Jos! Laba Bersih Pam Mineral Melonjak 1.081,25% pada 2024

Di tengah penurunan permintaan nikel di Indonesia, Pam Mineral berhasil meningkatkan volume penjualan nikel dari tahun lalu sebesar 1.848.007,82 mt menjadi sebesar 2.300.914,78 mt.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 26 Mar 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 17:00 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta PT Pam Mineral Tbk (NICL) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, Pam Mineral yang merupakan emiten sektor pertambangan yang dikendalikan oleh Christopher Sumasto Tjia (Beneficial Owner) lewat PT PAM Metalindo itu berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,44 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 26,37% dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya sebesar Rp 1,14 triliun.

Di tengah penurunan permintaan nikel di Indonesia, perseroan berhasil meningkatkan volume penjualan nikel dari tahun lalu sebesar 1.848.007,82 mt menjadi sebesar 2.300.914,78 mt.

Di samping itu, Perseroan juga berhasil melakukan efisiensi biaya produksi sehingga mengakibatkan Laba Kotor Perseroan meningkat tajam dari Rp 136,66 miliar menjadi Rp 517,26 miliar pada 2024.

Alhasil, perseroan mampu mencetak marjin laba kotor yang tinggi pada tahun 2024 sebesar 35,86%, tumbuh melesat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 11,97%.

Harga Nikel Turun

Kendati kondisi industri nasional yang kurang menguntungkan, di mana harga acuan nikel domestik sejak semester kedua tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 9,19%, Perseroan tetap optimis dan mampu mengatasi tantangan tersebut.

"Pada tahun 2024, Perseroan telah mendapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) periode 2024-2026 dengan total volume penjualan yang telah disetujui sebesar 7.000.000 WMT. Perseroan berhasil menggenjot produksi dan meningkatkan volume penjualan sesuai dengan kapasitas RKAB. Selain itu juga Perseroan berhasil melakukan efisiensi biaya produksi," kata Direktur Utama PT Pam Mineral Tbk, Ruddy Tjanaka dalam keterangan resmi, Rabu (26/3/2025).

Sejalan dengan peningkatan laba kotor, laba usaha Perseroan juga meroket dari sebelumnya hanya sebesar Rp 45,16 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp 414,10 miliar pada tahun 2024 atau meningkat sangat signifikan sebesar 816,88%.

Selain disebabkan oleh naiknya volume penjualan, hal ini juga disebabkan adanya efisiensi pada beban umum dan administrasi.

 

Promosi 1
Laba Melonjak 1.081,25% pada 2024

Laba Melonjak 1.081,25% pada 2024

PT PAM Mineral Tbk
Ilustrasi pertambangan.... Selengkapnya

Dengan efisiensi biaya yang dilakukan perseroan dan peningkatan volume penjualan, laba tahun berjalan perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung tajam sebesar 1.081,25% yoy. Di mana pada 2023, laba perseroan hanya tercatat sebesar Rp 26,92 miliar, sementara pada 2024 mencapai Rp 318,04 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi 29,90 dari sebelumnya 2,65 per saham

Perseroan memiliki dua Izin Usaha Pertambangan (IUP) tambang nikel di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah seluas 198 Ha melalui Perseroan, dan seluas 576 Ha di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara melalui Entitas Anak Perseroan yaitu PT Indrabakti Mustika (IBM).

Pada tahun 2024, Perseroan terus melaksanakan eksplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi cadangan mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk.

Diversifikasi produk dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentase kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (Low Grade, Middle Grade, dan High Grade). Perseroan melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.

Saat ini, sumber daya daerah IUP Perseroan adalah sebesar 12,771 Juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,20%. Sedangkan sumber daya daerah IUP Entitas Anak, IBM adalah sebesar 74,497 Juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,10%.

 

Total Aset

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dari sisi Neraca, Perseroan mencatatkan Total Aset pada tahun 2024 sebesar Rp 1,05 triliun atau tumbuh sekitar 22,56% dibandingkan dengan Total Aset pada tahun 2023 yaitu sebesar Rp 856,83 miliar.

Di sisi lain, Rasio Utang terhadap Ekuitas Perseroan pada tahun 2024 tercatat hanya sebesar 19,58% hal ini menggambarkan bahwa Perseroan memiliki kondisi balance sheet yang sangat sehat. Perseroan juga tidak memiliki utang bank. Sementara, untuk Total Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dari Rp 745,47 miliar menjadi Rp 878,18 miliar pada tahun 2024, hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba Perseroan yang sangat signifikan.

“Kami cukup optimis atas pencapaian Perseroan di tahun 2024, karena berhasil meningkatkan kinerja operasional dan kinerja keuangan tanpa adanya beban utang Bank.” kata Ruddy.

Pada tahun 2025 ini, terdapat katalis positif yang mampu menggerakan peningkatan harga nikel untuk ke depannya. Proyeksi tersebut didasari oleh penutupan tambang komoditas nikel di beberapa negara produsen yang memiliki biaya produksi tinggi seperti Australia, Filipina dan sejumlah negara di Eropa sehingga pasokan nikel dunia akan mengalami pengurangan dan diharapkan mampu mengerek harga nikel.

Ke depannya, diperkirakan permintaan nikel dunia akan meningkat seiring dengan kebutuhan kendaraan listrik dan baja nirkarat, hal ini menguntungkan Indonesia sebagai produsen nikel terbesar, ditambah dengan rencana beberapa negara untuk melakukan hilirisasi industri nikel domestik perseroan.

Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya