Liputan6.com, Jakarta - Di luar seni peran, Prisia Nasution mendirikan Kopi Panas Foundation sejak tahun lalu. Lewat yayasan ini, Prisia Nasution menggugah kepedulian awam terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Prisia Nasution menyebut, biasanya orang menyumbang uang untuk panti asuhan atau panti jompo. Hampir tak pernah orang memberi bantuan buat panti ODGJ.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Prisia Nasution menduga bisa jadi, banyak yang ingin membantu ODGJ tapi tak tahu cara menyalurkannya. Di sisi lain, bantuan pemerintah terhadap panti ODGJ sangat terbatas.
Ada sebuah momen yang membuat hati Prisia Nasution tergerak untuk menolong ODGJ. “Saya pernah naik mobil kemudian melihat ODGJ di jalan. Mau menolong tapi mobil harus terus berjalan. Sejak itulah saya kepikiran untuk membantu ODGJ. Saya berpikir caranya? Ditempatkan di dinas sosial atau apa?” kenang Prisia Nasution kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Tiga Aspek
Dari analisis bintang film Sang Penari dan Sokola Rimba, ODGJ butuh makanan, tempat tinggal, dan akses pengobatan yang layak.
Setelah yayasan berdiri, Prisia Nasution dan tim membuat rencana dan langkah nyata. “Kami mencari panti-panti ODGJ di sejumlah daerah seperti di Bekasi ada 3, Karawang satu, Sukabumi, Tasikmalaya dan beberapa kota lain," kata pemain film Hanya Manusia ini.
Advertisement
Perbaiki Fasilitas
"Banyak orang ingin menyumbang dan kami membantu panti yang kurang layak terkait renovasi atau memperbaiki fasilitas agar ODGJ hidup lebih layak,” ujarnya lagi.
Prisia Nasution menyayangkan stigma yang melekat pada ODGJ. Salah satunya ODGJ dibilang membahayakan atau sering menyerang mereka yang waras.
Patahkan Stigma
Berkaca pada pengalaman, Prisia menyimpulkan stigma itu tidak pas. “Kami datang ke panti dan membuktikan mereka baik-baik saja. ODGJ bisa diajak interaksi dan menyanyi. Ini mematahkan stigma bahwa ODGJ suka menyerang dan sebagainya,” beri tahu aktris kelahiran Jakarta, 1 Juni 1984.
Advertisement
Realitas Berbeda
Prisia Nasution menambahkan, wajar jika ODGJ tidak bisa diajak bicara. “Kalau diajak mengobrol enggak nyambung wajar, kan realitas orang dengan gangguan jiwa dan orang waras berbeda,” Prisia Nasution mengakhiri perbincangan. (Wayan Diananto)