulasi, termasuk dengan mengajukan gugatan hukum kepada pemerintah.
Namun Dacus juga mengatakan, pihaknya terbuka untuk mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh proposal yang sesuai dengan kepentingan terbaik dari para pemangku kepentingan dan pemegang saham perusahaan.
Â
Perusahaan Induk 7Eleven Akan Restrukturisasi
Pada April 2024, Seven & i Holdings mengumumkan rencana restrukturisasi untuk perusahaan tersebut, yang bertujuan untuk mengembangkan kehadiran 7-Eleven secara global serta melepaskan bisnis supermarketnya yang berkinerja buruk.
Artisan Partners, perusahaan dana AS yang memegang saham lebih dari 1% di Seven & i Holdings, dilaporkan mendesak perusahaan induk 7Eleven itu untuk mempertimbangkan secara serius tawaran pembelian.
Menurutnya, bisnis toko serba ada Seven & i Holdings di Jepang tidak memerlukan banyak perubahan, tetapi masih ada "peluang besar dalam pemegang lisensi internasional yang beroperasi di luar Amerika Serikat.
"Anda memiliki lebih dari 50.000 toko, atau sekitar 50.000 toko yang menghasilkan sekitar USD 100 juta atau lebih dari USD 100 juta laba operasi untuk perusahaan. Jadi saya pikir ada ketidaksesuaian yang besar di sana," imbuhnya.
Advertisement