Liputan6.com, Jakarta Kisruh Larissa Chou versus Henny Rahman viral di jagat maya pada akhir pekan kemarin. Ini jadi konsumsi publik setelah Larissa Chou mengunggah dua tangkapan layar pesan yang diduga dari Henny Rahman.
“Dan maaf juga aku gak pernah cemburu sama kamu. Jujur aja, karena Bang Alvin dan keluarganya selalu bilang aku jauuuh lebih baik dan lebih cantik dari kamu,” begitu sebagian isi pesannya.
Advertisement
Baca Juga
Menyertai tangkapan layar pesan Henny Rahman, Larissa Chou menyematkan status teks menohok, “Gpp mau hina fisik aku, mau kamu lebih cantik , mau apa… aku bodo amat serius. Jangan sms terus ngomong langsung aja kesini.”
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berbagi Pendapat
Dalam hitungan jam kata Henny dan Larissa menembus trending topic Twitter Indonesia. Larissa banjir dukungan, Henny menuai cibiran netizen. Ibunda Larissa pun menyemprotnya.
Tak tinggal diam, Alvin Faiz berbagi pendapat lewat Instagram Stories berlatar hitam polos. Putra almarhum Ustaz Arifin Ilham membahas privasi sambil menyenggol akun Shelly Purnama.
Advertisement
Tembok Privasi
“Rasa-rasanya hari ini tembok privacy perlahan runtuh, semuanya bisa dengan mudah kita lihat, nikmati, komentari. Dengan sekejap semuanya dibagi-bagi,” Alvin Faiz menulis, Minggu (14/11/2021).
“Tombol capture sudah seperti tombol ajaib Doraemon yang bisa memperluas berita dan cerita dalam ghitungan detik saja. Semua berita ada, kita yang tak tahu menahu juga jadi terbawa ikut ke dalamnya,” imbuhnya.
Inilah Medsos
Di era medsos, siapa pun bisa viral dan dikenal banyak orang dengan beragam cara, tak harus melahirkan karya seni. Di medsos pula, orang bisa mengoceh atau menyamar menjadi siapa saja.
“Ya, inilah sosial media, tepat memang menjadi wadah bagi orang-orang yang dahaga terhadap dukungan pujian dan simpati saja. Walau banyak juga yang mampu menggunakannya dengan bijaksana,” Alvin Faiz menyambung.
Advertisement
Di Jari-Jari Kita
“Semuanya ada di jari-jari kita, genggaman tangan kita. lelah juga ya ternyata. terasakah?” ia mengakhiri. Beberapa jam sebelumnya, Alvin Faiz mengingatkan bahwa kita tak bisa mengendalikan apa yang ingin diucapkan orang lain.
Namun, kata Alvin, kita bisa memilih untuk terlibat dalam obrolan itu atau tidak, mendengarkan atau tidak, karena beberapa hal memang tak perlu didengarkan. Cukup diabaikan dan dilupakan.