Liputan6.com, Jakarta - Kalau ada satu film yang sukses bikin heboh di Amerika Utara sepanjang bulan Agustus kemarin, itu adalah Crazy Rich Asians. Film komedi romantis yang diangkat dari novel berjudul sama ini, berhasil mengguncang box office sejak pertengahan hingga akhir Agustus.
Ini adalah pencapaian yang terbilang fenomenal, mengingat Crazy Rich Asians bukan film blockbuster yang memajang bintang-bintang besar Hollywood. Sebaliknya, jajaran pemain film ini berasal dari Asia, khususnya Tionghoa, yang jarang mendapat spotlight dalam perfilman Hollywood.
Advertisement
Baca Juga
Apa keistimewaan Crazy Rich Asians? Secara singkat, film ini sebenarnya 'hanya' mengangkat cerita klise ala Cinderella: seorang wanita biasa yang jatuh cinta dengan seorang bujangan kaya raya.
Tapi Crazy Rich Asians tak sekadar menawarkan mimpi itu. Film ini juga dibumbui dengan realisme serta komedi dengan dosis tinggi.
"Cinderella" dalam cerita ini adalah Rachel Chu (Constance Wu) profesor ekonomi di Amerika Serikat yang menjalin cinta dengan seorang pria ganteng bernama Nick Young (Henry Golding). Yang tak diketahui Rachel, Nick adalah seseorang dari golongan crazy rich asal Singapura. Istilahnya dalam bahasa Indonesia, Nick adalah seseorang yang tajir melintir.
Keluarga Kaya Raya
Nick memutuskan bahwa sudah waktunya untuk memperkenalkan Rachel kepada keluarganya. Kebetulan, sahabat Nick juga akan menggelar pesta pernikahan di Singapura. Saat tiba di sana, mata Rachel akhirnya terbuka.
Nick Young yang ia pacari ternyata adalah salah satu orang terkaya di Asia. Segala gerak-geriknya menarik perhatian akun gosip, semacam Lambe Turah di Tanah Air.
Hari besar pun tiba, Rachel akhirnya bertemu dengan ibu Nick, Eleanor (Michelle Yeoh), yang punya pemikiran layaknya wanita tradisional. Bahwa wanita harus mengorbankan mimpinya demi keluarga. Dua wanita kuat ini pun berhadapan. Siapa yang akhirnya menang?
Advertisement
Gampang Diterima
Rasanya sulit untuk menjaga agar wajah terus berekspresi datar sepanjang menonton film ini. Pasalnya, dalam film ini ada banyak momen yang bakal membuat penonton tertawa, atau setidaknya tersenyum simpul.
Yang pertama adalah bagaimana kultur orang kaya Asia diperlihatkan dalam film arahan Jon M Chu ini. Ada memang yang memperlihatkan stereotip tertentu. Seperti orang kaya baru Asia yang membangun rumahnya dengan kemewahan berlebihan hingga terkesan norak, hingga barisan asisten rumah tangga dan babysitter yang sibuk mengurus anak majikan.
Hal-hal yang akrab dengan keseharian ini—termasuk bagi publik Indonesia—membuat banyolan dalam film ini jadi begitu gampang diterima. Walau harus diakui, guyonannya terkadang memang terlihat karikatural dan berlebihan.
Ada pula hal kultural yang sebenarnya sensitif bagi etnis Tionghoa, tapi disampaikan dengan relatif ringan dalam film ini. Yakni meski memiliki penampilan fisik yang serupa, orang Amerika keturunan Tionghoa tetap dianggap "orang lain" oleh masyarakat di Asia.
Karakter Menarik
Hal lain yang menarik dari Crazy Rich Asians adalah tokoh-tokohnya yang memiliki karakter kuat. Tokoh Astrid (Gemma Chan) dan Peik Lin (Awkwafina), bahkan punya daya magnet yang tak kalah—bahkan bisa dibilang menandingi—karakter utama.
Astrid, wanita sempurna yang menyimpan masalah rumah tangga, memberi porsi melodrama yang pas dalam film. Sementara Awkwafina—yang sebelumnya bersinar dalam Oceans’ 8—kembali membawa ledakan tawa dalam film yang mulai tayang pada 11 September 2018 ini.
Hanya ada satu hal yang sedikit disayangkan dari film ini, yakni kesimpulan dari perjalanan cinta Rachel dan Nick yang terasa belum tamat secara utuh. Masih ada beberapa persoalan yang terasa menggantung, terutama hubungan Nick dengan keluarganya—selain sang ibu. Tapi hal ini, bisa jadi akan dibahas dalam sekuel Crazy Rich Asians, yang kabarnya sudah mendapat lampu hijau dari Warner Bros. Â
Kalau diibaratkan makanan, Crazy Rich Asians adalah sejenis camilan ringan. Tapi bila ada makanan kecil yang menyenangkan seperti ini, sayang rasanya untuk ditolak.
Advertisement