Harga Kripto 2 Februari 2025: Bitcoin dan Altcoin Utama Terkoreksi

Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Minggu (2/2/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2025, 08:14 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 08:14 WIB
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Minggu (2/2/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Minggu (2/2/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 1,43 persen dalam 24 jam dan 3,92 persen sepekan. 

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 100.761 per koin atau setara Rp 1,64 miliar (asumsi kurs Rp 16.280 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 4,84 persen sehari terakhir dan 4,77 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 51,1 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 3,26 persen dan 3,54 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,7 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA merosot 4,39 persen dalam sehari dan 7,01 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 14.732 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali melemah. SOL turun 7,15 persen dalam sehari dan 15,81 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,51 juta per koin. 

XRP kembali berada di zona merah. XRP melemah 4,63 persen dalam 24 jam dan 6,06 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 47.359 per koin. 

Koin Meme Dogecoin

Koin Meme Dogecoin (DOGE) melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE merosot 5,76 persen dan 11,77 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 5.060 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat, masing-masing menguat 0,06 dan 0,01 persen. Ini membuat harga keduanya sama yaitu USD 0,9999.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,41 triliun atau setara Rp 55.810 triliun, melemah sekitar 3,00 persen dalam sehari terakhir.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Prediksi Gerak Harga Bitcoin

Ilustrasi kripto (Foto By AI)
Ilustrasi kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, pasar kripto dan Saham AS melemah pasca Bank Sentral AS, The Fed, mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25 persen-4,50 persen pada Januari ini. Bitcoin sempat turun ke level USD 101.800 setelah pengumuman tersebut sebelum akhirnya berhasil pulih setelah konferensi pers pemimpin The Fed, Jerome Powell, meredakan kekhawatiran pasar.

Situasi yang sama juga terjadi di pasar saham AS dengan indeks saham AS seperti S&P 500 dan Nasdaq yang menunjukkan pemulihan pasca konferensi pers Powell yang menyatakan tidak adanya rencana untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. 

Keputusan The Fed tersebut sejalan dengan prediksi para pengamat khususnya melihat kondisi inflasi secara umum yang mengalami kenaikan signifikan berdasarkan data CPI Desember.

Namun, pernyataan kebijakan The Fed pada pertemuan tersebut menciptakan gejolak di pasar keuangan, khususnya di pasar kripto dan saham AS.

 

 

Sensitivitas Pasar Kripto

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, fenomena tersebut menyoroti masih tingginya sensitivitas pasar kripto dan pasar saham AS terhadap sentimen makroekonomi AS.

“Hal ini mensinyalir tingginya kekhawatiran investor terhadap potensi risiko ke depan yang mungkin dapat terjadi jika The Fed mulai kembali menaikkan suku bunga guna menekan inflasi. Risiko tersebut diantaranya seperti potensi berpindahnya dana investasi dalam jumlah besar kembali ke instrumen berisiko rendah seperti dolar dan obligasi pemerintah AS dari pasar saham dan kripto,” ungkap Fahmi, Minggu  (2/2/2025).

Peluncuran teknologi AI DeepSeek turut menjadi faktor yang semakin meningkatkan kekhawatiran tersebut sebab tantangan ke depan yang mungkin dihadapi oleh saham-saham AS yang selama ini diyakini memiliki potensi pertumbuhan tinggi seperti saham di sektor teknologi, mungkin akan meningkat.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya