Musik dangdut memang sesuatu hal yang melekat tersendiri di mata Mery Geboy. Dara kelahiran Tangerang, 27 Januari 1988 tersebut memang sejak kecil sudah menyukai musik yang merakyat ini. Namun keinginan Mery ini harus dibarengi dengan perjuangan yang sangat panjang. Ia sampai hati harus menerima bayaran Rp10.000 saat mengawali karier sebagai penyanyi kafe.
"Diawali dari kafe-kafe sekitar saja. Kalau di kafe cuma ngandelin saweran. Paling 10 ribu atau 20 ribu (rupiah)," kata Mery saat berkunjung ke Liputan6.com, Kamis (10/10/2013).
Uang yang masih belum layak disebut gaji ini hanya cukup untuk biaya transportasi pulang dan pergi saja. Tentu hal itu dirasakan sangat tidak cukup untuk biaya hidupnya, apalagi untuk membantu perekonomian keluarga. "Itu cuma habis di ongkos. Padahal datangnya itu dari sore pulangnya bisa jam tiga pagi," tambah wanita seksi ini.
Mengerti bahwa pekerjaannya tak bisa jalan di tempat saja, anak kedua dari tiga bersaudara ini lalu memutuskan untuk keluar dari kafe di daerah Tangerang tersebut dan mencari penghasilan yang lebih besar di panggung-panggung hajatan. Dari sanalah ia lalu masuk ke sebuah label musik bernama BP Music. Â
"Kalau di kafe itu selain cuma ngandelin saweran saya nggak boleh kerja di luar, jadi saya pilih nyanyi di panggung-panggung hajatan. Di sini lebih besar, saya dibayar Rp50 ribu, ditambah saweran-sawerannya," kata Mery. (fei)
"Diawali dari kafe-kafe sekitar saja. Kalau di kafe cuma ngandelin saweran. Paling 10 ribu atau 20 ribu (rupiah)," kata Mery saat berkunjung ke Liputan6.com, Kamis (10/10/2013).
Uang yang masih belum layak disebut gaji ini hanya cukup untuk biaya transportasi pulang dan pergi saja. Tentu hal itu dirasakan sangat tidak cukup untuk biaya hidupnya, apalagi untuk membantu perekonomian keluarga. "Itu cuma habis di ongkos. Padahal datangnya itu dari sore pulangnya bisa jam tiga pagi," tambah wanita seksi ini.
Mengerti bahwa pekerjaannya tak bisa jalan di tempat saja, anak kedua dari tiga bersaudara ini lalu memutuskan untuk keluar dari kafe di daerah Tangerang tersebut dan mencari penghasilan yang lebih besar di panggung-panggung hajatan. Dari sanalah ia lalu masuk ke sebuah label musik bernama BP Music. Â
"Kalau di kafe itu selain cuma ngandelin saweran saya nggak boleh kerja di luar, jadi saya pilih nyanyi di panggung-panggung hajatan. Di sini lebih besar, saya dibayar Rp50 ribu, ditambah saweran-sawerannya," kata Mery. (fei)