Mantan Ketua Dewan Pendidikan Jatim: Guru Harus Tahu Minat Siswa Sejak Dini

Naskah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk memperingati Hari Guru Nasional mencuri perhatian publik sejak pekan lalu.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Nov 2019, 11:22 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 11:22 WIB
Ilustrasi guru
Ilustrasi guru (Unsplash.com/Raw Pixel)

Liputan6.com, Jakarta - Naskah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk memperingati Hari Guru Nasional mencuri perhatian publik sejak pekan lalu.

Teks pidato untuk peringati Hari Guru Nasional pada 25 November tersebut menuai perhatian lantaran hanya dua halaman dan isinya yang padat dan mengena. 

Nadiem berjanji tidak akan memberi janji kosong kepada ratusan guru. Nadiem juga mengatakan, kalau tugas guru termasuk yang termulia dan sekaligus tersulit. Guru ditugasi membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Dalam pidato tersebut, Nadiem meminta para guru untuk melakukan perubahan kecil di kelas tanpa menunggu perintah. Perubahan kecil itu terus bisa dilakukan dengan cara mengajak kelas berdikusi, bukan hanya mendengar, memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri, dan menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Salah satu poin perubahan tersebut menarik perhatian Mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, Zainuddin Maliki. Ia menuturkan, guru tak hanya harus mengenali bakat murid yang kurang percaya diri tetapi juga harus seluruh murid. Hal ini karena watak dan minat siswa berbeda-beda, demikian juga pembelajarannya.

"Guru harus mengenal minat anak didik. Guru harus mengetahui pembelajaran, minat dan watak siswa yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar dengan bergerak, ada yang suka hanya dengan mendengarkan saja, ada yang lewat visual," ujar Zainuddin yang juga Anggota DPR Komisi X ini saat dihubungi Liputan6.com, Senin (25/11/2019).

Zainuddin menuturkan, bila guru mengetahui semakin dini minat, bakat dan watak siswanya akan semakin baik. Guru dapat mengarahkan siswa untuk menekuni minat dan wataknya sejak dini sehingga itu membuat pendidikan menjadi efektif.

Selain itu, bila belajar, menurut Zainuddin tidak harus di kelas. Guru dapat mengajak anak di luar kelas sebagai pembelajaran. Misalkan, bila belajar ekonomi, siswa dapat diajak ke pasar untuk mengetahui metode supply and demand.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Meningkatkan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru di Indonesia

Sebelumnya, setiap 25 November diperingati hari guru nasional. Pada peringatan hari guru ini diharapkan pemerintah meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.

Hal itu seperti disampaikan Mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, Zainuddin Maliki untuk peringati hari guru nasional.

Ia menuturkan, hingga kini secara umum, kompetensi dan kesejahteraan guru masih menjadi tantangan. Seperti disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam pidatonya yang ramai diperbincangkan oleh warganet kalau guru menjalani tugas termulia dan tersulit.

Menurut Zainuddin, tugas mulia dan sulit yang diemban guru tersebut tak sebanding dengan kesejahteraan guru. Apalagi guru honorer yang kesejahteraannya masih ditemui kekurangan. Padahal guru honorer ini juga turut membantu untuk mencerdaskan kehidupan sehingga tidak hanya menghafal, membaca tetapi juga memahami suatu topik.

Oleh karena itu, ia mengharapkan pemerintah pusat terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat membuat skema lain sehingga membuat guru lebih sejahtera. Ia tak ingin pemerintah kembali mengulang cara sama untuk mensejahterakan guru.

"Kesejahteraan guru tak usah dikaitkan dengan sertifikasi. (Ada sertifikasi-red) membuat dicari-cari dengan tidak pas. Jadi kesempatan guru sesuai dengan tugas yang mulia dan sulit itu,” ujar Zainudin yang juga Anggota DPR RI, saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 25 November 2019.

Selanjutnya

Selain kesejahteraan, menurut Zainuddin, kompetensi guru juga perlu ditingkatkan. Salah satu dilakukan menurut Zainuddin dengan menerapkan student center learning dan deep learning. Dengan konsep ini membuat guru harus kreatif membuat kegiatan yang berpusat pada anak-anak.

Zainuddin menuturkan, kurikulum 2013 memang mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Namun, kurikulum itu masih bebani guru karena banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari. “Mata pelajaran yang dipelajari siswa banyak tidak cukup banyak waktu guru untuk terapkan student center learning,” tutur dia.

Zainuddin menambahkan, guru juga harus mampu mendorong siswa tersebut belajar lebih mendalam. Hal ini agar siswa tidak hanya sekadar tahu dari kulit luar tetapi juga memahami masalah dan topik lebih mendalam. Dengan begitu siswa dapat mengerjakan, menjiwai dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, menurut Zainuddin, pendidikan membuat anak bisa hidup dlaam kehidupan dengan mempelajari kehidupan itu.

"Selama ini dengan metode hanya tahu permukaam kulit untuk ujian nasional berbekal pengetahuan dan pemerintah masih bangga dengan evaluasi pembelajaran lewat ujian nasional,” kata dia.

Oleh karena itu, Zainuddin mengharapkan, pemerintah dapat membuat konsep pembelajaran untuk siswa yang efektif, kreatif, aktif, dan mencerdaskan suatu bangsa. "Guru terbaik adalah pengalaman. Anak-anak kita harus mengalami pengalaman itu. Bila tidak hanya bertemu guru di kelas dan tidak bertemu dengan guru terbaiknya yaitu pengalaman," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya