Liputan6.com, Jakarta Jonathan Majors telah dinyatakan bersalah dalam kasus penganiayaan oleh tim juri yang beranggotakan enam orang. Namun, sejak awal kasus ini bergulir hingga akhir, pihak aktor tersebut tetap bersikukuh bahwa dirinya tak bersalah.
Dilansir dari People pada Rabu (20/12/2023), hal ini kembali ditekankan dalam pernyataan penutup pengacara pemeran Kang The Conqueror ini pada 14 Desember lalu.
“Mengapa Anda semua berada di sini?” tanya Priya Chaudhry, pengacara Jonathan, kepada tim juri.
Advertisement
“Anda semua di sini—Anda di sini untuk mengakhiri mimpi buruk Jonathan Majors,” kata sang kuasa hukum sambil tercekat menahan air mata.
Kuasa hukum sang bintang Marvel juga sempat mengajukan bukti dari pihak mereka bahwa Jonathan Majors tak menyebabkan luka-luka kepada sang penggugat yang juga mantan kekasih sang aktor—Grace Jabbari.
Pada pertengahan April, mereka memberikan rekaman yang diklaim sebagai Grace Jabbari minum-minum di kelab malam, beberapa jam setelah insiden di dalam mobil dengan Jonathan Majors yang berujung pada masalah hukum ini.
Beserta bukti ini, pihak Jonathan Majors menyertakan surat yang menyebut bahwa Grace Jabbari tidak mengalami luka apa pun di mobil, apalagi yang disebabkan oleh sang aktor.
Kronologi Insiden
Kasus hukum yang membelit Jonathan Majors ini bermula dari cekcok dengan Grace Jabbari yang saat itu berstatus sebagai kekasih. Penganiayaan tersebut terjadi Maret Tahun ini, saat mereka tengah mengendarai mobil dan Grace disebut sempat melihat Jonathan Majors menerima pesan rayuan di ponselnya.
Saat ponsel hendak direbut, Grace menyebut jarinya ditarik dan kepalanya dipukul sang aktor.
Keesokan harinya, Jonathan Majors kembali ke hotel yang mereka tinggali bersama. Ia kemudian menelepon 911 karena menemukan Grace Jabbari dalam keadaan tak sadar. Polisi datang dan menemukan Grace mengalami patah tulang di jari tengah dan luka di telinganya. Jonathan kemudian ditangkap atas dugaan kekerasan domestik.
Advertisement
Tuding Ada Faktor Warna Kulit
Dalam persidangan, pihak Jonathan Majors bahkan melempar kecurigaan bahwa faktor warna kulit ikut bermain dalam penangkapan Jonathan Majors. Grace Jabbari yang seorang wanita kulit putih dituding langsung dianggap korban dan pria kulit hitam berbadan besar alias Jonathan langsung diduga sebagai pelaku.
"Mereka memutuskan siapa korban dan siapa pelakunya, lalu bertanya kepada Grace apakah Majors yang melakukan ini padanya," kata pihak pengacara di persidangan.
Panggilan Telepon 911
Masih soal warna kulit, pengacara juga menyebut bahwa Jonathan Majors tahu sudah ada risiko bila ia melakukan panggilan ke 911. "Dan rasa takutnya terhadap apa yang bakal terjadi ketika seorang pria kulit hitam di Amerika menelepon 911 menjadi kenyataan," kata sang pengacara.
“Dan sekarang inilah hasilnya," tambahnya lagi.
Advertisement