Hingga 5 Kali Sehari Kejadian Kejahatan Jalanan Terjadi di Surabaya

Polda Jatim menyatakan, dalam satu hari bisa ada empat hingga lima kejadian kejahatan jalanan di Surabaya, Jawa Timur.

diperbarui 15 Jul 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 16:00 WIB
Polisi Ringkus Residivis Berkongsi dengan Ibu Rumah Tangga Curi Motor
Ilustrasi Curanmor, Foto: Pixabay.com

Surabaya - Polda Jatim menyatakan, dalam satu hari bisa ada empat hingga lima kejadian kejahatan jalanan di Surabaya, Jawa Timur.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, menyatakan, sebanyak 400-500 kasus pencurian kendaraan bermotor terjadi di Jawa Timur (Jatim).

"Dengan jumlah yang seperti ini apakah akan dibiarkan saja?Kalau diungkap kebanyakan jawabnya nggak tahu,” ujar Frans, seperti dikutip dari laman suarasurabaya.net, Senin (15/7/2019).

Barung menuturkan, salah satu yang terkenal yaitu motor bodong di Polres Lumajang. “Ternyata banyak sekali mtoro bodong ini yang dilempar ke luar wilayah Surabaya seperti Madura, Lumajang dan lainnya,” ujar Barung.

Hingga tadi pagi, Barung menuturkan, masih ada pengaduan di Polda Jatim terkait pencurian kendaraan bermotor atau kejahatan jalanan yang dialami masyarakat.

"Ini sebagai upaya kami untuk mempertanggungjawakan operasionalisasi kepolisian dalam menumpas kejahatan jalanan. Satu hari saja ada sampai 405 kejadian kejahatan jalanan di Surabaya. Belum lagi yang di wilayah lain," tutur dia.

Barung menuturkna, saat ini pelaku pencurian dengan kekerasan tidak lagi hanya menyasar hal-hal yang spesifikasi. "Jadi pelaku ini obyeknya sembarang saat melakukan tindak kejahatan, yang penting ada kesempatan,” ujar dia.

Akan tetapi, dengan meningkatkan kejadian kejahatan di Jawa Timur, Barung menuturkan, Polda Jatim juga melakukan tindak tegas.

"Dalam waktu dekat ini sudah ada tujuh orang pelaku kejahatan yang kita tangkap dan semuanya meninggal dunia. Ini karena pelaku sudah melakukan kejahatan di atas 10 lokasi. Dan yang kita tindak tegas hingga akhirnya meninggal ini pelaku yang mencoba melarikan diri saat ditangkap, melawan petugas, tidak kooperatif dan membahayakan petugas," ujar dia.

Selain kejahatan jalanan, Barung menuturkan, pihaknya juga konsentrasi untuk melawan peredaran narkoba yang menyasar generasi muda. Di Polrestabes Surabaya, ada lima pelaku kasus narkoba yang ditembak karena sudah meresahkan generasi muda.

"Kita ingin buktikan pada masyarakat Jatim kalau kita berupaya terus menumpas kejahatan. Kita ingin angka kejahatan terus menurun. Tapi tanpa bantuan, dan partisipasi masyarakat upaya ini tidak akan terlaksana dengan baik," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Polisi Tembak 3 Pelaku Curanmor yang Sering Beraksi di Surabaya

Penangkapan Ditangkap Penahanan Ditahan
Ilustrasi Foto Penangkapan (iStockphoto)

Sebelumnya, Polrestabes Surabaya kembali menindak pelaku kejahatan jalanan yang sering meresahkan masyarakat. Polisi menembag tiga pelaku curanmor asal Jember karena melawan petugas saat akan ditangkap.

Ketiga pelaku itu berinisial IE, SR dan SE. Pelaku ditangkap petugas di kawasan Dharmahusada, Surabaya. Akan tetapi, ketika ditangkap, mereka justru menyerang petugas dengan senjata tajam.

"Sehingga pihak kepolisian melakukan tindakan tegas terukur dengan menyarangkan timah panas di tubuh mereka," ujar Iptu Bima Sakti, Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, seperti dikutip dari laman suarasurabaya.net, Minggu, 14 Juli 2019.

Ia menuturkan, ketiga pelaku ini menggunakan sarana mobil dengan menyasar tempat kos-kosan. Komplotan ini sering mengincar sepeda motor yang terparkir di halaman. Bahkan dari catatan kepolisian, komplotan ini sudah 10 kali melakukan aksinya.

"Dalam sekali aksi di tempat kos, mereka langsung mengambil tiga hingga empat motor," tutur dia.

Kepolisian akan menggelar konferensi pers mengenai kasus tersebut pada Minggu 14 Juli 2019 di Mapolrestabes Surabaya.

 

 

Polisi Tembak Begal di Surabaya

Ilustrasi Begal Motor
Ilustrasi Begal Motor

Sebelumnya, Unit kejahatan dan kekerasan (Jatanras) Polrestabes Surabaya menembak mati seorang begal di Lakarsantri, Surabaya pada Rabu siang,10 Juli 2019.

Pelaku ini dikenal sadis, dan bernama Zianul Fanani (32). Ia ditembak mati setelah melawan ketika akan ditangkap polisi.

Kapolrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi, Sandi Nugroho menuturkan, Fanani adalah pelaku spesialis jambret yang telah beberapa kali menjambret di Surabaya.

"Pelaku punya kelompok. Mereka hunting di jalan. Tidak melihat apakah itu perempuan, tua atau muda, pokoknya langsung ditarik tasnya. Yang jelas kalau korbannya melawan dia tidak segan melukai dengan senjata tajam. Sekalipun korban yang ditarik itu terbentur aspal, dia tidak peduli," tutur Kombes Pol Sandi, seperti dikutip dari SuaraSurabaya.net.

Saat mengungkap kasus itu, polisi menemukan puluhan kartu ATM, tas, buku tabungan dan jam tangan hasil dari kehajatan pelaku selama ini.

Sebelumnya, polisi sempat melontarkan tembakan ke udara sebanyak dua kali. Akan tetapi, pelaku malah menyabetkan senjata tajam pada petugas.

"Sangat disayangkan, ketika ingin ditangkap, melawan petugas sehingga kami tindak tegas sebagai bukti, apa yang sudah disampaikan di awal, pelaku kejahatan di Surabaya untuk tidak melakukan kejahatan di kota Surabaya," ujar dia.

Kombes Pol Sandi menuturkan akan terus menindak tegas bagi para pelaku kejahatan yang beroperasi di Surabaya. Ia tak segan untuk menembak jika pelaku melawan saat ditangkap oleh petugas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya