Mario Irwinsyah: Hijrah Itu Gampang, tapi...

Mario Irwinsyah pun menjawab bahwa hijrah itu mudah, tapi ada satu hal yang membuatnya menjadi begitu menantang.

oleh Surya Hadiansyah diperbarui 08 Apr 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2018, 19:30 WIB
Mario Irwinsyah (Liutan6.com/ Surya Hadiansyah)
Mario Irwinsyah (Liutan6.com/ Surya Hadiansyah)

Liputan6.com, Jakarta Mario Irwinsyah menjadi pemandu acara dalam 'Hangout Hijrah Menjaga Lisan' di Masjid Bintaro Jaya Xchange Mall, Minggu, (8/4/2018). Dalam kesempatan itu, peserta yang hadir diperbolehkan bertanya langsung kepada ustaz yang menjadi pembicara terkait berbagai masalah.

Di acara tersebut, ada seseorang yang bertanya tentang hijrah. Mario Irwinsyah pun menjawab bahwa hijrah itu mudah. Ditemui usai acara tersebut, Mario Irwinsyah menjelaskan lebih lanjut soal kalimatnya tersebut.

"Kalau dari pertanyaan dia, tolong jangan sedikit pun mengubah pernyataan saya. Hijrah tuh gampang, buat perempuan pakai aja jilbabnya, buat laki-laki tumbuhin aja jenggotnya, kalau enggak tumbuh jenggotnya, cingkrangin aja celananya, gampang!" kata Mario Irwinsyah.

Namun belum selesai kalimatnya, ia segera melanjutkan bahwa sejatinya ada yang lebih sulit untuk seseorang berhijrah. Yaitu soal istiqomah.

"Yang susah kan bukan itu, yang susah itu niatnya, mulainya, kalau dua-duanya bisa diatasi, masalah ketiganya belum, istiqomah," lanjut Mario Irwinsyah.

Tiga Pilar Istiqomah

Ratu Anandita dan Mario Irwinsyah
Ratu Anandita dan Mario Irwinsyah

Perkara istiqomah, Mario Irwinsyah juga mengatakan kalau ada beberapa pilar penting yang mempengaruhi istiqomah.

"Nah itu makanya di sini dibilang hijrah itu gampang, yang susahnya apa? Ketika mau istiqomah ada tiga lagi pasal yang butuh disiapkan. Satu, niatnya, meluruskan niat. Dua surrounding (sekeliling). Tiga, pembimbing," katanya lagi.

Teman yang Mengingatkan

Mario Irwinsyah
Mario Irwinsyah dan Zakir Naik [foto: www.instagram.com/marioirwinsyah]

Dari situ, saat ini Mario Irwinsyah lebih selektif dalam lingkungan pertemanan. Ia bahkan mengatakan lebih memilih satu teman yang mengajak kebaikan ketimbang sepuluh teman yang negatif.

"Surrounding itu siapa? Teman. Satu teman yang alim dibandingin sama sepuluh teman yang lima dzolim yang lima lagi biasa aja, mendingan yang satu. Tapi satu bisa ngingetin salat, (jangan) gibah, sedekah," lanjut Mario Irwinsyah.

Pegang Teguh Prinsip

Namun, semuanya dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing. Yang pasti, saat ini ia memegang teguh prinsipnya untuk menjalin hubungan dengan satu teman yang positif, daripada banyak teman tetapi membawa ke arah negatif.

"Tapi ya silakan pilih dengan hatinya sendiri, lebih enak punya teman yang mana. Sementara apa yang gue percaya sekarang, temen yang satu tadi kalau dia masuk surga dan dia enggak nemu gue, dia bisa nyari, siapa tahu gue diajak ke surga. Aamiin," katanya mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya