Penyanyi Indonesia Ini Masuk Daftar 100 Tokoh Wanita Dunia

Karena aktivitasnya memperjuangkan kesetaraan gender, penyanyi Kartika Jahja masuk ke daftar BBC 100 Women 2016 bersama nama-nama besar.

oleh Godham Perdana diperbarui 23 Nov 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 16:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa media asal Inggris, BBC, kembali membuat daftar 100 tokoh wanita inspirasional dan berpengaruh. Daftar ini meliputi berbagai wanita dengan latar belakang pekerjaan, dari aktivis, penulis, atlet, hingga musikus dari seluruh dunia.

Dan Indonesia patut berbangga, karena telah menyumbangkan sosok wanita yang dianggap mumpuni dan masuk ke dalam daftar tersebut. Wanita tersebut adalah Kartika Jahja, seorang penyanyi asal Jakarta.

Karena aktivitasnya memperjuangkan kesetaraan gender, penyanyi Kartika Jahja masuk ke daftar BBC 100 Women 2016 bersama nama-nama besar.

BBC menyebut Kartika Jahja, atau akrab disapa Tika, sebagai "Penyanyi-pencipta lagu yang berjuang demi kesetaraan gender dengan lagu-lagunya."

Dalam laman tersebut juga disebutkan petikan ucapannya yang berbunyi "Ketidaksetaraan itu seperti polusi. Kita tidak sadar telah menghirupnya setiap hari, tetapi itu memasuki tubuh kita."

Dalam daftar tersebut, Tika berdampingan dengan nama-nama besar seperti Alicia Keys, Jane Elliott, Marne Levine, Winnie Harlow, dan Sunny Leone. Selain Tika, Indonesia juga menyumbangkan Dwi Handa, seorang blogger hijab yang tersohor di Instagram.

Lewat media sosial, pelantun "Tubuhku Otoritasku" itu menulis ucapan syukurnya menerima kehormatan itu.

"Sangat terkejut mendengar kabar kalau nama saya termasuk dalam daftar "BBC 100 WOMEN" daftar perempuan-perempuan dari seluruh dunia yang dianggap menginspirasi. Rasanya absurd berada dalam daftar yg sama dengan Alicia Keys, Jane Elliott, Winnie Harlow, dll...," tulis Tika, dikutip dari akun Facebooknya.

Penyanyi 36 tahun itu juga menambahkan "Saya mengambil inspirasi dan keberanian dari orang-orang yg saya jumpai tiap hari - para orang tua tunggal, penyintas, buruh migran, penggerak komunitas, dan kawan-kawan yang penuh cinta. Hormat saya... Mereka lah yg layak diberi penghargaan."

 

The most important thing to me about last night's Tribute To Nina Simone... we didn't only celebrate her music, but also her important role in the civil rights movement. And of course we could not bring that up without speaking of it's relevance to the current situation of #blacklivesmatter. It was a gamble to tackle these issues in a venue ran by the American embassy. But we did it anyway, performing in front of a backdrop we made that said "Slavery has never been abolished from America's way of thinking". (Yes, modern day slavery is alive and well). Thankfully we didn't get in trouble. Hehehe. Also managed to slip in some spoken words confronting #misogyny, #homophobia, #islamophobia, and a little something for my #Papuan brothers and sisters. . . #tikaandthedissidents #ninasimone #singersongwriter #pianist #stage #feminist #effyourbeautystandards #equality #performance #papuaitukita #papuaadalahkita #tubuhkuotoritasku #fist #fuckthepolice [photo by the talented mr @extrajose_]

A photo posted by kartika jahja (@kartikajahja) on

Tika memang dikenal sangat vokal terhadap isu-isu seperti kesetaraan gender. Single terakhirnya, "Tubuhku Otoritasku" berkisah tentang tubuh para perempuan serta stereotip yang menghinggapinya. Ia juga tergabung di beberapa gerakan feminisme seperti One Billion Rising Indonesia, Yayasan Bersama Project, Kolektif Betina, dan Mari Jeung Rebut Kembali.

Tika juga memimpin band bernama Tika & the Dissidents dan telah merilis album The Headless Songstress di tahun 2009 dan Merah pada 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya