Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menilai rencana aksi korporasi akuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) oleh PT Pertamina, salah satu opsinya melalui peleburan anak usaha Pertamina, PT Pertagas (Persero) dengan PGN akan berdampak pada pemegang saham minoritas.
Secara umum, aksi pengambilalihan tersebut justru dianggap tak berguna sama sekali. "Pemegang saham pengendalinya sama, maka tidak terjadi tender offer," kata Ketua AEI, Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Airlangga mendesak pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas untuk menggelar voting yang dihadiri pemegang saham minoritas. Kapitalisasi pasar PGN yang terus merosot dalam beberapa waktu terakhir menunjukan pasar merespon negatif rencana peleburan dua perusahaan itu.
"Ini aksi korporasi yang aneh karena biasanya kan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan dan pemegang saham pengendali yang akan diuntungkan dengan itu. Tapi nilai perusahaan malah turun bukan saja pemegang saham minoritas tapi juga pengendali. Jadi menurut saya ini langkah yang unik," pungkas Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut, akuisisi Pertamina terhadap PGN akan melalui dua tahapan.
"Opsi pertama, PGN membeli PT Pertagas (Persero) yang merupakan anak usaha dari Pertamina dan opsi kedua Pertamina langsung membeli PGN," jelas dia.
Dahlan menambahkan, restu pemegang saham dalam proses akuisisi tersebut supaya tidak ada lagi persinggungan sesama perusahaan pelat merah yang berkutat pada bisnis gas.
Menanggapi pernyataan mantan Direktur Utama PLN itu, Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto mengatakan, akuisisi PGN merupakan kewenangan penuh dari pemegang saham.
"Kami hanya mengkaji, tapi keputusan ada di tangan pemegang saham. Kalau sudah diputuskan, kami sebagai direksi tinggal mengikuti saja," tutur dia.(Ahm/Shd)
Baca Juga
PGN dan Pertagas Dimerger, Ini Reaksi PLN
Secara umum, aksi pengambilalihan tersebut justru dianggap tak berguna sama sekali. "Pemegang saham pengendalinya sama, maka tidak terjadi tender offer," kata Ketua AEI, Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Airlangga mendesak pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas untuk menggelar voting yang dihadiri pemegang saham minoritas. Kapitalisasi pasar PGN yang terus merosot dalam beberapa waktu terakhir menunjukan pasar merespon negatif rencana peleburan dua perusahaan itu.
"Ini aksi korporasi yang aneh karena biasanya kan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan dan pemegang saham pengendali yang akan diuntungkan dengan itu. Tapi nilai perusahaan malah turun bukan saja pemegang saham minoritas tapi juga pengendali. Jadi menurut saya ini langkah yang unik," pungkas Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut, akuisisi Pertamina terhadap PGN akan melalui dua tahapan.
"Opsi pertama, PGN membeli PT Pertagas (Persero) yang merupakan anak usaha dari Pertamina dan opsi kedua Pertamina langsung membeli PGN," jelas dia.
Dahlan menambahkan, restu pemegang saham dalam proses akuisisi tersebut supaya tidak ada lagi persinggungan sesama perusahaan pelat merah yang berkutat pada bisnis gas.
Menanggapi pernyataan mantan Direktur Utama PLN itu, Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto mengatakan, akuisisi PGN merupakan kewenangan penuh dari pemegang saham.
"Kami hanya mengkaji, tapi keputusan ada di tangan pemegang saham. Kalau sudah diputuskan, kami sebagai direksi tinggal mengikuti saja," tutur dia.(Ahm/Shd)
Baca Juga
PGN dan Pertagas Dimerger, Ini Reaksi PLN