Liputan6.com, Jakarta Putri Rian Ekky Pradipta atau Rian D’Masiv, yakni Euralia Cassidy Rian, kini jadi YouTuber kondang. Eksis di jagat maya sejak usia 4 tahun, kini Ralia, demikian ia disapa, punya kanal YouTube sendiri yakni Ralia Rules.
Ralia menjelaskan, ide jadi YouTuber berasal dari diri sendiri dan bukan dipaksa ayah ibunya. Dengan tampil di jagat mata, ia mengaku jadi lebih percaya diri dan merasa punya platform untuk menyalurkan bakat sembari menambah teman.
“Itu ide dari Ralia sendiri. Jadi dulu aku suka banget bikin (konten) YouTube dan suka melihat YouTube. Jadi pengin punya kanal sendiri. Cita-cita aku sih sebenarnya pengin jadi penyanyi karena dari dulu aku suka banget nyanyi sama hobi nge-dance,” katanya.
Advertisement
Baca Juga
Ralia menyampaikan ini dalam webinar “Ayah Bunda Dukung Anak Berkreasi di Dunia Digital, Yuk” bersama MyDoremi, Sabtu (26/11/2022). Ia mengingatkan, medsos termasuk YouTube mesti digunakan dengan bijak untuk meminimalkan dampak negatif.
Sabtu Minggu
“Kalau hal negatif sebenarnya enggak ada. Tapi, dibatasi saja waktu menonton YouTube-nya. Jadi waktu menonton hanya Sabtu Minggu. Sisanya, Senin sampai Jumat tuh untuk sekolah atau aktivitas lain seperti belajar,” Ralia membeberkan.
Ibunda Ralia, Sri Ayu Murtisari alias Mama Ayu, mengingat kali pertama Ralia membangun kanal YouTube dibantu kreator konten kondang, Yudha Apriliano. Mereka membahas konsep selama sebulan kemudian dieksekusi.
“Dulu ingat banget dibantu sama Kak Yudha. Pertama kali kenal, kami sekeluarga samperin Kak Yudha dan mengobrol. Sebulan kemudian langsung mewujudkan itu, dengan Kak Yudha sudah punya konsep, oke Ralia kita bentuk seperti ini,” Ayu membeberkan.
Advertisement
Yakin Punya Bakat Seni
Ia dan Rian meyakini, Ralia punya bakat di dunia seni. Saat bikin konten cerita berseri, Ralia mudah beradaptasi dan membangun chemistry dengan pemeran ayah ibunya. Namun, Ayu ingat betul ada satu nasihat Yudha Apriliano kala Ralia hendak jadi YouTuber.
“Awal Ralia syuting sekitar umur 4 tahun itu, dia sudah sekolah playgroup tiga kali seminggu jadwalnya. Jadi persiapannya ngobrol sama Kak Yudha. Kak Yudha pesan: Mama Ayu, jangan sampai ini mengganggu kesenangan Ralia di playgroup ya,” kenangnya.
Narasumber lain, psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi.,M.Si, mengulas, setidaknya ada dua pertimbangan kala hendak mengantar anak ke dunia YouTube yakni emosional dan kognitif. Dari sisi emosional, penting agar anak mematangkan diri.
Jangan Gampang Menyerah
Jangan gampang menyerah dan membentuk kesadaran anak bahwa semua butuh proses dari mematangkan konsep, syuting di mana dan berapa lama sampai menjadi produk layak tayang. Dari situ, anak belajar sabar.
“Dari sisi kognitif, yang banyak dialami anak adalah bagaimana berkreasi, punya ide apa saja. Artinya orangtua perlu punya kemampuan untuk menggali ide buah hatinya,” Anna Surti mengingatkan.
Dalam kesempatan itu, MyDoremi Co-founder, Cisca Chang, menjelaskan pihaknya membuka Mydoremi YouTuber Class yang memungkinkan anak-anak belajar bikin kanal YouTube sendiri sembari mengasah kreativitas, berlatih percaya diri, dan berbicara di muka umum.
“Anak-anak pun belajar syuting konten sesuai bakat atau hobi mereka. Setelah ikut Mydoremi Youtuber Class, mereka berkesempatan tampil dalam Mydoremi Kids On Stage Lagu Anak yang tayang tiap Sabtu jam 4 sore di Mydoremi Musical Garden YouTube Channel,” terangnya.
Advertisement