Liputan6.com, Los Angeles The Act of Killing, film dokumentasi yang juga dikenal juga dengan judul Jagal harus berpuas diri hanya sebatas masuk nominasi film dokumenter terbaik pada ajang penghargaan Academy Awards 2014.
Seperti yang dilansir dari The Guardian belum lama ini, walaupun harus kalah dari 20 Feet from Stradom pada Oscar tahun ini, Joshua Oppenheimer, sutradara dari film The Act of Killing mengaku tidak berkecil hati.
“Saya sejujurnya merasa kami sebenarnya sudah menang,” ujar Oppenheimer. “Film ini telah memunculkan satu tingkat perubahan di Indonesia, lebih dari apa yang sempat kami harapkan tiga tahun lalu. Kami tidak membuat film ini untuk meraih Oscar, namun untuk membuka kemungkinan-kemungkinan atas perubahan,” sambungnya.
Advertisement
Bagi Joshua dan timnya, tantangan terbesar bukanlah mendapat piala. Joshua berkomentar bahwa misi yang sebenarnya adalah membuat orang-orang mau menonton film ini.
"Tantangan terbesar adalah agar orang-orang mau menonton film ini. Pada dasarnya, film ini akan membawa mereka merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan kebenaran yang menyakitkan," kata Joshua.
Di lain pihak, The Act of Killing atau Jagal memang telah menjadi pembicaraan di kalangan pembuat film. Banyak pengamat film yang mendukung bila The Act of Killing akan memenangkan Piala Oscar.
Lebih lanjut, film ini menceritakan tentang pembantaian massal di Indonesia saat konflik politik tahun 60-an yang terjadi antara militer dan sipil.