Barang Perhiasan Jadi Komoditas Ekspor Terbesar Jawa Timur

Jawa Timur alami defisit neraca perdagangan sebesar USD 300,21 juta pada Oktober 2019. Defisit itu didorong sektor nonmigas alami defisit sebesar USD 32,95 juta dan sektor migas defisit USD 267,26 juta.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Nov 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2019, 16:30 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur alami defisit neraca perdagangan sebesar USD 300,21 juta pada Oktober 2019. Defisit neraca perdagangan Jawa Timur itu didorong sektor nonmigas alami defisit sebesar USD 32,95 juta dan sektor migas defisit USD 267,26 juta.

Selama Januari-Oktober 2019, neraca perdagangan Jawa Timur masih defisit USD 2,25 miliar. Hal ini disumbangkan oleh defisit sektor migas USD 2,8 miliar dan sektor nonmigas justru kinerjanya positif dengan surplus USD 539,90 juta.

Mengutip data BPS Jawa Timur ditulis Sabtu, (16/11/2019), ekspor Jawa Timur naik 5,46 persen pada Oktober 2019 dibandingkan September dari USD 1,59 miliar menjadi USD 1,68 miliar. Namun, kalau dibandingkan Oktober 2018, ekspor turun 17,96 persen.

Kenaikan ekspor pada Oktober 2019 disumbangkan sektor nonmigas dan migas. Ekspor komoditas nonmigas naik 4,46 persen dari USD 1,53 miliar menjadi USD 1,6 miliar. Ekspor nonmigas menyumbang 95,28 persen dari total ekspor bulan ini. Dibandingkan Oktober 2018, nilai ekspor nonmigas turun 15,19 persen.

Sepanjang Oktober 2019, ekspor nonmigas terutama antara lain ekspor perhiasan/permata dengan nilai transaksi USD 253,59 juta. Angka ini naik 0,51 perse dari bulan sebelumnya USD 252,31 juta. Kontribusi ekspor perhiasan/permata mencapai 15,84 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur. Ekspor ini dikirim ke Jepang dengan nilai USD 112,27 juta.

Lalu ekspor nonmigas disumbangkan dari kayu, barang dari kayu yang nilainya mencapai USD 122,06 juta atau naik 8,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Golongan barang ini sumbang 7,63 persen dari total ekspor nonmigas dan utamanya dikirim ke China dengan nilai USD 23,95 juta.

Selain itu, komoditas ikan dan udang dengan nilai ekspor USD 101,93 juta atau naik 16,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kelompok barang ini menyumbang 6,37 persen dari total ekspor nonmigas bulan ini. Komoditas ini dominan ekspor ke Amerika Serikat senilai USD 39,96 juta.

Sepanjang Oktober 2019, tujuan ekspor nonmigas Jawa Timur antara lain ke Jepang mencapai USD 295,07 juta. Sedangkan ekspor ke Amerika Serikat sebesar USD 230,22 juta dan China sebesar USD 192,04 juta.

Bila dilihat berdasarkan sektor, ekspor Jawa Timur masih didominasi oleh sektor industri dengan nilai ekspor mencapai USD 1,44 miliar atau kontribusi sebesar 86,21 persen dari total ekspor pada Oktober.

Lalu disusul ekspor sektor pertanian dengan nilai ekspor mencapai USD 146,73 juta yang sumbang 7,63 persen. Ekspor sektor migas mencapai USD 79,27 juta dengan kontribusi 4,72 persen. Ekspor pertambangan dan lainnya dari mempunyai nilai terkecil dengan peranan sebesar 0,34 persen atau senilai USD 5,64 juta.

Sepanjang Januari-Oktober 2019, komoditas terbesar ekspor adalah barang perhiasan dari logam mulia lainnya dengan kontribusi 8,94 persen atau sebesar USD 1,50 miliar. Disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda sebesar 5,21 persen atau USD 878,88 juta. Kemudian sisa dan skarp dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,49 persen atau USD 756,63 juta.

Sementara itu, ekspor migas naik 30,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari USD 60,70 juta menjadi USD 79,27 juta pada Oktober 2019. Komoditas migas menyumbang 4,72 persen total ekspor Jawa Timur. Dibandingkan September 2018 nilai ekspor migas turun sebesar 50,54 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kondisi Impor di Jawa Timur

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jawa Timur mencatat impor Jawa Timur pada Oktober 2019 mencapai USD 1,98 miliar atau naik 2,56 persen dibandingkan September. Namun, bila dibandingkan Oktober, impor Jawa Timur turun 15,75 persen.

Impor nonmigas Oktober 2019 mencapai USD 1,63 miliar atau naik 5,53 persen dibandingkan September. Nilai impor nonmigas turun 11,73 persen dibandingkan Oktober 2018.

Impor migas Oktober 2019 sebesar USD 346,53 juta atau turun 9,46 persen dibandingkan September. Dibandingkan Oktober 2018, nilai itu turun 30,64 persen.

Golongan barang utama impor nonmigas Oktober 2019 adalah golongan mesin-mesin pesawat mekanik (HS84) sebesar USD 182,17 juta, berikutnya golongan barang besi dan baja (HS 72) senilai USD 161,34 juta dan golongan barang plastik dan barang dari plastik (HS39) sebesar USD 123,95 juta.

Selama Januari-Oktober 2019, impor yang masuk ke Jawa Timur sebesar USD 19,13 miliar atau turun sebesar 10,01 persen dibandingkan Januari-Oktober 2018 sebesar USD 21,26 miliar.

Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Oktober 2019 dari China USD 4,66 miliar (29,93 persen), disusul dari Amerka Serikat sebesar USD 1,09 miliar (7,04 persen) dan impor dari Thailand sebesar USD 796,81 juta atau 5,11 persen. Impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 2,40 miliar (15,45 persen). Sementara, impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 1,35 miliar atau 8,70 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya