Liputan6.com, Jakarta Aih, Raka bikin duaniaku runtuh.
“Apaan sih elo. Durian, kali runtuh,” kata Sisca, sahabatku.
Kami kembali bertemu. Hang out bareng. Kali ini di resto Jepang langganan kami di sebuah mal elit. Aku sengaja pesan duduk di private room.
Advertisement
Soalnya aku memang mau curhat. Males aja kalau dilihati pengunjung resto.
“Kayaknya gue mau serius deh Sis,” kataku sambil mengunyah salmon sashimi kegemaranku.
“Maksude elo?,” tanya Sisca.
“Ya gue mau nikah sama dia. Gue terima lamarannya. Dia mau bawa gue ke orangtuanya,” jelas aku pada Sisca.
Aku memang blak-blakan untuk urusan Raka. Keluargaku belum mengetahui bagaimana hubunganku dengan pengusaha muda yang juga putra konglomerat itu. Tapi Sisca, sahabatku tahu,
Ikuti Showbiz Uncensore bersambung di halaman berikutnya.
Kenalan di Konser Musik
Raka sebenarnya tidak terlalu bergaul di kalangan artis. Tapi, sosoknya yang muda dan kaya raya digilai banyak perempuan, entah di kalangan sosialita muda atau para artis.
Pertemuanku dengan Raka terjadi di sebuah konser musik artis Indonesia di Jakarta. Aku nonton bersama Sisca dan Rere managerku. Sementara, Raka datang sendiri. Waktu itu, Rere yang memperkenalkan kami.
Advertisement
Nggak Ada yang Nemenin
Maklum saja, suami Rere pernah ada urusan dengan kantor yang dipimpin Raka. Jadi ya Rere cuek aja sok akrab. Pengusaha muda itu bergerak di bidang kuliner, selain membantu menggerakkan bisnis ayahnya yang macam-macam.
“Kok sendiri sih Pak Raka? Nggak ada yang nemenin nih,” tanya Rere pada Raka yang duduk sederetan dengan kami di acara konser musik itu.
Sok Cool
Sumpah, aku bête banget sebenarnya lihat Raka saat itu. Soalnya, dia menjawab pertanyaan Rere dengan malas-malasan. Bahkan melirik aku juga nggak.
“Sok cool banget sih tuh cocowk,” begitu aku menulis Whatsapp ke Rere.
Meski duduk sederetan, kami berkomunikasi via pesan singkat di ponsel itu.
Sebagai artis kondang (untuk urusan ini aku mesti sombong dong hahaha), hatiku keki karena Raka seperti tak menggubris kehadiranku.
Advertisement
Heboh Nonton Konser
Kehebohanku menyaksikan konser musik artis idola itu tak menarik perhatian Raka. Aku memang rame sepanjang konser. Apalagi ada Sisca yang juga nggak bisa diam mulutnya.
Maklum yang manggung artis idola kami. Gaya acuh Raka yang tidak mengenalku sebagai artis bisa diobati karena aku menikmati konser musik malam itu. Raka mengaku duduk nonton itu karena kantornya jadi sponsor konser.
“Pak Raka kenalkan, ini Andini. Pesinetron top itu lho. Aku managernya Andini,” kata Rere saat memperkenalkan kami. Raka menampakkan ekspresi wajah datar.
“Ampun tuh ya cowok. Males banget sih. Kita bisa pindah duduk nggak,” aku mengirimkan WA ke Rere, managerku.
Dapat dari Rere
Tiga hari setelah konser saat pulang syuting, aku terima telepon dari nomor yang tidak aku kenal. Suara ringtone khas ponselku berbunyi tak henti-henti.
Biasanya aku malas angkat. Tapi, entah kenapa saat itu, aku terima juga. “Ini Andin ya,” kata suara bariton seorang pria di ujung sana.
“Bukan,” kataku dengan ketus. Badanku lagi capek usai syuting. Aku pikir dia salah orang karena aku biasa disapa Dini atau ya nama depanku Andini.
“Andin, Andini yang bintang sinetron. Aku dapat nomormu dari Rere. Ini Raka,” kata sang pria lagi.
“Raka? Raka mana,” kataku sok jual mahal. Padahal aku kaget, asli kaget. Hahaha karena curiga benarkah ini Raka si pria sok cool yang pengusaha ganteng kaya raya itu?
“Kita duduk sebelahan waktu konser musik beberapa hari lalu,” kata Raka lagi, masih dengan nada tenang.
Lagian kenapa sih nih Raka bukannya kirim whatsapp dulu. Pede amat dia langsung telepon dan geer aku akan angkat.
Advertisement
Standar Banget
Pembicaraan pertama kami itu tidak selesai begitu saja. Keesokan harinya, dia kirim whatsapp. Kali ini, menanyakanku sudah makan siang atau belum.
Ih standar banget sih nih cowok. Kataku dalam hati. Tapi, rupanya ada whatsapp-whatsapp lainnya setelah itu. Bahkan, di hari ketujuh perbincangan kami via pesan singkat, Raka berani mengajakku malam malam.
“Andini, kita dinner yuk. Kamu pulang syuting jam berapa?,” kata Raka di ujung telepon.
Pertanyaan Julid
Bak ABG yang baru didekati pria, aku menikmati sekali gaya pedekate Raka.
“Kamu ngajak-ngajak aku dinner segala, bukannya kamu lagi jalan sama si A. Kamu pacarnya kan. Aku nggak mau lho dianggap ngerebut pacar orang. Dibilang pelakor lagi ntar,” aku berondong Raka dengan pertanyaan julid.
Selentingan aku dengar Raka sebenarnya kekasih penyanyi A. Bahkan mereka sudah cukup lama pacaran. Tapi memang tak pernah ada statement apapun dari Raka pada wartawan.
Sesekali si penyanyi A posting kebersamaan mereka di akun social media. Raka memang anti disorot kamera media.
Advertisement
Sudah Putus
Saat dinner di sebuah hotel itu, Raka bercerita sudah putus dengan penyanyi A. Itu kencan pertama kami setelah sederet komunikasi via whasapp dan telepon. “Ada hal prinsip yang nggak mau aku jelaskan. Aib ah,” kata Raka.
Agaknya, Raka tidak pernah dengar gosi aku dengan Bang Indra, suami siriku. Buktinya dia juga nggak menanyakan langsung ke aku.
“Aku mau nikah aja. Nggak mau lama-lama pacaran. Kamu mau kan jadi istriku, Andini?,” tanya Raka.
Duh Gusti aku harus jawab apa?
Terus terang aku jatuh hati pada Raka, bagaimana cara dia mendekatiku, ketampanannya dan juga hhmmm jelas dia kaya raya. Hahaha. Kalau kata Sisca, aku cewek matre.
Tapi, apapun tak semudah itu menjawab lamaran sang eligible bachelor di Indonesia itu.
Bagaimana dengan Bang Indra? Meski dia suami siri dan aku istri kedua, tapi semua harus diselesaikan dengan baik-baik kan?
(Bersambung)
Disclaimer:
Kisah dalam cerita ini adalah milik penulis. Jika ada kesamaan jalan cerita, tokoh dan tempat kejadian itu hanya kebetulan. Seluruh karya ini dilindungi oleh hak cipta di bawah publikasi Liputan6.com.
(Josephine S)