Operator 7-Eleven Tunjuk CEO Asing, Pertama Kali dalam Sejarah

Penunjukkan CEO baru Seven & I Holdings sekaligus untuk menangkis tawaran akuisisi asing senilai USD 47 miliar atau Rp 829,7 triliun.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 09 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2025, 06:00 WIB
Foto Illustrasi
gerai 7-eleven (Foto: Pexels/Hong Majaya)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Seven & I Holdings menunjuk CEO asing pertamanya dan memberinya tugas untuk merombak bisnis operator jaringan toko swalayan 7-Eleven asal Jepang tersebut.

Melansir CNN Business, Minggu (9/3/2025), penunjukkan CEO baru Seven & I Holdings sekaligus untuk menangkis tawaran akuisisi asing senilai USD 47 miliar atau Rp 829,7 triliun.

Setelah enam bulan dilanda krisis, Alimentation Couche-Tard (ACT) dan Seven & I Holdings mengumumkan kepemimpinan dan restrukturisasi bisnisnya yang paling luas.

Lead outside director Seven & I Holdings, Stephen Dacus akan menggantikan Ryuichi Isaka sebagai kepala eksekutif perusahaan mulai 27 Mei mendatang, menurut keterangan perusahaan tersebut.

Dacus mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya akan melanjutkan pembahasan dengan Couche-Tard, tetapi rintangan regulasi yang signifikan menghalangi penggabungan.

"Menurut saya, pemegang saham kami tidak menginginkan kami menghabiskan dua tahun lebih dalam ketidakpastian hanya untuk ditolak oleh pengadilan AS," katanya.

Seven & I, yang memiliki lebih dari 80.000 toko 7-Eleven di 20 negara dan kawasan, juga mengatakan bahwa mereka sepakat untuk menjual unit superstore mereka kepada Bain Capital seharga USD 5,50 miliar atau Rp89,6 triliun dan akan menjual kepemilikan mereka di Seven Bank hingga di bawah 40%.

Selain itu, konglomerat ritel tersebut juga akan membeli kembali saham senilai sekitar 2 triliun yen hingga tahun fiskal 2030, dan akan mendaftarkan anak perusahaannya di Amerika Utara pada paruh kedua tahun 2026.

 

Promosi 1

Saham Seven & I Holdings Melejit Usai Ganti CEO Baru

FOTO: Meledak, Thailand Catat Rekor Harian Kasus COVID-19
Seorang pegawai minimarket 7-Eleven yang biasanya buka 24 jam mengunci pintu gerai jelang pembatasan jam malam untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di Bangkok, Thailand, Senin (19/7/2021). Jumlah kematian akibat COVID-19 di Thailand mencapai 3.610 kasus sejak pandemi dimulai. (Candida NG/AFP)... Selengkapnya

Sebelumnya, Seven & I telah menjadi sasaran kritik investor atas alokasi modalnya selama bertahun-tahun, dan pada bulan Agustus menerima tawaran pembelian ACT yang kemudian dinaikkan menjadi USD 47 miliar.

Sebagai tanggapan, sebuah kelompok yang dipimpin oleh keluarga pendiri Seven & I, Ito, mengajukan tawaran pembelian mereka sendiri, sementara manajemen perusahaan mengatakan bahwa mereka dapat memetakan jalur independen menuju pemulihan.

CEO baru Seven & i Holdings, yang sebelumnya memegang peran eksekutif di Walmart dan Fast Retailing, juga memimpin komite khusus yang memeriksa tawaran pengambilalihan perusahaan tersebut. 

Dacus digantikan sebagai kepala komite khusus oleh direktur luar lainnya, Paul Yonamine, kata perusahaan tersebut pada hari Kamis.

Saham Seven & I Holdings melonjak 6,1% pada hari Kamis (6/3) setelah Bloomberg News pertama kali melaporkan rencana pembelian kembali saham tersebut.

Induk 7 Eleven Hampir Bangkrut, Tapi Tolak Diakuisisi

Petugas imigrasi AS melakukan razia imigan gelap ke 100 toko 7-Eleven (AP)
Petugas imigrasi AS melakukan razia imigan gelap ke 100 toko 7-Eleven (AP)... Selengkapnya

Diwartakan sebelumnya, Seven & i Holdings menolak tawaran pengambilalihan dari operator toko swalayan asal Kanada, Alimentation Couche-Tard.

Tawaran itu dilepas lantaran Seven & i Holdings yang merupakan induk 7 Eleven ini menilai akusisi tidak sesuai dengan kepentingan para pemegang saham dan pemangku kepentingannya.

 Melansir CNBC International, Seven & i Holdings dalam pengajuan ke Bursa Efek Tokyo mengungkapkan bahwa Couche-Tard telah menawarkan untuk mengakuisisi semua sahamnya seharga USD 14,86 per saham.

Menurut data LSEG, harga penawaran tersebut akan menjadikan total nilai saham Seven & i Holding sebesar USD 38,55 miliar.

Stephen Dacus, ketua komite khusus yang dibentuk Seven & i Holdings untuk mengevaluasi proposal Couche-Tard, mengatakan bahwa, meskipun Couche-Tard menaikkan tawarannya secara signifikan, proposal tersebut tidak mempertimbangkan berbagai tantangan signifikan yang akan dihadapi pengambilalihan tersebut dari badan antipersaingan AS.

"Di luar pernyataan sederhana Anda tidak percaya bahwa penggabungan akan berdampak tidak adil pada lanskap persaingan dan bahwa Anda akan 'mempertimbangkan' potensi divestasi, Anda sama sekali tidak memberikan indikasi pandangan Anda mengenai tingkat divestasi yang akan diperlukan atau bagaimana divestasi tersebut akan dilakukan," tulisnya dalam surat yang tampaknya ditujukan kepada Ketua ACT, Alain Bouchard yang dipublikasikan dalam pengajuan Bursa Efek Tokyo.

Ia juga menunjukkan bahwa proposal Couche-Tard tidak menunjukkan jadwal apa pun untuk mengatasi rintangan regulasi atau apakah perusahaan siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memperoleh izin regulasi, termasuk dengan mengajukan gugatan hukum kepada pemerintah.

Namun Dacus juga mengatakan, pihaknya terbuka untuk mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh proposal yang sesuai dengan kepentingan terbaik dari para pemangku kepentingan dan pemegang saham perusahaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya