Liputan6.com, Jakarta Joko Anwar dikenal sebagai sutradara Indonesia dengan kemampuan meramu berbagai genre secara eksploratif dan cerdas, dari horor, thriller, hingga drama sosial-politik. Ia telah menghasilkan karya-karya yang tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga menuai pujian kritis, bahkan beberapa di antaranya menembus pasar internasional. Karya-karyanya identik dengan skenario padat, sinematografi kuat, dan pesan sosial yang tajam.
Tahun 2025, ia kembali mengejutkan industri perfilman tanah air dengan film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri, yang dijadwalkan tayang 17 April 2025. Film ini hadir dengan nuansa thriller sosial yang kelam, membawa penonton menyelami kekerasan remaja dan ketegangan urban di Jakarta.
Baca Juga
Dari film debutnya hingga karya terbarunya, berikut adalah delapan film terbaik Joko Anwar yang memperlihatkan evolusi artistik dan keberaniannya dalam bercerita, dirangkum Liputan6, Minggu (13/4).
Advertisement
Jakarta Undercover (2007)
Film ini menjadi debut panjang Joko Anwar sebagai penulis skenario yang kemudian diangkat oleh sutradara Lance Laggong, dan menawarkan cerita gelap tentang kehidupan malam ibu kota. Mengangkat isu prostitusi, kekerasan, dan identitas gender, film ini berkisah tentang Vicky, seorang transgender yang mencoba melindungi anak kecil dari bahaya lingkungan keras dunia malam Jakarta.
Film ini diperankan oleh Luna Maya, Lukman Sardi, dan Christian Sugiono, dan menciptakan diskursus publik atas keberaniannya menyentuh tema tabu dengan pendekatan sinematik realis. Jakarta Undercover memperkenalkan gaya penulisan Joko Anwar yang lugas dan emosional, dengan penggambaran kehidupan urban yang keras tanpa filter.
"How is Jakarta at midnight? You will find it out in this movie." tulis laman IMDB yang memuat informasi tentang film, serial TV, podcast, video rumahan, dan game.
Advertisement
A Copy of My Mind (2015)
A Copy of My Mind memperlihatkan sisi romantis sekaligus politis dari Joko Anwar dalam balutan drama kehidupan kelas bawah di Jakarta. Film ini menceritakan tentang Sari (Tara Basro), seorang terapis salon yang jatuh cinta dengan Alek (Chicco Jerikho), seorang penerjemah film bajakan, yang tanpa sengaja terseret konflik politik berbahaya karena sebuah rekaman.
Film ini diputar di Venice Film Festival dan Toronto International Film Festival, membawa Joko ke panggung dunia. Dengan dialog natural dan visual yang intim, film ini menangkap denyut kota dan kontradiksi sosialnya secara sangat manusiawi dan menyentuh.
Pengabdi Setan (2017)
Remake dari film horor legendaris tahun 1980, Pengabdi Setan menjadi titik balik karier Joko Anwar yang mencatatkan box office luar biasa. Mengisahkan keluarga miskin yang tinggal di rumah tua angker setelah sang ibu meninggal, film ini menekankan horor atmosferik melalui musik mencekam dan sinematografi gelap.
Film ini diperankan oleh Tara Basro, Bront Palarae, dan Ayu Laksmi, dan dipuji karena membawa horor Indonesia ke level internasional. Pengabdi Setan juga memperkenalkan kembali horor sebagai genre utama di perfilman lokal dengan pendekatan yang elegan dan berkelas.
Advertisement
Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Dikenal juga sebagai Impetigore, film ini mengisahkan Maya (Tara Basro), seorang perempuan yang pulang ke kampung halamannya dan menemukan fakta kelam tentang masa lalu keluarganya. Film ini merupakan thriller horor psikologis yang mengangkat mitos pedesaan dengan balutan visual estetik yang kuat.
Film ini mewakili Indonesia dalam ajang Oscar 2021 kategori Best International Feature dan mendapat banyak pengakuan internasional. Dengan alur yang perlahan membangun teror, Perempuan Tanah Jahanam adalah salah satu film Joko Anwar yang paling matang dari sisi produksi dan narasi.
Pengabdi Setan 2: Communion (2022)
Sekuel dari film horor suksesnya ini membawa penonton ke dunia yang lebih luas dan terstruktur dengan latar rumah susun yang menyeramkan. Kisahnya melanjutkan misteri keluarga pengabdi setan dengan skala konflik lebih besar dan intensitas teror lebih tinggi.
Pemeran utama seperti Tara Basro, Bront Palarae, dan Endy Arfian kembali tampil memikat dalam kisah penuh konspirasi supernatural. Dengan lokasi syuting eksklusif di rumah susun terlantar, film ini menambah daftar film horor berkualitas dengan pendekatan lokasi yang sangat mendukung atmosfer menegangkan.
Advertisement
Gundala (2019)
Joko Anwar membuka jagat sinema superhero Indonesia melalui Gundala, adaptasi dari komik klasik karya Hasmi. Diperankan oleh Abimana Aryasatya, film ini menceritakan kisah Sancaka yang mendapat kekuatan petir dan bertransformasi menjadi pahlawan yang melawan ketidakadilan sosial.
Dengan dukungan aktor papan atas seperti Tara Basro, Bront Palarae, dan Lukman Sardi, Gundala menjadi fondasi Jagat Sinema Bumilangit. Film ini menuai pujian atas keseriusan produksinya dan membuktikan bahwa Indonesia mampu membuat film pahlawan super dengan standar internasional.
Siksa Kubur (2024)
Dirilis pada tahun 2024, Siksa Kubur memperlihatkan eksplorasi mendalam Joko Anwar terhadap ketakutan spiritual dan kehidupan setelah mati dalam konteks ajaran agama dan budaya. Film ini bercerita tentang Sita (Faradina Mufti), seorang perempuan yang mempertanyakan keyakinan tentang siksa kubur dan mengalami pengalaman spiritual menegangkan setelah kematian kakaknya.
Pemeran lainnya termasuk Reza Rahadian dan Muzakki Ramdhan. Dengan elemen horor religius yang filosofis, film ini menggabungkan ketegangan batin dan sinematografi simbolik, menjadikannya salah satu film horor Indonesia yang mengusik pemikiran sekaligus menakutkan.
Advertisement
Pengepungan di Bukit Duri (2025)
Film terbaru Joko Anwar ini mengangkat tema sosial gelap dengan latar sekolah bermasalah dan kekerasan remaja. Dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, dan Endy Arfian, film ini berkisah tentang Edwin, seorang guru yang menyusup ke sekolah keras demi mencari keponakannya yang hilang, namun terjebak dalam kekacauan saat para siswa memberontak.
Film ini memadukan genre aksi, kriminal, dan drama, dengan sinematografi kelam dan penggambaran distopia kota urban. Dirilis 17 April 2025, film ini hasil kolaborasi dengan Amazon MGM Studios dan membawa isu kekerasan remaja ke tengah perbincangan publik dengan pendekatan emosional dan visual yang kuat.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Film Karya Joko Anwar
Film apa saja yang disutradarai Joko Anwar?
Di antaranya: Jakarta Undercover, A Copy of My Mind, Pengabdi Setan, Perempuan Tanah Jahanam, Gundala, dan Pengepungan di Bukit Duri.
Apa film terbaru Joko Anwar 2025?
Pengepungan di Bukit Duri, tayang 17 April 2025 di bioskop seluruh Indonesia.
Film Joko Anwar mana yang masuk festival internasional?
A Copy of My Mind dan Perempuan Tanah Jahanam diputar di Venice, TIFF, hingga Oscar Submission.
Apakah Joko Anwar membuat film superhero?
Ya, ia menyutradarai Gundala, yang merupakan awal dari Jagat Sinema Bumilangit.
Apa ciri khas film Joko Anwar?
Cerita berlapis, sinematografi artistik, isu sosial tajam, dan eksplorasi genre seperti horor, thriller, hingga aksi.
Advertisement
