Listing Kelabu, Saham Saratoga Terjun Bebas 17%

Di tengah IHSG yang terbang 168 poin, saham perusahaan investasi Sandiaga Uno, Saratoga Investama justru nyungsep di listing perdananya.

oleh Syahid Latif diperbarui 26 Jun 2013, 16:40 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2013, 16:40 WIB
ihsg-jalan-130618c.jpg
Awan kelabu tampaknya tengah menaungi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, perusahan investasi milik orang terkaya Indonesia Sandiaga Uno. Di tengah indeks harga saham gabungan (IHSG) yang melesat tertinggi di kawasan Asia Pasifik, SRTG justru terpuruk di zona merah.

Hingga sesi post-closing perdagangan Bursa Efek Indonesia, Rabu (26/6/2013), saham perdana Saratoga yang dilepas di harga Rp 5.500 per saham, tercatat ambruk 950 poin (17,27%) ke level 4.550. penurunan tajam ini sekaligus memasukan SRTG dalam daftar top gainer IHSG kali ini.  

Sepanjang perdagangan saham, saham perusahaan investasi ini berkutat di zona merah dan hanya mampu mencetak level tertinggi di harga perdananya atau Rp 5.500.

Transaksi perdagangan saham SRTG tercatat sebanyak 4.105 kali dengan volume saham mencapai 49.010 saham. Nilai transaksi jual beli saham ini mencapai Rp 119,6 miliar.

Investor asing menjadi pelaku utama dari pelemahan harga saham Saratoga dengan menjual efek hingga Rp 210,4 miliar. Sementara pemodal lokal masih mencatat nett buy hingga Rp 43,3 miliar.

Pialang PT CIMB Securities Indonesia dengan kode YU tercatat menjadi penjual terbanyak saham perusahaan Sandiaga Uno ini dengan volume 9.164 dan nilai Rp 22,8 miliar.

Sementara UBS Securities Indonesia menjadi penampung saham SRTG yang tengah ambruk dengan mengoleksi saham sebanyak 19.200 senilai Rp 47,1 miliar.

Seperti diketahui,  pada perdagangan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) terus merosot dan berada di zona merah.

Ketika pasar dibuka saham milik pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaja itu langsung merah. Saham emiten berkode SRTG yang dijual Rp 5.500, saat pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, Rabu (26/6/2013) turun Rp 200 atau 3,64% menjadi Rp 5.300 per saham.

Penurunan tersebut ternyata terus berlanjut di menit-menit berikutnya. Bahkan setelah 1 jam perdagangan, penurunannya lebih dalam lagi hingga dua digit. Tepatnya pada pukul 10.06 WIB, saham Saratoga anjlok hingga 12,27% atau turun Rp 675 menjadi Rp 4.825.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menyebut pencatatan saham Saratoga sebagai yang terburuk tahun ini. Hal itu disebabkan besarnya penurunan harga saham di pasar dibandingkan harga penawaran awal.

"Pada pencatatan saham perdana ada juga yang turun. Tapi kalau yang terparah tahun ini ya Saratoga, karena nilai nominalnya anjlok paling dalam sampai Rp 650 per saham," kata Reza saat berbincang dengan Liputan6.com.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya