Liputan6.com, Washington DC - Carrie Underwood mendapat sebuah tugas penting dalam pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS ke-47 yang digelar di US Capitol Washington DC, pada Senin (20/1/2025) waktu setempat. Dilansir dari E! News dan USA Today, penyanyi lulusan program pencarian bakat American Idol ini tampil cantik dengan gaun putih keabuan dengan rambut pirangnya digerai ke pundak.
Hanya saja, ada kesalahan teknis dalam penampilan wanita 41 tahun ini. Musik tak kunjung berkumandang kala ia hendak menyanyikan "America the Beautiful", sehingga secara mendadak, Carrie Underwood akhirnya memutuskan untuk menyanyi secara akapela.
Advertisement
“Kalau ada yang tahu liriknya, bisa bantu saya ya,” kata Carrie Underwood kepada penonton. Untung, ia bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Advertisement
Mantan Presiden Joe Biden bahkan terlihat mengucap “good job” saat keduanya bersalaman, seusai lagu dibawakan.
Sebelum hari penting ini, sang pelantun “Ever Ever After” mengungkap rasa bangganya bisa tampil dalam acara pelantikan Presiden AS ini.
“Aku sungguh mencintai negara kita dan merasa terhormat diminta menyanyi pada acara pelantikan dan menjadi bagian kecil dari peristiwa bersejarah ini,” kata dia dalam pernyataan kepada media.
Tak Suka Dikaitkan dengan Politik
Carrie Underwood merasa terhormat untuk menyanggupi permintaan ini, dan berharap persatuan akan dipegang teguh masyarakat Amerika Serikat ke depannya.
Sebelumnya, Carrie sendiri mengungkap dirinya tak terlalu suka untuk menampilkan dirinya pada hal yang bersifat politik.
“Orang-orang mencoba menyimpulkan segala sesuatu, seperti semuanya bersifat hitam dan putih. Padahal tidak,” kata dia kepada The Guardian.
Advertisement
Pidato Donald Trump
Dalam momen pelantikan, Donald Trump juga berpidato mengenai visi misinya dalam masa jabatannya kini.
Dilansir Kanal Global Liputan6.com dari laman The Guardian, sosok yang pernah menjabat sebagai presiden ke-45 ini kembali ke Gedung Putih dengan janji menghadirkan perubahan radikal, gelombang kebijakan eksekutif baru, dan apa yang ia sebut sebagai "revolusi akal sehat.
Dalam naskah yang dibagikan oleh timnya, Donald Trump mengatakan, "Saya kembali ke kursi kepresidenan dengan keyakinan dan optimisme bahwa kita sedang memulai era baru kesuksesan nasional yang luar biasa. Arus perubahan sedang menyapu negara ini."
Serangkaian Kebijakan Donald Trump
Setelah pelantikan, Trump berencana langsung menandatangani serangkaian perintah eksekutif. Ia telah berjanji untuk mengampuni para pelaku kerusuhan 6 Januari, menutup perbatasan selatan, dan meluncurkan program deportasi terbesar terhadap imigran tanpa dokumen.
Laporan menyebutkan bahwa tim Trump telah merencanakan penggerebekan besar-besaran di Chicago pada Selasa, melibatkan 200 petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).
Selain itu, Trump juga berjanji untuk mengembalikan “kedaulatan hukum dan ketertiban” ke kota-kota Amerika, menghentikan “ideologi radikal woke” dari militer, dan mengeksploitasi sumber daya energi domestik. Ia mengklaim bahwa langkah ini akan memulihkan kekuatan ekonomi dan stabilitas nasional.
Advertisement