Bursa Asia Kompak Perkasa Usai Donald Trump Janji Zaman Keemasan AS

Investor Bursa Asia menunggu kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan yang akan diumumkan Presiden AS Donald Trump.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Jan 2025, 08:45 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 08:45 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Indeks saham acuan Nikkei 225 Jepang memulai hari dengan kenaikan 0,52%, sementara Topix naik 0,33%. Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik dibuka menguat pada perdagangan hari Selasa. Penguatan Bursa Asia ini terjadi karena investor menunggu kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan yang akan diumumkan Presiden AS Donald Trump setelah pelantikannya.

Mengutip CNBC, Selasa (21/1/2025), indeks saham acuan Nikkei 225 Jepang memulai hari dengan kenaikan 0,52%, sementara Topix naik 0,33%.

Sementara itu, Kospi Korea Selatan mulai diperdagangkan 0,97% lebih tinggi, sementara Kosdaq naik 0,62%.

Indeks saham S&P/ASX 200 Australia memimpin kenaikan di Asia, naik 1,2%.

Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong terakhir diperdagangkan pada 20.278, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan dengan penutupan HSI sebesar 19.925,81.

Data dari LSEG menunjukkan, indeks Hang Seng mencapai level tertinggi sejak 31 Desember selama perdagangan intraday hari Senin karena kenaikan pada perusahaan siklus konsumen dan perawatan kesehatan.

Beberapa bank sentral di Asia akan bersidang akhir minggu ini. Bank Sentral Malaysia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tetap pada 3% pada hari Rabu.

Bank of Japan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya dari 23 Januari hingga 24 Januari. Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, telah mengisyaratkan niat untuk menaikkan suku bunga.

Otoritas Moneter Singapura akan bertemu pada hari Jumat.

Bursa AS

Di AS, pasar ditutup karena hari libur umum Martin Luther King Jr. Day.

Harga saham berjangka AS lebih tinggi setelah pelantikan Donald Trump dan janjinya tentang "zaman keemasan" baru bagi AS. Dia juga mengeluarkan serangkaian perintah eksekutif, tetapi tidak termasuk kenaikan tarif.

Kontrak berjangka yang terkait dengan S&P 500 naik 0,5%, sementara kontrak berjangka Nasdaq 100 naik 0,6%. Kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average naik 221 poin, atau 0,5%.

Jelang Pelantikan Donald Trump, Ini Deretan Saham yang Melonjak di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada Jumat, 18 Januari 2025, beberapa hari jelang pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump.

Mengutip CNBC, ditulis Senin (20/1/2025), pada Jumat, 18 Januari 2025, indeks Dow Jones melambung 334,70 poin atau 0,78 persen ke posisi 43.487,83. Indeks S&P 500 mendaki 1 persen ke posisi 5.996,66. Indeks Nasdaq meroket 1,51 persen ke posisi 19.630,20.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 3,7 persen dan 2,9 persen. Dua indeks saham acuan itu catat kenaikan terbesar mingguan sejak pemilihan Presiden AS pada November 2024. Sementara itu, indeks Nasdaq naik 2,5 persen selama sepekan, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak awal Desember.

Saham raksasa teknologi menguat jelang akhir pekan ini. Saham Tesla melompat 3 persen. Saham Nvidia meroket 3,1 persen, dan saham Alphabet menguat lebih dari 1 persen.

Selain itu, kinerja laba yang kuat dari bank mendorong saham pekan lalu. Hal ini seiring saham bank berupaya untuk bangkit setelah lesu pada Desember. Saham Goldman Sachs dan Citigroup masing-masing naik sekitar 12 persen pekan lalu. Saham JPMorgan Chase mendaki 8 persen.

Investor juga menantikan pekan depan karena Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya. Saham melonjak tepat setelah kemenangan pemilu November lalu karena investor bertaruh pada deregulasi dan pajak yang lebih rendah.

Sejumlah saham-saham tertentu bergerak menguat seiring Donald Trump menang dalam pemilihan presiden AS. Saham tersebut dikenal sebagai Trump Trade. Berikut adalah kinerja saham-saham yang menguat jelang pelantikan Donald Trump seperti dikutip dari Yahoo Finance, Senin (20/1/2025): 

Deretan Saham Jelang Pelantikan Donald Trump

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas... Selengkapnya

a.Trump Media & Technology Group (DJT)

Saham Trump Media melonjak hampir 22 persen pada Senin pekan lalu. Hal itu menandai kinerja terkuat bagi saham itu sejak akhir Oktober 2024.

Donald Trump telah menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan di balik platform media sosialnya Truth Social dan mengatakan tak lama setelah pemilihan kalau ia tak berniat jual saham di perusahaan tersebut.

Hal ini terjadi setelah serangkaian perdagangan yang bergejolak untuk saham Trump Media yang memulai debut di pasar AS pada Maret.

Trump mentransfer sahamnya senilai USD 4 miliar di Trump Media pada Desember. Menurut pengajuan sekuritas, ia adalah satu-satunya penerima manfaat dari perwalian tersebut dan putranya Donald Trump Jr adalah satu-satunya wali amanat.

b.Tesla

Saham Tesla telah meningkat pesat sejak pemilihan umum (pemilu) AS. Hal ini seiring hubungan CEO Tesla Elon Musk dengan Donald Trump yang membantu mendorong saham Tesla ke rekor tertinggi baru pada Desember.

