Valuasi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) selama ini masih menarik dengan rasio price to earning (P/E) 10 kali dan yield dividen lebih dari 5%. Belum lagi, pendapatan perseroan selama ini berbentuk dolar Amerik Serikat (AS).
Kemolekan valuasi PGAS ini mulai terganggu setelah sejumlah sentimen negatif bermunculan. Setelah isu open acces pipa gas, PGAS kini harus berhadap dengan kabar rencana pengambilalihan saham PGAS oleh PT Pertagas.
Sebagai informasi, Pertagas adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (persero).
Informasi yang beredar, Pertagas akan mengambil alih saham PGAS di harga premium sebesar lebih dari 25 kali dari rasio P/E.
"Kami memangkas target harga PGAS menjadi Rp 5.000 per saham," ungkap ulasan CLSA seperti diperoleh Liputan6.com.
CLSA menyatakan target baru tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan skenario 30% kemungkinan Pertamina mengambil alih saham PGAS (Rp 3.850 per saham) dan 70% kekhawatiran pasar (Rp 5.500 per saham).
"Kami tetap menilai saham menarik namun meningkatnya risiko membuat kami menurunkan target menjadi outperfome from buy (O-PF)," ungkap CLSA.
Bagi CLSA, rencana pengambilalihan PGAS oleh Pertagas dan menjadikan Pertamina sebagai pemegang saham mayoritas membuat prospek saham perusahaan gas pelat merah ini menjadi negatif bagi pemegang saham minoritas .
Bahkan CLSA memperkirakan jika aksi akuisisi tersebut benar-benar terwujud, hal itu akan membuat harga saham PGAS rata-rata menurun 12%.
Dalam kasus yang lebih parah, penurunan harga saham PGAS bakal menembus level 29%.(Shd)
Kemolekan valuasi PGAS ini mulai terganggu setelah sejumlah sentimen negatif bermunculan. Setelah isu open acces pipa gas, PGAS kini harus berhadap dengan kabar rencana pengambilalihan saham PGAS oleh PT Pertagas.
Sebagai informasi, Pertagas adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (persero).
Informasi yang beredar, Pertagas akan mengambil alih saham PGAS di harga premium sebesar lebih dari 25 kali dari rasio P/E.
"Kami memangkas target harga PGAS menjadi Rp 5.000 per saham," ungkap ulasan CLSA seperti diperoleh Liputan6.com.
CLSA menyatakan target baru tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan skenario 30% kemungkinan Pertamina mengambil alih saham PGAS (Rp 3.850 per saham) dan 70% kekhawatiran pasar (Rp 5.500 per saham).
"Kami tetap menilai saham menarik namun meningkatnya risiko membuat kami menurunkan target menjadi outperfome from buy (O-PF)," ungkap CLSA.
Bagi CLSA, rencana pengambilalihan PGAS oleh Pertagas dan menjadikan Pertamina sebagai pemegang saham mayoritas membuat prospek saham perusahaan gas pelat merah ini menjadi negatif bagi pemegang saham minoritas .
Bahkan CLSA memperkirakan jika aksi akuisisi tersebut benar-benar terwujud, hal itu akan membuat harga saham PGAS rata-rata menurun 12%.
Dalam kasus yang lebih parah, penurunan harga saham PGAS bakal menembus level 29%.(Shd)