Penjelasan Dirut RSUD Dr Soetomo soal Foto Pengumuman Tak Terima Pasien Baru COVID-19

Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya dan juga menjabat sebagai ketua gugus kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait foto surat pemberitahuan tidak menerima pasien baru.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 17 Mei 2020, 23:54 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2020, 23:53 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya dan juga menjabat sebagai ketua gugus kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait foto surat pemberitahuan tidak menerima pasien baru karena masih ada 35 pasien terkonfirmasi positif COVID-19. 

Menurut Joni, tulisan dalam surat pemberitahuan itu sebenarnya dibuat oleh perawat untuk memberitahukan kepada pasien lain, ruangan yang dipakai untuk perawatan sedang dalam penyemprotan disinfektan. Hal ini karena jika tidak disemprot, pasien yang baru masuk dapat terpapar COVID-19.

"Itu terjadi kedatangan pasien-pasien dengan COVID-19 yang cukup banyak, sampai pagi itu tersisa 35 pasien di IGD," ujarnya dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam (17/5/2020). 

"Ada yang datang sendiri tapi sebagian dibawa oleh tim KMS itu 112 dibawa kesana, pasien itu tidak ada komunikasi dulu dengan call center di Soetomo sehingga pasiennya dibawa begitu saja terus kemudian ditaruh di IGD terus ditinggal," ia menambahkan. 

Joni melanjutkan, dengan ada penempatan pasien tersebut menyebabkan petugas medis menjadi kerepotan menempatkan pasien COVID-19 agar tidak menularkan ke tempat lain. 

Saksikan Video di Bawah Ini

Ada Jeda untuk Evakuasi

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Akan tetapi, ada orang lain yang memotret tulisan tersebut tanpa mengkonfirmasi terlebih dulu kemudian disebar ke media sosial, sehingga terjadi pemahaman yang salah

"Saya tidak tahu siapa yang foto kemudian ngeshare kemana-mana, sampai saya lapor juga ke Gubernur dan dapat WA dari banyak media," ujar dia.

"Dikira rumah sakitnya IGD tutup padahal ini jeda waktu untuk melakukan evakuasi dan disinfeksi ruangannya, karena kalau tidak disinfeksi yang datang belakangnya itu akan ketularan," ucap Joni. 

Joni menyayangkan beredarnya pengumuman tersebut di media sosial dan menyebabkan kegaduhan di masyarakat. Ia mengimbau kepada penyebarnya agar tabayun terlebih dulu sebelum menyebarkannya.

"Siapapun yang ngeshare maksudnya dikaruniai keselamatan, yang kedua mohon kalau ada hal seperti ini, cobalah kalau sebelum dishare itu ditanya kenapa ada tulisan ini," kata dia. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya