Liputan6.com, Jakarta Atiek CB pulang kampung. Sudah 1,5 bulan penyanyi yang ngetop di era akhir tahun 1980-an dan 1990-an ini berada di Jakarta dan terbang dari Delaware, Amerika Serikat. Maklum, 18 November lalu Atiek CB menggelar konser tunggal di Balai Sarbini, Jakarta.Â
Di tengah persiapan konser, Atiek juga meluncurkan album terbarunya, Terbaik dari Aku. Maka, bisa dibayangkan momen pulkam kali ini, Atiek CB luar biasa padat kegiatannya. Termasuk menerima permintaan wawancara dari sejumlah media.Â
Advertisement
Baca Juga
Biasanya perempuan asal Kediri berusia 53 tahun ini akan berceloteh tentang banyak hal. Misalnya dari suka dukanya tinggal di Florida dan kemudian Delaware, Amerika Serikat selama 14 tahun.
Atiek CB juga asyik bersemangat cerita tentang dua anak perempuannya yang remaja dan enggak mau ikuti jejaknya jadi penyanyi. "Anakku ingin jadi pengacara. Aku ya heran," kata pelantun tembang "Maafkan" ini.Â
Atiek CB juga tak sungkan menjawab pertanyaan wartawan tentang politik di Negeri Paman Sam. Maklum, saat dia berada di Indonesia, warga Amerika Serikat sedang berpesta demokrasi.
"Bojoku (suamiku), Republican asli hehehe," kata penyanyi yang selalu berkacamata hitam ini, saat rekaman acara Akustik Plus di studio Liputan6.com, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).
Asyik bercerita tentang politik Amerika Serikat, jangan harap Atiek mau meladeni pertanyaan panjang lebar soal politik dalam negeri. Padahal, selama di Jakarta, Atiek CB melihat sendiri suasana ibu kota panas lantaran demo, 4 November dan juga pro kontra masyarakat soal pilkada.Â
'Emoh (nggak mau), aku bicara politik di sini. Takut disantet hehehe," katanya bergurau dengan logat Jawa Timuran. Atiek yang mengaku masih warga negara Indonesia hanya bisa menilai Indonesia belum siap berdemokrasi total.
"Ya, semua harus belajar menahan diri dan saling menghormati. Kalau kebanyakan demo nanti investor pada lari ke negera lain, misalnya Vietnam. Sebaiknya dukung deh pemerintah atau presiden yang terpilih saat ini," katanya.Â
Lho, mbak itu bicara politik namanya.