Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat peningkatan produksi dan pengiriman nikel dalam matte sepanjang 2024. Produksi nikel matte mencapai 71.311 metrik ton (t), melampaui target tahunan sebesar 70.805 t. Capaian itu juga lebih tinggi 1% dibandingkan capaian 2023 yang sebesar 70.728 t.
Sementara itu, volume penjualan pada 2024 mencapai 72.625 t, meningkat 2% dibandingkan tahun sebelumnya dan 8% secara kuartalan (kuartal IV 2024 dibandingkan kuartal III 2024). Peningkatan volume penjualan ini turut mendorong kinerja keuangan PT Vale.
Advertisement
Baca Juga
EBITDA Perseroan pada kuartal IV 2024 tercatat sebesar USD 54,1 juta, naik 15% dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, EBITDA tercatat di angka USD 225,9 juta. CEO dan Presiden Direktur PT Vale, Febriany Eddy, menyatakan bahwa 2024 merupakan tahun yang penuh dengan pertumbuhan dan transformasi bagi perusahaan.
Advertisement
"Tahun 2024 adalah perjalanan luar biasa yang sarat dengan pencapaian, tantangan, dan pelajaran berharga. Kami merayakan keberhasilan yang telah diraih serta terus mengevaluasi tantangan yang masih ada di depan. Tahun ini merupakan periode pertumbuhan, adaptasi, serta transformasi menuju masa depan yang lebih baik," ujar Febriany dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (26/2/2025).
Salah satu pencapaian besar PT Vale pada 2024 adalah penyelesaian proses divestasi. Febriany menegaskan, divestasi ini tidak hanya memenuhi ketentuan regulasi, tetapi juga memperkuat hubungan strategis dengan Pemerintah Indonesia serta pemangku kepentingan utama seperti MIND ID, Vale Canada Limited, dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd.
Masuki Era Baru
“Momentum ini membawa PT Vale memasuki era baru dalam tata kelola perusahaan, mengadopsi praktik terbaik sebagai perusahaan publik. Ke depan, kami akan terus meninjau dan meningkatkan efisiensi proses serta sistem bisnis kami,” tambahnya.
Selain itu, PT Vale juga memperoleh perpanjangan izin operasional menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa pelepasan lahan, yang dinilai sebagai tonggak penting bagi keberlanjutan bisnis perusahaan. Menurut Febriany, hal itu menegaskan kepercayaan Pemerintah Indonesia kepada PT Vale sebagai mitra strategis dalam pengembangan sumber daya nikel.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pemrosesan hilir dan menerapkan praktik penambangan berkelanjutan, sesuai dengan visi Indonesia dalam pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab," ujar Febriany.
Advertisement
Efisiensi Biaya dan Laba Bersih
Di tengah tantangan biaya pemisahan dari Vale Base Metal pasca divestasi, PT Vale berhasil menekan biaya tunai penjualan per unit menjadi USD 9.374 per ton pada 2024. Angka ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir, dibandingkan dengan USD 10.034 per ton pada 2023 dan USD 11.201 per ton pada 2022.
Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar USD 6,7 juta pada kuartal IV 2024, sementara laba bersih sepanjang tahun mencapai USD 57,8 juta. Setelah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi dari nilai wajar aset derivatif, laba bersih yang dinormalisasi tercatat sebesar USD 14,6 juta pada kuartal IV 2024 dan USD 73,3 juta secara tahunan.
Pengelolaan Energi dan Investasi
Pada kuartal IV 2024, konsumsi HSFO dan diesel masing-masing turun 15% dan 10%, sementara penggunaan batu bara meningkat 22% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Penurunan konsumsi HSFO dan diesel turut menekan biaya produksi, dengan harga rata-rata HSFO dan batu bara masing-masing turun 5% dan 4% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Selama 2024, PT Vale mengalokasikan belanja modal sebesar USD 332,1 juta, yang difokuskan pada pertumbuhan dan pemeliharaan aset. Hingga 31 Desember 2024, saldo kas Perseroan tercatat sebesar USD 674,7 juta, yang mencerminkan fundamental keuangan yang kuat untuk mendukung strategi bisnis dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham di 2025.
