Helikopter Black Hawk Lewati Batas Ketinggian Tebang Saat Tabrak American Airlines

Biasanya, sebelum helikopter dapat memasuki wilayah udara komersial yang sibuk, helikopter harus mendapatkan persetujuan dari pengontrol lalu lintas udara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Jan 2025, 17:06 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 17:06 WIB
Helikopter Blackhawk
Helikopter Blackhawk (Foto: Military Aerospace)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - Helikopter militer Amerika Serikat Black Hawk yang bertabrakan dengan pesawat domestik American Airlines pada Rabu (29/1/2025) malam dilaporkan terbang terlalu tinggi dan di luar jalur penerbangan yang disetujui pada saat kecelakaan.

Dikutip dari laman NY Times, Jumat (31/1/2024) helikopter Black Hawk Angkatan Darat AS seharusnya terbang di lokasi yang berbeda dan lebih rendah saat melintasi wilayah udara Reagan National.

Sebelum helikopter dapat memasuki wilayah udara komersial yang sibuk, helikopter harus mendapatkan persetujuan dari pengontrol lalu lintas udara.

Dalam kasus ini, pilot helikopter meminta izin pengontrol lalu lintas udara untuk menggunakan rute tertentu yang telah ditentukan sebelumnya yang memungkinkan helikopter terbang tidak lebih tinggi dari 200 kaki dan yang menempel di tepian di sisi timur Sungai Potomac -- lokasi yang memungkinkannya menghindari pesawat American Airlines.

Rute yang diminta -- disebut sebagai Rute 4 di Reagan -- mengikuti jalur yang dibuat khusus yang sudah diketahui oleh pengontrol lalu lintas udara dan pilot helikopter.

Pilot helikopter mengonfirmasikan penglihatan visual pesawat American Airlines, dan pengawas lalu lintas udara memerintahkan pilot helikopter untuk mengikuti rute dan pergi ke belakang pesawat.

Namun, pilot helikopter tidak mengikuti rute yang dimaksud, demikian pengakuan petugas orang memberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Sebaliknya, helikopter berada di atas 300 kaki, bukan di bawah 200 kaki, dan setidaknya setengah mil dari rute yang disetujui saat bertabrakan dengan jet tersebut.

Black Box American Airlines yang Tabrakan dengan Black Hawk Ditemukan

Upaya Pencarian dan Penyelamatan Korban Tabrakan American Airlines dan Black Hawk
Proses pencarian para korban dilakukan dalam kondisi yang gelap serta cuaca dingin serta berangin. (Ting Shen/AFP)... Selengkapnya

Penyidik berhasil menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan alias kotak hitam alias black box pesawat American Airlines yang terlibat tabrakan di udara dengan helikopter militer Black Hawk pada Rabu (29/1/2025) malam. Tragedi ini mengakibatkan tewasnya 67 orang di kedua armada udara tersebut.

Mengutip laporan The Guardian, Jumat (31/1), kotak hitam saat ini berada di laboratorium Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) untuk dianalisis, seperti yang dikatakan badan tersebut pada Kamis (30/1) malam.

Laporan awal menimbulkan pertanyaan apakah kekurangan staf di menara pengendalian lalu lintas udara di Bandara Nasional Ronald Reagan berperan dalam bencana penerbangan terburuk di AS dalam beberapa tahun terakhir.

Saat mendekati Bandara Nasional Ronald Reagan sekitar pukul 21.00 waktu setempat, penerbangan American Airlines 5342 bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS, yang menyebabkan puing-puing kedua pesawat terjun ke Sungai Potomac yang membeku dan menewaskan semua 64 penumpang dan kru di pesawat, bersama tiga tentara di helikopter.

Ini adalah kecelakaan pesawat komersial fatal pertama di AS sejak 2009, yang dengan cepat disebut oleh Donald Trump dan pejabat transportasi terkemuka sebagai kecelakaan yang dapat dicegah. Penyidik sendiri menyatakan mereka belum mengetahui penyebab pasti dari tragedi ini.

 

Pekerjaan Petugas Tak Sesuai Standar

Tabrakan dengan Helikopter Black Hawk, Pesawat American Airlines Jatuh ke Sungai Potomac yang Nyaris Beku
Tim tanggap darurat dikerahkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan pesawat American Airlines di Sungai Potomac. (dok. Al Drago / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)... Selengkapnya

Laporan awal oleh Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) menemukan bahwa penempatan staf di menara kontrol bandara pada saat itu tidak sesuai dengan standar waktu dan volume lalu lintas yang ada. Bandara ini adalah salah satu dari tiga bandara yang melayani Washington DC, dan seperti banyak bandara di seluruh AS, mereka kesulitan untuk menyediakan staf yang cukup untuk menara kontrolnya.

Kekurangan staf tersebut dilaporkan menyebabkan hanya ada satu orang pengontrol yang menangani kedatangan dan keberangkatan di bandara dan juga mengatur lalu lintas helikopter – pekerjaan yang biasanya ditangani oleh dua orang.

Laporan Washington Post, yang mengutip rekaman audio pengendalian lalu lintas udara menyebutkan bahwa sehari sebelum tabrakan American Airlines dan Black Hawk, sebuah pesawat yang berusaha mendarat di Bandara Reagan terpaksa mengulang pendaratan karena ada helikopter di jalur penerbangannya.

INFOGRAFIS: Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya