Hit & Run: Film Libur Lebaran yang Seru Buat Pecinta Aksi dan Komedi

Dengan genre komedi aksi, Hit & Run menerjemahkan identitasnya secara detail.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2019, 08:00 WIB
Film Hit and Run
Adegan film Hit and Run. (Screenplay Films)

Liputan6.com, Jakarta - Hit & Run, salah satu satu kontestan yang bersaing pada penayangan film libur Lebaran tahun ini. Pada 4 Juni 2019 mendatang, Hit & Run akan melawan empat film Indonesia lain, yakni Kuntilanak 2Si Doel The Movie 2Single part 2, dan Ghost Writer. Menampilkan barisan pemain papan atas hingga aktor level internasional, Hit & Run sangat menjanjikan dan berpeluang besar meraih penonton terbanyak. Seperti apa kualitas film karya Ody C. Harahap ini?

Hit & Run merupakan nama program reality show yang dipandu anggota polisi Tegar Satria (Joe) bersama juru kamera Barep (Qausar Harta Yudana) dan Iwan (Reza Aditya). Program ini menampilkan aksi Tegar menangkap para kriminal. Suatu hari, Tegar menyergap dua penjahat yang hendak merampok pedangdut Meisa Sandriana (Tatjana) yang tengah berbelanja di minimarket. Meisa rupanya memiliki koneksi dengan sejumlah orang kaya dan pejabat. Salah satunya, Coki (Yayan).

Coki adalah narapidana narkoba yang berhasil kabur dari lapas. Saat tengah melacak keberadaan Coki dengan bantuan Lio (Chandra), atasan Tegar, Affandi (Matias), memintanya untuk menyelesaikan kasus kaburnya Manda (Caitlin). Manda adalah putri Helena Bhimantara, pengusaha sekaligus tokoh penting negeri ini. Manda dibawa kabur pacarnya, Jefri (Jefri). Rupanya, Lio mengenal dan mengetahui keberadaan Jefri.

Dengan genre komedi aksi, Hit & Run menerjemahkan identitasnya secara detail. Dalam komedi aksi, tak semua dialog dan koreografi harus diseriusi. Maksudnya, ada beberapa bagian yang sengaja dibuat sedikit berlebihan namun tetap masuk akal untuk memancing tawa penonton. Para karakternya pun tampak tebal berkat gestur, gaya bicara, dan cara berpakaian yang khas. Pola pikir mereka kadang membuat penonton tak habis pikir. Justru inilah yang membuat Hit & Run terasa meriah.

Jargon Lucu sampai Transformasi Mengejutkan

Poster Hit and Run
Poster film Hit and Run. (Screenplay Films)

Beberapa karakter yang bold itu antara lain Tegar, Meisa, Lio, dan Jefri. Tegar yang jagoan namun narsistik adalah tempat penonton menggantungkan harapan meski sesekali terlihat menyebalkan. Meisa bagi kami bukan sekadar pedangdut. Ia adalah cerminan sekaligus sindiran bagi pelaku dunia hiburan Indonesia. Di dunia seni negara mana pun, ada artis pintar yang memosisikan diri tampak tidak cerdas, lebay, dan gemar berkomentar.

Ia menciptakan jargon-jargon lucu agar mudah dikenali serta diingat penonton. Bakat pas-pasan. Dan soal karya, itu urusan nanti. Yang penting populer dulu. Kalau sudah populer, tawaran untuk berkarya akan datang dengan sendirinya. Anda tentu tahu siapa saja artis itu. Upi dan Fajar menyentil fenomena ini lewat Meisa yang dibawakan dengan kocak sekaligus berkarakter oleh Tatjana. 

Lalu ada Lio yang entah mengapa sangat komikal. Penampilannya mungkin tak sepenuhnya lucu dan belum tentu bisa diterima semua penonton. Untuk sebuah awal, Chandra Liow mampu mengimbangi selera humor para tokoh di sekitarnya. Transformasi mengejutkan diperlihatkan Jefri Nichol. Terbiasa melihatnya sebagai cowok SMA ganteng, cerdas, broken home, dan rebellious, kini ia menjadi alay yang labil dengan pola pikir berlebihan. Menyiapkan nama bayi padahal pacarnya belum hamil adalah impian paling alay dan membuat kami terbahak.

 

Dunia yang Seru nan Sinting

Tatjana Saphira
Tatjana Saphira menjadi penyanyi dangdut centil di film Hit & Run yang tayang mulai 4 Juni 2019 (Dok Screenplay Films)

Semua kegilaan ini bersumber dari naskah yang menyimpan banyak molotov tawa. Tak hanya membangun karakter, sejumlah ornamen seperti mobil yang dipakai untuk menjual makanan hingga lagu “Bukan Taman Safari” membuat kita percaya, dunia Tegar sangat seru sekaligus sinting.  

Sibuk melucu tak lantas membuat adegan aksi film ini tergarap ala kadarnya. Klimaks film ini menampilkan duel berdarah antara Joe dan Yayan. Tarung tangan kosong hingga menggunakan properti yang ada di gudang menciptakan tensi ketegangan yang terus menanjak. Hit & Run membagi karakter berdasarkan fungsi sekaligus mewakili genre. Joe cenderung memperkuat unsur aksi. Tatjana memberi efek romantis di beberapa adegan khususnya saat bermain piano. Jefri dan Chandra fokus ke komedi berbasis situasi dan kekonyolan.

Semua bermain sesuai porsi. Tak ada yang dominan maupun didominasi. Beberapa pemain senior seperti Mathias Muchus dan Karina Suwandi pun berhasil memancarkan karisma. Ada plot twist yang mereka bawa. Hit & Run adalah definisi hiburan untuk Lebaran. Unsur aksinya nampol. Lawakannya tidak klise. Kalau boleh meminjam istilah Mbak Meisa Sandriana, film ini kualitas lokal dengan citarasa komedi aksi yang terpampang nyata. Seperti itu ya, kaaan?

(Wayan Diananto)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya