Liputan6.com, Jakarta Drama medis The Trauma Code: Heroes on Call menarik perhatian penonton domestik hingga Internasional karena berhasil memadukan beberapa unsur yaitu ketegangan, realisme, dan alur cerita yang kuat. Hansanleega, penulis novel web yang menjadi dasar serial ini, memakai pengalamannya sebagai dokter untuk menghadirkan gambaran nyata tentang sistem medis Korea Selatan.
Dalam wawancara dengan The Chosun Daily yang dikutip pada Senin (10/2/2025), Hansanleega, yang memiliki nama asli Lee Nak Joon, berbagi pandangannya mengenai tantangan dalam dunia medis serta harapannya terhadap industri kesehatan di negaranya. Lee mengungkapkan alasan mengapa ia memilih pusat trauma sebagai latar utama cerita The Trauma Code.
Baca Juga
"Saya memilih untuk mengatur cerita di pusat trauma berat karena lingkungannya yang ekstrem. Saya pikir akan terasa lebih meyakinkan jika karakter yang bekerja di sana adalah para ‘munchkin’ (karakter dengan kemampuan luar biasa)” tuturnya.
Advertisement
Dalam dramanya, karakter utama Baek Kang Hyuk digambarkan sebagai ahli bedah berbakat dengan pengalaman di zona konflik, yang direkrut untuk membangun kembali tim trauma yang tengah menghadapi krisis di rumah sakit universitas.
Meski menampilkan tokoh dengan kemampuan hampir seperti superhuman, The Trauma Code tetap berupaya menggambarkan kenyataan yang dihadapi tenaga medis. "Jika Anda memiliki pengetahuan medis, Anda dapat menggambarkannya secara realistis," ujar Lee Nak Joon.
Keterbatasan Sumber Daya
Drama ini memperlihatkan bagaimana dokter di pusat trauma harus menghadapi keterbatasan sumber daya, tekanan finansial, serta tanggung jawab besar dalam menyelamatkan pasien.
Salah satu isu yang disorot dalam serial ini adalah kurangnya pendanaan dalam bidang perawatan trauma. Lee menegaskan bahwa bidang ini masih tertinggal dibandingkan dengan spesialisasi lain.
"Korea termasuk yang terbaik di dunia dalam menangani kanker, penyakit kardiovaskular, dan kondisi serebrovaskular, tetapi perawatan trauma, kebidanan, ginekologi, dan pediatri sangat kekurangan dana," katanya.
Advertisement
Perbandingan dengan Amerika Serikat
Ia juga membandingkan perkembangan sistem medis Korea dengan Amerika Serikat, "US telah menyadari kebutuhan akan ahli bedah trauma sejak tahun 1950-an dan telah mengembangkan bidang ini sejak saat itu, sedangkan Korea baru memiliki sejarah sekitar satu dekade di bidang ini. Saya berharap kita bisa segera menyusul."
Lee juga menyoroti fakta bahwa jumlah spesialis trauma yang meninggalkan profesinya terus meningkat. Kondisi kerja yang berat, beban pasien yang tinggi, dan kurangnya dukungan finansial membuat banyak dokter memilih keluar dari bidang ini.
Diadaptasi dengan Sangat Baik
Melalui dramanya, ia berharap dapat membuka mata masyarakat terhadap realitas yang dihadapi para tenaga medis dan mendorong adanya perubahan kebijakan dalam sistem kesehatan Korea Selatan.
Adaptasi novel web The Trauma Code ke dalam bentuk webtoon dan serial TV juga mendapatkan sambutan hangat dari penonton. Lee mengaku puas dengan hasilnya dan merasa bahwa cerita yang ia tulis menjadi lebih hidup. "Arahan dan aktingnya berpadu dengan sangat baik sehingga hasilnya melampaui novel aslinya," ujarnya.
Advertisement