CEO Tesla Elon Musk merupakan pendukung utama kampanye Donald Trump dan telah ditunjuk untuk memimpin bersama Department of Government Effciency (DOGE) yang baru dibentuk.

Elon Musk dan rekannya mantan kandidat Presiden dari Partai Republik Viviek Ramaswamy awalnya menuturkan kalau bermaksud untuk memangkas USD 2 triliun dari anggaran federal. Namun, Elon Musk mengakui angka itu mungkin merupakan hasil terbaik.

Direktur Investasi AJ Bell, Dan Coatsworth menuturkan, berada di lingkungan Donald Trump telah meningkatkan profil Elon Musk di panggung dunia dan mendorong investor di perusahaan kendaraan listriknya untuk percaya Tesla akan mendapatkan perlakuan Istimewa dari pemerintahan baru.

“Meskipun Trump tampak sebagai pemimpin yang anti hijau, ia juga diharapkan melonggarkan peraturan dan itu dapat menguntungkan upaya Tesla untuk meluncurkan teknologi self driving,” ujar dia.

“Trump diperkirakan memangkas subsidi federal untuk kendaraan listrik, jika dilihat sekilas, itu tidak baik untuk Tesla, tetapi bisa jadi lebih buruk lagi bagi pesaingnya yang lebih kecil,” ia menambahkan.

c.Coinbase (COIN)

Bitcoin melonjak setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum. Bitcoin menyentuh posisi USD 100.000 untuk pertama kalinya pada November, seiring investor mengamati kebijakan yang lebih akomodatif untuk kripto tersebut.

Donald Trump menuturkan, dalam kampanyenya, ia menjadikan AS sebagai ibu kota global untuk kripto dan membuat persediaan bitcoin nasional.

Saham di platform pertukaran kripto Coinbase yang dianggap sebagai saham proksi untuk token digital melonjak setelah pemilihan umum.  Selama setahun terakhir, saham Coinbase telah naik 95 persen. Namun, saham Coinbase telah melemah sejak pernyataan Trump tersebut.

Platform investasi Robinhood menemukan bersama dengan Tesla dan Trump Media, Coinbase juga menemukan bersama dengan Tesla dan Trump Media, Coinbase termasuk dalam 10 saham teratas yang dibeli di Inggris pada 2024.

“Penggemar kripto akhirnya dapat keluar dari bayang-bayang tahun lalu, dengan kenaikan rekor bitcoin yang bertepatan dengan dukungan Presiden Terpilih AS Donald Trump untuk sektor itu,” ujar Analis Robinhood UK, Dan Lane.

Ia menambahkan, Elon Musk menjadi penasihat pro-kripto dan pimpinan SEC Paul Atkins, pemerintahan baru tampaknya akan mengantar empat tahun yang jauh lebih bersahabat bagi penggemar kripto.

d.Palantir (PLTR)

Perusahaan perangkat lunak analisis data Palantir adalah saham lain yang dianggap sebagai Trump trade menyusul reli setelah pemilihan umum (pemilu).

Saham Palantir melonjak 293 persen selama setahun terakhir saja. Lonjakan saham itu seiring investor bertaruh pada pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi saat Donald Trump kembali berkuasa.

Kepada Yahoo Finance, Portfolio Manager Rational Equity Armor Fund, Joe Tigay memilih saham Palantir, Tesla dan raksasa e-commerce Amazon sebagai tiga saham pilihannya yang dapat naik di bawah masa jabatan kedua Trump.

Tigay menggambarkan Palantir sebagai inovasi perangkat lunak dunia kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Ia menuturkan, perusahaan itu mengalami peningkatan yang signifikan setelah pemilu, menerima banyak bisnis pemerintah yang memiliki produk yang tepat untuk menerapkan AI.

e.Saham Magnificent 7

Elon Musk bukan satu-satunya CEO dari perusahaan teknologi Magnificent 7 yang ingin menjalin hubungan lebih erat dengan Donald Trump sebelum ia kembali menjabat.

CEO Meta Mark Zuckerberg tampaknya berusaha membangun hubungan yang lebih kuat dengan Donald Trump. Hal ini seiring perusahaan media sosial itu merupakan salah satu perusahaan teknologi besar yang telah berkomitmen menyumbangkan USD 1 juta untuk dana pelantikan presiden terpilih tersebut.

Meta juga mengumumkan pekan lalu kalau telah menunjuk CEO Ultimate Fighting Championship Dana White yang berkampanye untuk Donald Trump, sebagai salah satu dari tiga anggota dewan baru. Selain itu, meta menuturkan akan hentikan program US fact-checking di Facebook dan Instagram.

Direktur Pelaksana Wedbush Securities, Dan Ives menuturkan, saham Nvidia, Microsoft, Tesla dan Alphabet termasuk di antara lima pemenang teknologi teratas untuk 2025.

Dalam sebuah catatan kepada klien, Ives memperkirakan saham teknologi akan naik 25 persen pada 2025.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya