Berita bahwa pemerintah merestui PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dalam rapat yang berlangsung di Jakarta pada 7 Januari 2014 cukup mengejutkan. Meski akhirnya Menteri BUMN Dahlan Iskan bilang belum ada keputusan final namun perlahan-lahan sentimen tersebut telah membuat saham perusahaan gas pelat merah ini tergerus.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/1/2014) mencatat harga saham PGN yang berkode PGAS hingga perdagangan pukul 11.00 WIB terus bergerak melemah sejak munculnya isu akuisisi oleh Pertamina.
Seperti diketahui, risalah rapat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama dewan direksi dan komisaris Pertamina pada 7 Januari 2014 menyatakan penyatuan PT Pertagas dengan PGN sebagai langkah terbaik.
Skenario yang diinginkan Pertamina adalah memerjerkan anak perusahaan Pertagas dan PGN yang selanjutnya menjadi anak perusahaan Pertamina.
Pada Rabu pagi ini, PGAS sempat dibuka menguat 45 poin ke level 4.465 per saham dan menyentuh level tertingginya di posisi 4.475 per saham. Seiring berlalunya transaksi perdagangan, saham PGAS terus bergerak dalam tren melemah dan menyentuh level terendah 4.350 per saham.
Data terbaru hingga perdagangan pukul 11.00 WIB, harga saham PGAS telah terkoreksi 50 poin ke level 4.370 per saham. Pada penutupan awal pekan lalu, PGAS ditutup di level 4.420 atau turun 15 poin.
Sebelum munculnya isu akuisisi Pertamina, harga saham PGAS sebetulnya masih dalam tren menguat. Dalam sepekan sebelumnya, (6-10 Januari 2014), harga saham PGAS tercatak menguat 35 poin ke level 4.435 per saham.
Sejumlah analis menilai, kabar pemerintah memberikan lampu hijau kepada PT Pertamina mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah mempengaruhi pergerakan saham PGAS pada awal pekan ini.
Ada kekhawatiran pelaku pasar, rencana akuisisi itu dapat mempengaruhi kepemilikan saham publik yang beredar di bursa. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham perseroan antara lain pemerintah sebesar 56,96% dan publik kurang dari lima persen sebesar 43%.
"Dengan akuisisi itu akan membuat kepemilikan saham di publik menjadi terdilusi sehingga direspon negatif oleh pelaku pasar," ujar Kepala Riset PT Samuel Sekuritas, Adrianus Bias, saat dihubungi Liputan6.com.
Di tengah wacana pengambilalihan PGN oleh Pertamina, pelaku pasar kini justru dibuat bingung. Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah mengetahui adanya rapat yang menyetujui rencana akuisisi tersebut.
"Saya nggak tahu, nggak taho soal rapat itu," katanya singkat.
Pengamat BUMN yang juga mantan sekretaris kementerian BUMN, M Said Didu menilai wacana akuisisi PGN oleh Pertamina tak bisa cepat terealisasi. Terlebih lagi, rencana akuisisi dan merger BUMN merupakan wewenang dari Menteri Keuangan. "Itu sudah ada di PP Nomor 41 Tahun 2003," jelasnya.
Meski mendapatkan persetujuan dari Menkeu, pemerintah juga tak bisa begitu saja meminta Pertamina mencaplok saham PGN. Pemerintah harus meminta persetujuan dari DPR terkait status PGN yang bakal berubah menjadi non BUMN usai akuisisi tersebut.(Shd)
Baca Juga:
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/1/2014) mencatat harga saham PGN yang berkode PGAS hingga perdagangan pukul 11.00 WIB terus bergerak melemah sejak munculnya isu akuisisi oleh Pertamina.
Seperti diketahui, risalah rapat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama dewan direksi dan komisaris Pertamina pada 7 Januari 2014 menyatakan penyatuan PT Pertagas dengan PGN sebagai langkah terbaik.
Skenario yang diinginkan Pertamina adalah memerjerkan anak perusahaan Pertagas dan PGN yang selanjutnya menjadi anak perusahaan Pertamina.
Pada Rabu pagi ini, PGAS sempat dibuka menguat 45 poin ke level 4.465 per saham dan menyentuh level tertingginya di posisi 4.475 per saham. Seiring berlalunya transaksi perdagangan, saham PGAS terus bergerak dalam tren melemah dan menyentuh level terendah 4.350 per saham.
Data terbaru hingga perdagangan pukul 11.00 WIB, harga saham PGAS telah terkoreksi 50 poin ke level 4.370 per saham. Pada penutupan awal pekan lalu, PGAS ditutup di level 4.420 atau turun 15 poin.
Sebelum munculnya isu akuisisi Pertamina, harga saham PGAS sebetulnya masih dalam tren menguat. Dalam sepekan sebelumnya, (6-10 Januari 2014), harga saham PGAS tercatak menguat 35 poin ke level 4.435 per saham.
Sejumlah analis menilai, kabar pemerintah memberikan lampu hijau kepada PT Pertamina mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah mempengaruhi pergerakan saham PGAS pada awal pekan ini.
Ada kekhawatiran pelaku pasar, rencana akuisisi itu dapat mempengaruhi kepemilikan saham publik yang beredar di bursa. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham perseroan antara lain pemerintah sebesar 56,96% dan publik kurang dari lima persen sebesar 43%.
"Dengan akuisisi itu akan membuat kepemilikan saham di publik menjadi terdilusi sehingga direspon negatif oleh pelaku pasar," ujar Kepala Riset PT Samuel Sekuritas, Adrianus Bias, saat dihubungi Liputan6.com.
Di tengah wacana pengambilalihan PGN oleh Pertamina, pelaku pasar kini justru dibuat bingung. Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah mengetahui adanya rapat yang menyetujui rencana akuisisi tersebut.
"Saya nggak tahu, nggak taho soal rapat itu," katanya singkat.
Pengamat BUMN yang juga mantan sekretaris kementerian BUMN, M Said Didu menilai wacana akuisisi PGN oleh Pertamina tak bisa cepat terealisasi. Terlebih lagi, rencana akuisisi dan merger BUMN merupakan wewenang dari Menteri Keuangan. "Itu sudah ada di PP Nomor 41 Tahun 2003," jelasnya.
Meski mendapatkan persetujuan dari Menkeu, pemerintah juga tak bisa begitu saja meminta Pertamina mencaplok saham PGN. Pemerintah harus meminta persetujuan dari DPR terkait status PGN yang bakal berubah menjadi non BUMN usai akuisisi tersebut.(Shd)
Baca Juga:
Dahlan Bantah Pemerintah Restui Pertamina Akuisisi PGN
Merger PGN-Pertagas Ada di Tangan Menteri Keuangan?
Dahlan Restui Pertamina Caplok PGN, Hatta Rajasa Diabaikan?
Advertisement
Dicaplok Pertamina, PGN Cuma Bisa Pasrah
Pemerintah Restui Pertamina Caplok PGN