Rieke Diah Pitaloka Rangkum Perjalanan Spiritualnya Lewat Antologi Puisi Dua Bahasa Ruang Doa

Artis sekaligus politisi Rieke Diah Pitaloka menerjemahkan perjalanan spiritualnya dalam bait-bait puisi yang dibukukan dalam judul "Ruang Doa". Buku ini menyuguhkan 20 sajak dalam dua bahasa, yang berangkat dari pengalaman Rieke membaca 20 Surah dalam Alquran.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 14 Jun 2024, 23:06 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 23:00 WIB
Rieke Diah Pitaloka
Rieke Diah Pitaloka

Liputan6.com, Jakarta - Artis sekaligus politisi Rieke Diah Pitaloka menerjemahkan perjalanan spiritualnya dalam bait-bait puisi yang dibukukan dalam judul "Ruang Doa". Buku ini menyuguhkan 20 sajak dalam dua bahasa, yang berangkat dari pengalaman Rieke membaca 20 Surah dalam Alquran.

Diakui Rieke, ada beberapa peristiwa penting yang digambarkan dalam buku ini, namun dengan cara pandang yang berbeda. Perjalanan spiritual itu bermula ketika Rieke berkesempatan menunaikan umrah dan Ibadah Haji beberapa tahun lalu.

"Ini sebenarnya waktu umrah tahun lalu terus haji, itu aja. Kadang dalam kondisi yang mumet saya segala macam, biasanya saya membaca Alquran. Nah membacanya itu agak lama, karena saya harus membaca terjemahannya," ujar Rieke di Ruang Baca Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2024).

"Pas baca ayat-ayat itu saya merasa ada peristiwa yang membuat saya sedih, saya marah, akhirnya kaya dikasih ketenangan dan melihat masalah itu jadi berbeda," Rieke menambahkan.

 

Perbaikan Tata Kelola Haji

Rieke Diah Pitaloka
Rieke Diah Pitaloka

Salah satu pengalaman yang dituangkan dalam bait-bait puisi di buku ini dituangkan dalam tajuk "Perempuan yang Mati di Muzdalifah". Rieke menilai, ada banyak tata kelola haji yang mesti dibenahi, setelah banyaknya jemaah haji Indonesia yang sudah renta dan meninggal dunia.

"Itu ketika perjalana ketika di Arafah, di Mina ketika haji kemarin, bagaimana ada persolan panas secara ekstrem, dan ada covid, lalu banyak orang berhaji di tahun itu dan dari Indonesia banyak orang tua. Banyak orang tua yang meninggal. Tapi kan kita nggak bisa marah, walaupun sebenernya saya marah," paparnya.

 

Akrab dengan Puisi

Puisi bukan hal baru bagi Rieke. Sejak kecil ia sudah sering dibacakan karya-karya penyair ternama oleh orang tuanya. Bahkan semasa duduk di bangku TK, pemeran Oneng di sitkom Bajaj Bajuri itu didapuk sebagai juara kedua lomba deklamasi, meskipun hanya diikuti dua peserta.

"Kalau orang tua kebanyakan membacakan dongeng ketika anaknya mau tidur, nah ibu saya membacakan puisi. Jadi udah terbiasa. Terus waktu TK saya ikut lomba deklamasi, saya juara kedua dari dua peserta, serius. Itu jadi seneng banget sama puisi," kenang Rieke lalu tertawa.

 

Ruang Doa

Rieke berharap buku antologi puisi "Ruang Doa" ini membuat pembacanya tidak berjarak dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, seiring bertambahnya kedekatan dengan Sang Maha Pencipta. Setidaknya harapan itu yang Rieke inginkan tumbuh pada dirinya.

"Setidaknya saya menjadi tidak berjarak dengan peristiwa yang terjadi dalam realitas kehidupan sehari-hari. Doa itu perjuangan kita, semua diawali, diakhiri dengan doa," Rieke memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya