Jurus Pemkab Sidoarjo Tangani TBC

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membentuk tim DPPM (District-Based Public Private Mix) dan KOPI (Koalisi Organisasi Profesi) untuk menanggulangi tuberculosis (TBC).

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 23:00 WIB
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Liputan6.com, Sidoarjo - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membentuk tim DPPM (District-Based Public Private Mix) dan KOPI (Koalisi Organisasi Profesi) untuk menanggulangi tuberculosis atau yang biasa disebut penyakit TBC di daerah itu.

Kepala Dinkes Kabupaten Sidoarjo, Drg Syaf Satriawarman, Sp.Pros mengatakan, penyakit TBC adalah salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, sehingga perlu penanganan dan pencegahan penyakit tersebut secara menyeluruh.

"Di mana tahun 2017 Indonesia menempati urutan 3 besar, secara global Indonesia berada setelah India dan China, Provinsi Jawa Timur merupakan peringkat ke 2 setelah Jawa Barat, lalu Kabupaten Sidoarjo urutan ketiga setelah Surabaya dan Jember," katanya saat workshop DPPM dan KOPI, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, penanggulangan tuberkulosis melibatkan semua pihak terkait baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam bentuk jejaring kolaborasi PPM berbasis kabupaten atau kota.

"Workshop ini diikuti organisasi profesi, OPD terkait, TP PKK, perwakilan organisasi masyarakat, rumah sakit, Puskesmas, BPJS Kesehatan," kata dia.

Bupati Sidoarjo Saifullah menyambut baik dan mendukung penuh dengan terbentuknya tim DPPM dan KOPI di daerahnya dan diharapkan dapat menekan Kasus TBC dan memaksimalkan pencegahan hingga ke desa-desa.

Ia mengatakan, penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis yang paling sering menyerang organ tubuh paru-paru, tetapi bisa juga menyerang organ tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, dan kulit.

"Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2018 sebesar 6.944 orang yang terjangkit TBC namun belum setengah dilaporkan pada program tuberkolosis basional di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Namun angka keberhasilkan pengobatan TB pada Triwulan 2 di tahun 2019 Sidoarjo mencapai 89 persen lebih baik dari Provinsi Jawa Timur," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Inovasi Pelayanan TBC Bikin Perawat Gorontalo Terbang ke Swiss

Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Sebelumnya, perawat asal Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Vionita Isa, bakal mewakili Indonesia dalam World Health Assembly ke-72 (WHA72) di Jenewa, Swiss.

Awalnya Vionita mengikuti seleksi Teladan Nasional tingkat Provinsi Gorontalo pada 2018. Ia membawa inovasi pos penanggulangan tuberkulosis (TBC) untuk kesehatan masyarakat yang sulit menjangkau puskesmas.

"Ada tiga kelurahan di Puskesmas Limboto yang masuk dalam kategori sulit yaitu kelurahan Tilihuwa, Polohungo dan Malahu, yang dibuatkan pos untuk mendekatkan akses pelayanan TBC," ujarnya seperti mengutip laman Antara.

Dari inovasi tersebut, Vionita terpilih mewakili Gorontalo untuk tingkat nasional di Jakarta. "Untuk ke Jenewa, kami para Teladan Nasional sudah mempersiapkan makalah tentang program inovasi. TBC masih menjadi isu nasional dan internasional dan program saya menunjang untuk pemberantasan penyakit tersebut," ucapnya.

 

Kalahkan Pesaing Lain

Perwakilan yang dipilih melalui seleksi ke Jenewa, Swiss, ujar dia, adalah dari kalangan pemuda dengan umur di bawah 40 tahun. "Kemudian diseleksi lagi menjadi enam nama, lalu diberikan ke bu Menteri Kesehatan dan terpilih satu saja," kata dia.

Kepala Puskesmas Limboto, Ismail Akase mengaku merasa bangga stafnya bisa mewakili Gorontalo dan Indonesia untuk ke Jenewa pada ajang WHA72.

"Dengan inovasi dan kerja ikhlasnya ia bisa mewakili Indonesia yang menjadi kebanggaan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Gorontalo," kata Ismail. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya