Liputan6.com, Jakarta Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kemenpora dan PSSI yang dihadiri oleh Erick Thohir untuk membahas pemain naturalisasi Timnas Indonesia menjadi ajang perbandingan yang menarik di mata publik.
Ahmad Dhani dan Verrell Bramasta, dua figur publik yang kini berkecimpung di dunia politik, menampilkan gaya bicara dan usulan yang sangat berbeda dalam forum rapat. Perdebatan ini pun ramai diperbincangkan di media sosial.
Advertisement
Baca Juga
Ahmad Dhani, yang turut menyampaikan pendapatnya dalam rapat, justru lebih banyak mengundang tawa daripada apresiasi. Ia menyampaikan pandangan kontroversial terkait naturalisasi, dengan menyarankan agar jumlah pemain 'bule' dikurangi karena dianggap 'kurang enak dilihat' untuk Indonesia. Selain itu, Dhani juga mengusulkan “naturalisasi mantan pemain berusia di atas 40 tahun dan mencarikan mereka pasangan dari Indonesia agar anak-anak mereka kelak menjadi pemain bola yang hebat.”
Advertisement
Kritik Netizen
Pernyataan ini pun menuai kritik dan menjadi bahan perbincangan luas di media sosial. Banyak netizen menilai pernyataannya kurang etis.
“Kalau semua anggota DPR bisa ngomong kayak Verrell, mungkin kita nggak bakal sering ketawa miris lihat rapat-rapat." tulis seorang warganet. "DPR butuh lebih banyak orang yang kualitasnya kayak Verrell sih yang ngomongnya ada isi, bukan asal nyeletuk tanpa mikir." tambah yang lain.
Advertisement
Menuai Pujian
Di sisi lain, Verrell Bramasta justru menuai pujian karena menyampaikan pandangan yang mendalam. Dalam rapat sebelumnya, Verrell menegaskan dukungannya terhadap kebijakan naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia, dengan catatan bahwa pengembangan atlet lokal tetap menjadi prioritas.
"Naturalisasi kali ini banyak sekali keberhasilan yang membawa dampak baik bagi sepak bola Indonesia. Meskipun begitu, pengembangan atlet lokal tetap menjadi prioritas yang harus dijaga," ujarnya.
Pengakuan Masyarakat
Kemampuannya dalam public speaking sudah mendapat pengakuan di mata masyarakat. Tanpa melontarkan pernyataan kontroversial atau rasis, Verrell berhasil menunjukkan bahwa ia memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat.
“Welcome to Commission 10, Welcome to this parliamentary hearing, we are here known as the commission of civilization so you guys dont have to worry, we are very friendly and very demure– and lastly on behalf of the national mandate party of Indonesia, we would like to welcome you to Indonesia” ucap Verrell saat memberikan sambutan untuk atlet naturalisasi.
Kontras ini membuat netizen menyoroti pentingnya anggota DPR berbicara dengan tata krama dan substansi yang jelas. Masyarakat berharap agar forum-forum resmi seperti ini diisi oleh diskusi yang berkualitas, bukan sekadar retorika tanpa arah.
Advertisement
