Liputan6.com, Jakarta Wiji Thukul menghilang sejak 1998. Sang penyair meninggalkan anak dan istrinya serta sajak-sajak perlawanan miliknya. Ia adalah salah satu aktivis yang hilang di penghujung masa kekuasaan Orde Baru.
Hingga kini, hampir dua dekade kemudian, Wiji tidak diketahui ke mana rimbanya. Kini kisahnya kembali dihidupkan lewat film Istirahatlah Kata-Kata.
Film yang diarahkan oleh sutradara muda Yosep Anggi Noen ini telah diputar di sejumlah festival film dunia, seperti Festival Del Film Locarno, Busan International Film Festival, Rotterdam International Film Fesival, dan lain-lain.
Advertisement
Baca Juga
Kini, Istirahatlah Kata-Kata akan pulang kampung dan diputar di sejumlah bioskop Indonesia mulai Kamis, 19 Januari besok. Film ini, akan memotret perjalanan Wiji Thukul saat berada dalam persembunyian dari kejaran militer Orde Baru.
Meski aslinya hidup Wiji Thukul sangat bersinggungan dengan politik, Anggi memilih untuk lebih banyak mengeksplorasi hidup Wiji Thukul sebagai seorang manusia. Soal ketakutannya dalam pelarian, juga kehidupan istrinya, Sipon, selama ditinggal suaminya.
"Sebenarnya film ini saya ingin squeezing time dari rentang waktu yang panjang. Sejak dia kuliah sampai kemudian dia hilang ingin saya mampatkan dalam setahun dia bersembunyi di Pontianak," ujar sutradara Istirahatlah Kata-kata, Yosep Anggi Noen, saat ditemui usai konferensi pers di daerah Epicentrum, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Ia menyebut bahwa Istirahatlah Kata-Kata adalah sebuah tafsir atas perjalanan hidup Wiji Thukul. Artinya, ia tak meniatkan para pemain filmnya untuk "mengimitasi" Wiji Thukul ke atas layar. "Keluarga Wiji Thukul juga mengizinkan film ini sebagai sebuah tafsir," kata Anggi.
Karena itu, para pemain tidak diharuskan meniru gerak dan laku para tokoh-tokoh asli film ini, terutama yang masih hidup. Marissa Anita, pemeran karakter Sipon, misalnya. Ia tak pernah bertemu dengan istri Wiji Thukul ini hingga film selesai dibuat.
"Jadi saya lebih banyak bertanya, misalnya pada adiknya Mas Wiji Thukul," katanya.
Marissa menambahkan bahwa karakter Sipon adalah salah satu peran terberat yang pernah ia mainkan.
"Kompleks sekali. Gimana ya, rasanya seorang wanita yang cinta sekali dengan laki-laki yang sangat idealis ini, dan ia hilang. Antara ada dan tiada. Saya juga bayangkan ancaman yang harus ia hadapi tiap jam, tiap detik," kata Marissa Anita.
Film Istirahatlah Kata-Kata dirilis lewat riset dan persiapan yang panjang, seluruh prosesnya memakan waktu tiga tahun. Beberapa seniman yang terlibat dalam pembuatan Istirahatlah Kata-Kata antara lain sutradara dari Teater Garasi, Gunawan Maryanto, yang berperan sebagai Wiji Thukul, dan Melanie Subono. Â