Liputan6.com, Jakarta - Bukan hal mudah untuk menghadapi ujian seperti yang dirasakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Pencarian terhadap putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang hilang di Sungai Aare, Swiss, pada 26 Mei lalu, berhari-hari dilakukan tanpa hasil.
Awalnya, sebersit tanya sempat muncul di pikirannya. “Kami bertanya-tanya, mengapa harus selama ini ya Allah. Mengapa tidak lebih cepat, agar semua lekas berlalu. Agar kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru,” kata Ridwan Kamil dalam prosesi pemakaman Eril di Cimaung, Jawa Barat, pada hari ini, Senin (13/6/2022).
Namun suami Atalia Praratya tersebut akhirnya bisa menerima apa pun ketentuan yang telah digariskan Yang Maha Kuasa.
Advertisement
“Tapi waktu adalah rahasia Allah yang musykil bisa dipecahkan, apalagi menyangkut kelahiran dan kematian. Waktu adalah relatif, begitu kata orang-orang yang arif. Akhirnya, kami menerimanya dengan hati yang lapang, karena kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang,” tuturnya.
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hidup yang Singkat
Selanjutnya, Ridwan Kamil mengakui dengan jujur bahwa rentang 14 hari waktu hilangnya Eril hingga ditemukan, adalah masa-masa yang sangat melelahkan untuknya.
"Namun kami mendapat banyak pelajaran dan menerima kearifan. Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya begitu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat, penuh manfaat. Dua puluh tiga tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, tapi terbukti memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar," tuturnya mengenai sang anak yang menginjak usia 23 tahun pada 25 Juni mendatang.
Advertisement
Tiap Hela Napas untuk Kebaikan
"Kami belajar tentang hidup yang tidak semata dihitung atas lamanya hari, tapi tentang tiap hela napas yang dipakai untuk berbuat baik walau kecil, dalam sehari-hari. Kami mengikhlaskan Eril pergi, karena kami menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan kekhilafannya," kata Ridwan Kamil.
Meski waktu kebersamaan mereka di dunia terbilang singkat, Ridwan Kamil bersyukur telah dikaruniai Eril sebagai putranya.
"Kami sangat bersyukur dilimpahi seorang putra yang dalam hidupnya, dan bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orangtua," tuturnya.
Memasukkan Tanah ke Liang Lahad
Seperti diketahui, Ridwan Kamil ikut secara langsung mengawali prosesi pemakaman dengan memasukkan tanah ke liang lahad sebagai simbolis.
Setelah beberapa kali memasukkan tanah menggunakan sekop, prosesi pemakaman dilanjutkan oleh para petugas makam. Sementara Ridwan Kamil bersama keluarganya yang lain menunggu dan menyaksikan dari kejauhan.
Sekitar pukul 11.38 WIB, peti jenazah Eril telah tertutup rapat dan menyatu dengan tanah.
Advertisement