Liputan6.com, Jakarta - Selasa (1/9/2020), Ruth Sahanaya merayakan ulang tahun ke-54. Jika dirunut dari debut album popnya bersama Aquarius Musikindo, maka tahun ini Ruth Sahanaya genap 33 tahun berkarya.
Menghasilkan belasan hit, Ruth Sahanaya konsisten bermusik hingga kini. Terbaru, ia merilis album Rinduku (2018) bersama Ria Prawiro. Tak banyak yang mampu konsisten bermusik selama lebih dari tiga dekade seperti Ruth Sahanaya.
Advertisement
Baca Juga
Showbiz Liputan6.com kali ini mengajak Anda menapaki mahakarya Ruth Sahanaya di industri musik Tanah Air. Tak semua bisa terkover di artikel ini, semoga Anda setuju dengan pilihan kami.
1. Seputih Kasih (1987)
Ruth Sahanaya artis lokal pertama yang diorbitkan Aquarius Musikindo. Seputih Kasih album debut yang mengawinkan kualitas dan aspek komersial.
“Astaga” yang gegap gempita adalah nomor sarat perenungan. Hit ini menempatkan sang pencipta, James F. Sundah, bak peramal.
“Sementara yang lainnya hidup seenaknya, seolah waktu tak kan pernah ada habisnya. Hanya mengejar kepentingan diri sendiri lalu cuek akan derita sekitarnya,” tulisnya.
Tiga dekade berlalu, liriknya seolah tergenapi saat ini. “Memori” menjadi balada penyambung sukses album ini.
Advertisement
2. Tak Kuduga (1989)
Kalau ada judul lagu yang sampai sekarang masih sering diucapkan orang, bisa jadi “Astaga” dan “Amburadul” jawabannya.
“Amburadul” yang ditulis James F. Sundah mengukuhkan Ruth Sahanaya sebagai solis papan atas. “Tak Kuduga” yang ditulis Erwin Gutawa dan Lulu memantik ledakan berikutnya.
Satu pusaka lain dari album ini, “Selamanya” karya Adjie Soetama dan almarhum Chrisye yang kemudian dinyanyikan kembali oleh Sheila Majid. Ini salah satu album dengan materi serbaunggul.
3. Kaulah Segalanya (1991)
Dari Aquarius Musikindo, Ruth Sahanaya pamit sejenak untuk bergabung dengan Jacey Production dan Musica Studios. Lalu lahir album Kaulah Segalanya dengan hit sendu bertajuk sama, buatan Tito Sumarsono. Album ini membuat nama Ruth Sahanaya menggema hingga ke Malaysia.
Fans militan Ruth Sahanaya tentu tahu “Kaulah Segalanya” bukan satu-satunya tembang pilu di album ini. Ada “Merenda Kasih” karya Yovie Widianto. Liriknya, “Dia atau aku kasih dapatkan cintamu? Tak kan kuingkari kenyataan yang ada.”
Advertisement
4. Uthe! (1996)
Setelah Kaulah Segalanya, lima tahun kemudian Ruth Sahanaya melepas album bersampul hijau dengan hit “Bawa Daku Pergi.”
Album ini tak semeledak Seputih Kasih, Tak Kuduga, atau Kaulah Segalanya. Jadi perbincangan setelah video klip “Bawa Daku Pergi” diputar sejumlah stasiun televisi swasta.
Di situ, Ruth Sahanaya menggelar konser tunggal. Yang bikin syok, penontonnya para seleb seperti Agus Wisman, Titi DJ, Yuni Shara, dan lain-lain. Tren kameo dalam video klip dimulai dari sini.
5. Kasih (1999)
Lama tak melahirkan hit besar, Ruth Sahanaya “balas dendam” lewat Kasih. Isinya hanya 8 lagu tapi semua kualitas premium.
Dari intepretasi ulang tembang klasik “Belaian Sayang,” “Ingin Kumiliki” (ditulis Tohpati bareng bapaknya Vidi Aldiano, Harry Kiss -red), dan “Keliru.”
Dirilis tahun 1999, kala kaset ganti harga dari 12 ribuan menjadi 17 ribu, tidak membuat Kasih melempem di pasar. Terjual 300 ribu kopi, nama Ruth Sahanaya meroket lagi.
Ada satu lagu yang kami harap dibuatkan video klip, “Adakah Tempat Di Hatimu.” Karya Yovie Widianto ini dinyanyikan sang diva dengan suara latar Rita Effendy. Mewah!
Advertisement
6. Greatest Hits (2002)
Ini album the best kedua Ruth Sahanaya setelah Yang Terbaik (1994). Album bersampul hitam ini menandai 15 tahun Ruth Sahanaya berkarya sekaligus salam perpisahan dengan Aquarius Musikindo.
Berisi 10 lagu, Ruth Sahanaya menampilkan dua tembang baru yakni medley “Astaga-Amburadul” dan “Mengertilah Kasih” karya Andi Rianto dan Indra Safera. “Mengertilah Kasih” menjadi warisan pop Indra Safera yang meninggal setahun setelah album ini dirilis.