Liputan6.com, Jakarta Film besutan LifeLike Pictures, Tabula Rasa merupakan film yang mengangkat tentang kekayaan kuliner Indonesia.
Film yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo bercerita tentang kerinduan dan memori rasa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai sutradara, Adriyanto merasa sangat tertarik untuk menggarap film ini. Sejak awal ia terpikat usai membaca skenario yang dibuat Tumpal Tampubolon.
Advertisement
"Ada dua hal yang saya suka, pertama ini menceritakan tentang perantau, saya perantau, jadi saya merasa dekat dengan cerita ini," kata Adriyanto saat jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (18/9/2014).
Yang kedua, Adriyanto menambahkan, film ini menceritakan tentang makanan. Di Indonesia sendiri belum pernah ada sebuah film yang mengangkat tentang cita rasa kuliner Tanah Air.
"Di setiap negara minimal ada satu film tentang makanan, dan di Indonesia belum ada, tidak seperti di negara lain, seperti Jepang, Korea, China, yang sudah memiliki film tentang kuliner, kalau di Eropa sudah banyak," jelasnya.
Dalam film tersebut bercerita tentang seorang lelaki asal Serui, Papua, yang bernama Hans yang dibintangi oleh Jimmy Kobogau. Dia memiliki cita-cita ingin menjadi pesepakbola profesional.
Mimpi Hans hampir menjadi kenyataan ketika ia direkrut oleh sebuah klub sepakbola asal Jakarta. Namun nasib berkata lain, ketika sampai di Jakarta dirinya terbekap cedera dan pihak klub menerlantarkannya.
Di tengah keputusasaan Hans, akhirnya dia bertemu dengan Mak yang diperankan oleh Dewi Irawan seorang pemilik rumah makan Padang (Lapau). Kemudian Mak mengajak Hans untuk datang ke Lapaunya dan memberikan semangkuk gulai ikan kepala kakap.
Kehadiran Hans mendapat penolakan dari Parmanto sebagai juru masak yang dilakoni oleh Yayu Unru, dan Natsir oleh Ozzol Ramdan sebagai pelayan rumah makan. Lalu seperti apakah cerita selanjutnya? Tabula Rasa akan tayang serentak pada 25 September 2014. (Fac/Ade)