Erick Thohir bersama Gibran Rakabuming Hidupkan Kembali Studio Rekaman Bersejarah Lokananta yang Sempat Mati Suri

Erick Thohir dan Gibran Rakabuming mendatangi Lokananta Records pada Minggu (27/11/2022) malam guna meninjau progres revitalisasi dan pengembangan studio rekaman tertua di Indonesia.

oleh Surya Hadiansyah diperbarui 28 Nov 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2022, 18:30 WIB
Slank Rekaman di Studio Bersejarah Lokananta
Studo Lokananta menjadi studio rekaman yang bersejarah di Indonesia karena merupakan perusahaan pertama pembuat vinyl.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta Di dalam dunia musik Tanah Air, kita memiliki sebuah studio rekaman yang paling bersejarah yakni Lokananta. Studio tersebut merupakan studio rekaman pertama yang ada di Indonesia. 

Banyak musisi hebat Tanah Air yang ingin melakukan rekaman di studio legendaris tersebut. Sayang beberapa waktu belakangan Lokananta agak sedikit terbengkalai. 

Berangkat dari situ, Menteri Badan Usaha Milik Negara Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka ingin merevitalisasi studio paling bersejarah itu. 

Keduanya kemudian mendatangi Lokananta Records di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu (27/11/2022) malam guna meninjau progres revitalisasi dan pengembangan studio rekaman tertua di Indonesia oleh Holding BUMN Danareksa melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

"Salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan dari industri kreatif. Kita harus jadi pop culture country, artinya ketika budaya kita jadi ekonomi tapi bukan berarti menghilangkan budaya kita," kata Erick Thohir melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

Jangan Mangkrak

Studio Lokananta
Studio Lokananta di Solo, Jawa Tengah (Liputan6.com/Muhammad Husni Mubarok)

Oleh karenanya, BUMN berkomitmen membangun infrastruktur dan ekosistem dalam meningkatkan industri kreatif. Erick Thohir menyampaikan BUMN memiliki banyak aset bersejarah yang bisa dioptimalkan dalam memberi nilai tambah bagi perusahaan, pemerintah daerah, para pelaku industri kreatif dan UMKM, serta masyarakat sekitar.

"Banyak aset-aset BUMN yang punya nilai sejarah, kita coba kembangkan dan bangkitkan daripada mangkrak, mending kita manfaatkan," ucapnya.

"Saya titip jangan mangkrak, karena yang ada kita untuk membangun itu senang, tetapi kontinuitasnya ngos-ngosan, ini tidak boleh. Saya tekankan sejak awal, prosesnya bagaimana, lalu ke depannya bagaimana supaya bisa jalan terus, jangan nanti ganti menteri, ganti kebijakan dan Lokananta berhenti lagi," ungkap Erick.

Seperti Sarinah

Erick Thohir dan Gibran Rakabuming
Menteri BUMN Erick Thohir dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri acara Lokananta Relod di Sutido Likananta, Solo, Minggu malam (27/11).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Erick Thohir kemudian menjadikan Sarinah, gedung yang juga bersejarah di Jakarta, sebagai perbandingan. Ia berharap Lokananta mencontoh kesuksesan transformasi Sarinah yang mendapat dukungan dari masyarakat.

"Mas Wali (Gibran) bilang, kalau tempat ini tidak ada proaktif dari masyarakat, ya ini enggak jadi apa-apa. Sarinah sukses karena masyarakatnya datang, musisi-musisi manggung di sana, nanti sama Mas Wali dicarikan tempat musisi bisa manggung di Lokananta," kata Erick.

Meramaikan

piringan-hitam-131006b.jpg
Di Indonesia sendiri, piringan hitam mulai digunakan sebagai alat perekam sekitar tahun 1957. Perusahaan rekaman yang berjaya saat itu dan memproduksi piringan hitam adalah Lokananta di Surakarta. (Liputan6.com/Rengga Satria/wwn)

Dalam kesempatan yang sama, Gibran Rakabuming mengatakan Lokananta sebagai aset sejarah bangsa memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Gibran ingin mengembalikan Lokananta sebagaimana mestinya yakni sentra berkreasi bagi para musisi.

"Anak-anak muda di Solo tidak boleh hanya jadi penonton. Kalau Lokananta sudah jadi, PR kita ialah mengisi konten-konten yang ada di sini. Kita ingin Lokananta bisa hidup terus ya, soalnya kalau saya lewat sini itu sedih kaya mangkrak," ujar Gibran.

Dalam kesempatan tersebut, Erick, Gibran, dan penyanyi keroncong legendaris, Waldjinah, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara Holding Danareksa melalui PPA dengan komunitas musisi Solo. Selepas penandatanganan MoU, Erick dan Gibran pun menyaksikan penampilan dari Padi Reborns dalam praaktivasi bertajuk Lokananta Reload.

Infografis: 14 Layanan Publik Komersial Yang Wajib Bayar Royalti Lagu (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 14 Layanan Publik Komersial Yang Wajib Bayar Royalti Lagu (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya