Ouija, Kutukan Papan Pemanggil Arwah yang Mematikan

Ouija mengetengahkan misteri sebuah papan pemanggil arwah yang jika di Indonesia serupa dengan permainan Jelangkung.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 29 Okt 2014, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2014, 21:00 WIB
Ouija, Kutukan Papan Pemanggil Arwah yang Mematikan
Ouija mengetengahkan misteri sebuah papan pemanggil arwah yang jika di Indonesia serupa dengan permainan Jelangkung.

Liputan6.com, Los Angeles Film horor selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya di seluruh dunia, terutama yang memiliki banyak unsur misteri di dalamnya. Salah satunya adalah Ouija yang diproduseri oleh Jason Blum dan Michael Bay.

Diarahkan oleh sutradara Stiles White, Ouija mengetengahkan misteri sebuah papan pemanggil arwah yang jika di Indonesia serupa dengan permainan Jelangkung. Lalu apakah Ouija berpotensi memuaskan para pecinta horor?

Sebelum ke situ, perlu diketahui juga garis besar cerita film ini. Kisah dibuka dengan tewasnya seorang gadis bernama Debbie (Shelley Hennig) secara misterius setelah merekam dirinya saat sedang bermain dengan papan Ouija.



Tewasnya Debbie membuat teman-teman dekatnya mencoba untuk menginvestigasi kematian misteriusnya. Salah satunya adalah Laine (Olivia Cooke) yang pada akhirnya menemukan papan Ouija milik Debbie saat Laine mengunjungi rumahnya.

Laine kemudian mendesak teman-temannya untuk mengikuti ritual menggunakan papan Ouija dengan harapan bisa memanggil arwah Debbie. Sehingga, mereka pun bisa mengetahui penyebab tewasnya Debbie secara langsung dari arwahnya.

Setelah melakukan ritual di rumah Debbie, mereka tiba-tiba dihampiri oleh sesosok arwah yang langsung menggerakkan penunjuk huruf di atas papan Ouija tersebut. Saat ditanya siapa arwah yang datang, tiba-tiba penunjuk tulisan langsung mengarah ke huruf 'D'.



Mereka pun mengambil kesimpulan bahwa arwah Debbie telah menemui mereka. Sayangnya, mereka masih dibuat penasaran oleh karena arwah yang mereka anggap Debbie tidak memberitahu penyebab kematiannya.

Alhasil, semuanya malah mencoba ritual tersebut secara terus-terusan hingga pada akhirnya Laine dan teman-temannya dihantui oleh arwah gentayangan yang berpotensi mengancam nyawa mereka. Setelah mereka menemukan kenyataan yang di luar dugaan, akhirnya kelima sahabat itu pun langsung mencari cara untuk menyelesaikan kutukan arwah itu.

Pada akhirnya, Laine dan teman-temannya berhasil menyelesaikan masalahnya. Akan tetapi, tindakan yang mereka anggap sudah tepat malah menjadi bumerang sendiri. Laine pun mau tak mau harus menghadapi permasalahannya sendiri hingga semuanya benar-benar berakhir.



Nasib tokoh dalam Ouija mengingatkan kita pada film-film horor slasher yang cukup menegangkan namun sangat kental dengan nuansa mistis. Sayangnya, Ouija yang terkesan dipaksakan untuk terlihat seperti Final Destination.

Misteri yang disajikan dalam Ouija cukup membuat penasaran meskipun pada akhirnya semua hal tersebut sangat mudah untuk ditebak. Terlebih lagi, alur yang ada dalam film ini berjalan dengan sangat lambat.

Satu hal lagi yang patut disayangkan di mata para pecinta horor adalah terlalu banyaknya adegan pertemanan antar tokohnya yang dikemas terlalu mirip dengan film-film bertema drama remaja.

Ouija memang bukanlah sebuah tontonan istimewa dan berpotensi mengecewakan para penggemar horor. Akan tetapi, bagi yang ingin mencari tontonan dengan banyaknya hal-hal misterius, tak ada salahnya untuk menjajal film satu ini. (Rul/Feb)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya