Hujan Lebat Iringi Kepergian Idris Sardi

Alam seakan ikut menangisi kepergian maestro biola Indonesia itu di pembaringan terakhirnya.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 28 Apr 2014, 18:05 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2014, 18:05 WIB
Idris Sardi Jago Biola dan Jadi Mahasiswa di Usia 10 Tahun
Dalam belajar musik, Idris hanya boleh main musik klasik dengan metode klasik pula. Ia dilarang ayahnya untuk mencoba musik lain.

Liputan6.com, Jakarta Prosesi pemakaman Idris Sardi sudah dilakukan di TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2014) sore. Usai dikebumikan, hujan langsung mengguyur dengan deras di areal pemakaman.

Alam seakan ikut menangisi kepergian maestro biola Indonesia itu di pembaringan terakhirnya. Pusara mendiang ayah kandung aktor Lukman Sardi pun dibanjiri doa serta lantunan ayat suci Al Qur'an.

Usai pemakaman, Lukman Sardi pun mengucapkan terima kasih dari para pelayat yang sudah mengantar jenazah ayahnya dari rumah duka menuju pemakaman. Ia begitu takjub melihat banyaknya pelayat yang hadir dalam pemakaman.

"Ini buktikan Papa sebagai orang besar dan dihormati. Aku takjub banyak perhatian teman-teman juga. Aku sempat bilang tadi 'Papa lihat ini loh Pa, kerjaan Papa nggak sia-sia," kata Lukman usai memakamkan ayahnya.

Lukman mengenang ayahnya sebagai sosok yang keras dan disiplin. Berkat bimbingan Idris pula, Lukman bisa merasakan kesuksesan besar sebagai seorang aktor.

Seperti diketahui, Idris Sardi menutup mata pada Senin (28/4/2014) pagi pukul 07.25 WIB tepat di hari ulang tahunnya ke-76. Pemain biola berjuluk Bocah Ajaib ini meninggal karena sesak napas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya