Pelaku Penyerangan di Polsek Wonokromo Sempat Bersikap Aneh

Pelaku penyerangan anggota Polsek Wonokromo berinisial IM pada Sabtu sore, 17 Agustus 2019, sebelumnya berperilaku aneh.

diperbarui 19 Agu 2019, 15:14 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 15:14 WIB
20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Surabaya - Pelaku penyerangan anggota Polsek Wonokromo berinisial IM pada Sabtu sore, 17 Agustus 2019, sebelumnya berperilaku aneh. Pelaku sempat memaki polisi di Sumenep saat musim pemberangkatan haji 2019.

Mantan Kepala Desa Telake, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Abdul Hadi menceritakan, kronologi bermula saat IM ikut mengantarkan orangtuanya berangkat haji pada Juli 2019. Akan tetapi, bukan ikut rombongan, pelaku berangkat sendiri menggunakan motor. Ia lalu menerobos lampu merah dan memaki polisi yang saat itu berjaga di sana.

"Saat mengantarkan kedua orangtuanya berangkat haji 2019, IM menolak ikut rombongan padahal orangtuanya diantar banyak orang. Ia memilih naik motor dan menerobos polisi sambil memaki polisi,” tutur dia, seperti melansir suarasurabaya.net, Senin (19/8/2019).

Ia menuturkan, apa yang dilakukan IM sangat aneh dan seolah berani dengan menantang polisi yang berjaga. Hal ini mengingat IM, alumni santri di salah satu pondok pesantren modern di Sumenep sehingga apa yang dilakukan oleh warga setempat dirasa janggal.

Sebelumnya, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri langsung menggeledah di rumah kos pelaku di Jalan Sidosermo IV Gang 1, Surabaya pada Sabtu, 17 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB. Dari penggeledahan itu, polisi membawa beberapa barang bukti dan juga istri pelaku untuk dimintai keterangan. IM sudah kos selama lima tahunan di kos pasutri, dan sehari-hari berjualan makaroni. Penyerangan di Polsek Wonokromo pada Sabtu sore 17 Agustus 2019 mengakibatkan dua anggota polisi terluka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Polsek Wonokromo Siaga Usai Serangan, Pelayanan Masyarakat Tetap Buka

Ilustrasi Polisi dan Militer
Ilustrasi Polisi dan Militer

Sebelumnya, Polrestabes Surabaya menetapkan status siaga di Polsek Wonokromo setelah terjadinya penyerangan terhadap Aiptu Agus anggota SPKT Polsek Wonokromo dan anggota piket reskrim Briptu Febian yang dilakukan pria berinisial IM (30) pada Sabtu, sore 17 Agustus 2019.

"Statusnya siaga, tapi pelayanan masih berlangsung," tutur Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, saat dikonfirmasi Minggu, 18 Agustus 2019.

Kapolrestabes menyampaikan, meski pun berstatus siaga pelayanan terhadap masyarakat di polsek Wonokromo masih berlangsung. "Sehingga masyarakat Surabaya yang membutuhkan pelayanan di polsek Wonokromo masih bisa terlayani," kata dia.

Sandi menuturkan, pelayanan untuk masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Namun, kewaspadaan akan ditingkatkan oleh petugas, terutama yang ada di markas komando (mako). Polisi mengedepankan pelayanan masyarakat untuk bisa memastikan pelayanan tidak terganggu. 

"Kami pastikan juga anggota kami tidak jadi korban. Untuk kasus ini (penyerangan terhadap dua polisi di Polsek Wonokromo) ditangani Densus 88 yang bekerja sama dengan Polda. Kami siap membantu misal pemeriksaan saksi-saksi," ujar Sandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya