PT J Resources Nusantara Tbk (PSAB) dan anak usaha mendapatkan fasilitas pinjaman sekitar US$ 275 juta dari sejumlah lembaga keuangan bank pada 14 November 2013.
Fasilitas pinjaman itu berasal dari Indonesia Eximbank, Qatar National Bank SAQ, PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank ICBC Indonesia. Bila dirupiah dengan memakai kurs tengah BI pada Senin (18/11/2013), pinjaman yang didapatkan sekitar Rp 3,19 triliun.
Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu hingga akhir tahun 2017. Dana fasilitas pinjaman itu digunakan untuk pelunasan sisa fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Indonesia Eximbank.
Selain itu, pinjaman digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi emas di Bakan, Sulawesi, Seruyung (Kalimantan), dan peningkatan produksi emas di Penjom, Malaysia. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke BEI, Senin pekan ini.
Perseroan bergerak di bidang pertambangan emas. Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 April 2003. Pemegang saham perseroan antara lain J Resources Mining Limited mencapai 94,6% dan publik kurang dari 5% sekitar 5,4%.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), anak usaha perseroan menandatangani secured facility agreement dengan CIMB Niaga pada 2 Oktober 2012 senilai US$ 135 juta dari CIMB Niaga.
Pinjaman itu terbagi atas empat tranche dengan fasilitas masing-masing sebesar US$ 90 juta tranche A, US$ 15 juta tranche B, US$ 25 juta tranche C, dan US$ 5 juta tranche D. Masing-masing pinjaman dikenakan bunga sekitar 7%.
Selain itu, perseroan mencatatkan pendapatan usaha turun menjadi US$ 65,22 juta hingga September 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 108,91 juta.
Perseroan mengalami rugi bersih sekitar US$ 16,6 juta hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 untung senilai US$ 75,2 juta.
Total liabilitas perseroan naik menjadi US$ 478,94 juta pada 30 September 2013 dari posisi 31 Desember 2012 senilai US$ 288,69 juta. Ekuitas perseroan turun menjadi US$ 268,3 juta pada 30 September 2013. (Ahm)
Fasilitas pinjaman itu berasal dari Indonesia Eximbank, Qatar National Bank SAQ, PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank ICBC Indonesia. Bila dirupiah dengan memakai kurs tengah BI pada Senin (18/11/2013), pinjaman yang didapatkan sekitar Rp 3,19 triliun.
Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu hingga akhir tahun 2017. Dana fasilitas pinjaman itu digunakan untuk pelunasan sisa fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Indonesia Eximbank.
Selain itu, pinjaman digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi emas di Bakan, Sulawesi, Seruyung (Kalimantan), dan peningkatan produksi emas di Penjom, Malaysia. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke BEI, Senin pekan ini.
Perseroan bergerak di bidang pertambangan emas. Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 April 2003. Pemegang saham perseroan antara lain J Resources Mining Limited mencapai 94,6% dan publik kurang dari 5% sekitar 5,4%.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), anak usaha perseroan menandatangani secured facility agreement dengan CIMB Niaga pada 2 Oktober 2012 senilai US$ 135 juta dari CIMB Niaga.
Pinjaman itu terbagi atas empat tranche dengan fasilitas masing-masing sebesar US$ 90 juta tranche A, US$ 15 juta tranche B, US$ 25 juta tranche C, dan US$ 5 juta tranche D. Masing-masing pinjaman dikenakan bunga sekitar 7%.
Selain itu, perseroan mencatatkan pendapatan usaha turun menjadi US$ 65,22 juta hingga September 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 108,91 juta.
Perseroan mengalami rugi bersih sekitar US$ 16,6 juta hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 untung senilai US$ 75,2 juta.
Total liabilitas perseroan naik menjadi US$ 478,94 juta pada 30 September 2013 dari posisi 31 Desember 2012 senilai US$ 288,69 juta. Ekuitas perseroan turun menjadi US$ 268,3 juta pada 30 September 2013. (Ahm)