Band Dongker Disidang di DCDC Pengadilan Musik, Bahas Album Ceriwis Necis

Band Dongker menjadi terdakwa di edisi ke-60 DCDC Pengadilan Musik.

oleh Aditia Saputra diperbarui 27 Nov 2024, 23:59 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2024, 14:45 WIB
Band Dongker
Band Dongker

Liputan6.com, Jakarta Band punk asal Bandung, Dongker, menjadi terdakwa di edisi ke-60 DCDC Pengadilan Musik. Grup ini diadili atas karya fenomenalnya serta tur album Ceriwis Necis yang mencakup sejumlah kota di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Malaysia. Persidangan berlangsung langsung pada 22 November 2024 di The Park Jabar VOC Inlander Koffiehuis, Bandung, Jawa Barat, serta disiarkan live melalui YouTube DCDC TV. 

Dalam sidang tersebut, dua jaksa penuntut, Pidi Baiq dan Budi Dalton, menyoroti rekam jejak Dongker, khususnya album perdana Ceriwis Necis. Sebagai terdakwa, Dongker didampingi oleh dua pengacara dari dunia musik, Yoga PHBdan Rully Cikapundung.

Agus Danny Hartono, perwakilan DCDC, menyebut Dongker sebagai band yang aktif berinovasi. Terbaru, mereka meluncurkan buku kreatif sebagai interpretasi 17 lagu dalam album Ceriwis Necis. Buku setebal 340 halaman itu menggabungkan puisi, cerpen, naskah drama, ilustrasi, iterasi coding, hingga desain, dan dirilis eksklusif di acara tertentu.

“Dongker saat ini menjadi salah satu band garis depan yang kaya inovasi. DCDC Pengadilan Musik memanggil mereka untuk mempertanggungjawabkan karya-karya luar biasa yang telah disebarluaskan,” ujar Danny.

 

Album dan Tur yang Menarik Perhatian

Band Dongker
Band Dongker

Band yang beranggotakan Delpi Suhariyanto (gitar/vokal), Arno Zarror (gitar/vokal), Bilal Ahmad (bass), dan Dzikrie Juliogian (drum), menyampaikan keterangannya di depan Hakim Ketua, Man Jasad, serta warga DCDC yang hadir. Proses persidangan dipandu oleh Eddi Brokoli selaku panitera. 

Ketika ditanya tentang konsep Ceriwis Necis, Arno Zarror menjelaskan bahwa mereka ingin menciptakan karya inovatif yang anti-mainstream. Album ini bahkan telah dirilis di lima negara—Indonesia, Taiwan, Jepang, Malaysia, dan Singapura—dan mendapat sambutan positif.

“Kami bekerja sama dengan 17 penulis untuk menginterpretasi lagu-lagu kami. Yang paling rumit adalah iterasi coding karena itu medium yang tidak umum,” ungkap Arno. Lagu andalan mereka, Bertaruh Pada Api, menjadi pintu masuk untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Sejak debut pada 2019 dengan demo dan EP Upaya Memaki, Dongker terus konsisten merilis karya baru. Album Ceriwis Necis yang diluncurkan pada Mei 2024 ini berisi 17 lagu dan mendapat respons positif dari pecinta musik Tanah Air.

 

Sukses Tur dan Rencana Vinyl

Band Dongker
Band Dongker

Satu bulan setelah album dirilis, Dongker menggelar tur album ke belasan kota besar di Jawa, Bali, Sumatera, serta Malaysia. Mereka tampil di Kuala Lumpur, Melaka, dan Johor Bahru, bertemu langsung dengan para penggemar. 

Kini, Dongker bersiap untuk meluncurkan edisi piringan hitam (vinyl) sebagai langkah berikutnya. “Kami akan merilis 300 keping vinyl di awal 2025 bersama Disaster Records. Vinyl ini kami anggap sebagai ‘ijazah’ bagi musisi dan kenangan yang bisa dinikmati di masa depan,” ujar Delpi Suhariyanto.

 

Performa Langsung di Persidangan

Selama persidangan, Dongker juga membawakan tiga lagu andalan mereka, yakni Di Neraka, Tuhan di Reruntuh Kota, dan Bertaruh Pada Api. Penampilan mereka disambut antusias oleh penonton di lokasi dan yang menyaksikan secara daring. 

DCDC Pengadilan Musik adalah program yang mengkaji karya musisi Indonesia dengan konsep unik berbentuk persidangan. Acara ini memberikan apresiasi sekaligus kritik konstruktif bagi pelaku musik. Meski berformat formal, unsur humor dari panitia sidang sering mencairkan suasana.

Program ini telah menghadirkan berbagai musisi ternama, seperti J-Rocks, Anji, Ipang Lazuardi, Burgerkill, Danilla, Jason Ranti, Fiersa Besari, /rif, Ardhito Pramono, Feel Koplo, Fanny Soegi, hingga Juicy Luicy.

Dengan konsep yang terus menarik perhatian, edisi ke-60 DCDC Pengadilan Musik sukses menjadi momen penting bagi Dongker untuk menunjukkan komitmen mereka dalam berkarya. Sidang ini tidak hanya menjadi refleksi, tetapi juga apresiasi bagi inovasi yang mereka hadirkan di kancah musik Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya