Pedet-Pedet Cepat Montok di Pasuruan, Bagaimana Caranya?

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Juliani Poliswari mengajak lima elemen untuk meningkatkan populasi sapi perah.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 17 Des 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 15:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengajak lima elemen untuk bersinergi sehingga tingkatkan populasi sapi perah. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyatakan populasi sapi perah masih kurang di Jawa Timur. Tercatat populasi sapi perah masih 280.364 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Juliani Poliswari menuturkan, kontribusi nasional mencapai 51 persen dan pertumbuhannya naik 3,6 persen per tahun.

"Walaupun kontribusi nasional sudah paling banyak se-Indonesia namun tetap saja populasi sapi perah di Jatim masih kurang," tutur dia, Senin, 16 Desember 2019.

Untuk itu, lanjut Juliani, pihaknya mengajak lima elemen masyarakat untuk bersinergi, mereka adalah pemerintah, koperasi, pengusaha, masyarakat atau peternaknya dan ilmuwan.

Juliani juga mengapresiasi langkah PT Arla Indofood, perusahaan patungan antara Indofood dan Arla Foods amba – perusahaan susu internasional dan penghasil susu organik terbesar di dunia asal Denmark, yang secara resmi melepas ke pasaran sapi perah berkualitas tinggi dari Pusat Pembesaran Pedet (Calf Rearing Center), yang dikembangkan bekerja sama dengan Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan dan PT Indolakto, di Pasuruan, Jawa Timur.

"PT Arla Indofood mengembangkan peternakan sapi perah lokal dengan praktik pengembangbiakan pedet yang baik (good rearing practice) dan berkelanjutan di Pasuruan, Jawa Timur, yang bertujuan untuk membantu para peternak lokal dalam penyediaan sapi perah yang berkualitas," kata dia.

Dia menuturkan, Pusat Pembesaran Pedet hasil kerja sama PT Arla Indofood, PT Indolakto dan KPSP Setia Kawan ini merupakan suatu inisiatif yang sangat diapresiasi. Pusat ini akan sangat bermanfaat untuk peternak sapi perah lokal dalam mendapatkan bibit sapi perah yang berkualitas.

"Diharapkan sapi-sapi yang dihasilkan semakin meningkat kualitasnya dan para peternak semakin baik dalam perawatan ternaknya dengan terus menjaga kebersihan kandang, memperkuat pencatatan, serta menjaga kualitas mutu pakan,” ucap Juliani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bantu Pemerintah

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengajak lima elemen masyarakat untuk bersinergi sehingga tingkatkan populasi sapi perah. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Managing Director PT Arla Indofood, Ciptadi Sukono menambahkan, PT Arla Indofood mengembangkan peternakan sapi perah lokal yang berkelanjutan melalui dibangunnya Pusat Pembesar Pedet hasil kerjasama dengan KPSP Setia Kawan dan PT Indolakto di Pasuruan, Jawa Timur.

Hal ini untuk membantu pemerintah menjawab tantangan industri susu nasional terutama membantu pemerintah untuk memenuhi 60 persen target permintaan susu nasional pada 2025.

"Kami berharap dengan adanya inisitiaf ini para peternak lokal dapat terbantu untuk memiliki sapi perah yang berkualitas, menggantikan sapi-sapi mereka yang sudah mulai tidak produktif, dengan harga yang terjangkau,” kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya juga yakin dengan ada Pusat Pembesar Pedet ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi peternak disekitar lokasi serta menjadi contoh untuk pembuatan modul praktik pengembangbiakan pedet yang baik dan diimplementasikan oleh koperasi-koperasi lain atau peternak lokal lainnya.

"Selain itu, manfaat ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat disekitarnya juga diharapkan menjadi nilai utama dari pusat ini untuk jangka panjang,” ucap Ciptadi.

Pusat Pembesar Pedet yang dirintis sejak 2018 ini mengembangbiakkan 60 pedet setiap tahun.  25 di antaranya saat ini siap dipasarkan. Perkembangan pedet ini sangat baik dengan pertambahan berat rata-rata lebih dari 0,5 kg per hari sejak masih pedet pada saat awal. Rata-rata berat badan sapi telah mencapai 285-300 kg pada usia 12 bulan.

Sebanyak 50 peternak sapi perah pun telah dilatih tentang praktik pengembangbiakan pedet yang baik sebagai bagian dari upaya PT Arla Indofood dalam mentransfer keahliannya dalam bidang usaha susu internasional ke industri susu lokal.

“Inisiatif yang merujuk kepada Strategi Global untuk Peternakan Sapi Perah Berkelanjutan Arla Foods ini menjadikan kami bersemangat untuk untuk mewujudkan peternakan sapi perah yang lebih berkelanjutan di Indonesia, ujar Ciptadi.

Ia menuturkan, hal itu selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations Sustainable Development Goals) yang memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Selain itu, mengenai kemitraan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Karena setiap inisiatif positif, terlepas dari skalanya, akan menjadi penentu keberhasilan yang akan dinikmati oleh masyarakat Indonesia di masa depan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya