Film Jingga Lola Amaria Jadi Bahan Kajian di Jerman

Film ini berkisah tentang empat orang sahabat tuna netra.

oleh Aditia Saputra diperbarui 18 Okt 2016, 01:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2016, 01:00 WIB
[Bintang] Lola Amaria
Lola Amaria. foto: beranda.co.id

Liputan6.com, Jakarta Lola Amaria kembali membawa karyanya berkeliling Jerman. Setelah bulan lalu sukses diputar di Florence Italia, saat ini Film Jingga mulai diputar di beberapa kota di Jerman. Pemutaran pertama dilakukan di kota Bonn, Sabtu 15 Oktober 2016 di Rheinische Freidrich-Wilhelms Universitat Bonn, berlangsung sukses. Penonton yang kebanyakan dari kalangan kampus memuji film ini sebagai film yang wajib ditonton karena sangat berguna dan membantu perkembangan ilmu kedokteran.

Lola Amaria mengharumkan nama Indonesia di kancah International

"Ilmu kedokteran di dunia sudah sedemikian maju tapi saat melihat film ini mereka menyadari kemajuan itu masih sangat sedikit menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, mereka menjadi tertarik mendalami dunia psikologi keluarga disabel," kata Lola Amaria yang hadir saat pemutaran melalui pesan elektroniknya, Senin (17/10/2016).

Film ini berkisah tentang empat orang sahabat tuna netra. Pemeran utamanya bernama Jingga (Hifzane Bob) baru saja divonis oleh dokter bahwa dia divonis buta. Karena buta ini, Jingga mulai bersekolah di SLB atau Sekolah Luar Biasa dan di sekolah inilah Jingga bertemu dengan tiga sahabatnya (Qausar Harta Yudana, Aula Assegaf dan Hany Valery) yang tuna netra semua.

Dalam film ini juga dikisahkan tentang perjuangan seorang Ibu yang tidak putus asa untuk bisa memotivasi anaknya, Jingga, untuk bisa tetap semangat dalam menjalani hidupnya walaupun Jingga buta. Cerita ini berlanjut pada persahabatan empat anak tuna netra tersebut yang tidak pernah putus asa.

"Saya merasa melalui film ini saya ingin menyampaikan sesuatu yang dipahami oleh setiap manusia bahwa kita semua memiliki kekurangan dan kita hidup bersama karena harus saling melengkapi. Di bagian dunia manapun, tidak ada satupun manusia yang sanggup hidup sendiri. Saya melihat penonton merasakan pesan yang sama," ujar Lola.

Pemutaran film Jingga di Bonn terasa istimewa karena dihadiri secara khusus mahasiswa dan dosen dari bidang studi kesehatan. "Menurut mereka Jingga adalah film yang bisa memberi banyak input mengenai kesehatan masyarakat. Bahkan mereka meminta ijin untuk menggunakan film ini untuk kajian khusus disabilitas," lanjut Lola.

Lola Amaria dalam peluncuran film Jingga

Pemutaran Film Jingga ini di Jerman ini didukung oleh beberapa lembaga nirlaba seperti BUGI, Watch Indonesia, Pidjar, Weitblivk, DIG, Engagement Global dan KED. Selain Bonn, film ini juga akan diputar di Koln, Hannover, Gottingen, Berlin dan Frankfurt.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya