Jawa Timur Berkontribusi 43 Persen terhadap Populasi Sapi Nasional

Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Timur hingga kini, dari target 1,3 juta ekor sapi pada 2019 telah terealisasi 1.396.000 ekor sapi atau capaiannya 107 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2019, 14:00 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Populasi sapi di Jawa Timur (Jatim) berkontribusi 43 persen terhadap populasi nasional atau setara 1,3 juta ekor dari program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) 2019.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Timur hingga kini, dari target 1,3 juta ekor sapi pada 2019 telah terealisasi 1.396.000 ekor sapi atau capaiannya 107 persen.

Kelahiran pedet (anak sapi) hingga September 2019 adalah 843.807 ekor dan yang lahir kembali 478 ekor sapi yaitu 235 ekor berkelamin jantan dan 243 ekor betina dari 28 kabupaten dan empat kota.

Hal tersebut membuat Jawa Timur mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai pembina Upsus Siwab Terbaik Provinsi di Indonesia dengan jumlah aseptor terbanyak se-Tanah Air.

Oleh karena itu, Amran meminta Khofifah sebagai mentor bagi provinsi lain dalam hal inseminasi buatan terutama sapi.

Ia menuturkan, supaya provinsi lain juga bisa mengembangkan peternakan terutama inseminasi sapi sebagaimana keberhasilan yang dilakukan di Jatim.

"Kontribusi Jatim untuk dagig sapi secara nasional mencapai 40 persen dan ini menjadi prestasi. Untuk itu kami apresiasi Ibu Gubernur Jatim yang luar biasa ini,” ujar dia dilansir Antara, ditulis Senin (14/10/2019).

Amran menuturkan, jika ada lima provinsi yang produksi sapinya seperti Jawa Timur, Indonesia diyakini mampu swasembada daging sapi. Selain itu, Indonesia juga bisa ekspor secara besar-besaran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Peningkatan Produktivitas di Jatim

Ilustrasi sapi
Ilustrasi (iStock)

Khofifah pun menegaskan siap sebagai mentor daerah lain dalam hal produksi sapi berkualitas.

"Metodenya bisa dua macam, tapi prinsipnya adalah pertukaran tenaga ahli seperti Jatim yang mengirim ke daerah tujuan atau sebaliknya inseminator sapi provinsi lain yang belajar ke sini,” ujar Amran.

Ia menambahkan, peningkatan produktivitas ternak sapi di Jatim dilakukan dengan sistem perkawinan inseminasi buatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya