Tiga Kawasan Tertib Physical Distancing di Surabaya

Pangdam juga kerap melihat warga, terutama di kawasan Surabaya Raya, yang belum mematuhi protokol kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2020, 15:20 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2020, 15:20 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Check point PSBB di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan tertib physical distancing diberlakukan di sepanjang Jalan Raya Darmo, Jalan Pandegiling, dan Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur mulai pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB, serta pukul 21.00 WIB hingga 12.00 WIB khusus Sabtu malam sampai Minggu siang.

Panglima Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI, Widodo Iryansyah menuturkan, penerapan kawasan tertib physical distancing tersebut sebagai salah satu upaya mempercepat penanganan COVID-19.

"Pemberlakuan kawasan tertib physical distancing dan jam malam di kawasan Surabaya Raya ini untuk mengurangi mobilitas masyarakat dalam upaya percepatan penanganan COVID-19," tutur dia, seperti dikutip dari Antara, ditulis Sabtu, (4/7/2020).

Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo dan Gresik bahkan juga diberlakukan jam malam. "Ini hasil kesepakatan Forkopimda Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik. Lokasi kawasan tertib diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah," tutur dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Warga Surabaya Raya Masih Ada yang Belum Patuhi Protokol Kesehatan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Suasana hari pertama PSBB di Surabaya Raya pada Selasa, 28 April 2020 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ia menyatakan, penyebaran dan pembagian masker melalui Gerakan Jawa Timur Bermasker termasuk bantuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebanyak dua juta masker juga sebagai salah satu upaya menekan penyebaran COVID-19.

"Sudah kami lakukan gerakan dan kami tak akan berhenti menyebarkan masker secara masif, terutama di kawasan Surabaya Raya yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gresik,"  ujar dia.

Ia mengakui, kerap melihat warga, terutama di kawasan Surabaya Raya,  yang belum mematuhi protokol kesehatan. "Di warung-warung, di tempat tongkrongan masih banyak ditemui mereka-mereka yang kurang mematuhi protokol kesehatan," tutur dia.

Dia mengatakan, sepekan pascaultimatum Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar terjadi penurunan angka COVID-19 di Jawa Timur, pihaknya melihat masih ada beberapa titik, masyarakat tidak menggunakan masker.

Ia juga melihat, saat malam hari di beberapa ruas jalan di Surabaya, banyak orang bersepeda, mulai tua, remaja, hingga anak-anak yang setelah itu berkumpul di Taman Bungkul.

"Ketika kami tanya, kenapa bersepeda ramai-ramai malam hari? Jawabannya karena bosan atau suntuk di rumah dan ingin jalan-jalan. Jika seperti ini terus, bagaimana bisa turun angka COVID-19?," ucapnya mempertanyakan.


Perkembangan Kasus Corona COVID-19 di Jawa Timur

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Suasana hari kedua PSBB di Surabaya Raya pada Rabu, 29 April 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya di Surabaya pada 25 Juni 2020, Presiden Jokowi menyebut jumlah kasus COVID-19 di Jawa Timur, khususnya wilayah Surabaya Raya, terpantau terus mengalami peningkatan drastis dan penambahannya setiap hari terbilang paling banyak se- Indonesia.

Saat itu, Presiden Jokowi memberi tenggat selama dua pekan agar Forkopimda di wilayah Jawa Timur dan Surabaya Raya bisa bersinergi untuk menurunkan angka kasus Corona tersebut.

Berdasarkan catatan selama sepekan sejak Jokowi menginstruksikan dilakukan upaya pengendalian sebaran, rata-rata tambahan kasus baru positif per hari mencapai 281 kasus atau bertambah sebanyak 1.971 kasus baru dalam waktu 7 hari terhitung sejak 25 Juni 2020.

Kendati demikian, tingkat kesembuhan pasien positif mengalami kemajuan cukup pesat, yaitu jumlahnya 1.203 orang yang sembuh atau rata-rata per hari ada sebanyak 171 pasien terkonversi negatif.

Tingkat kematian pasien juga nisbi menurun, yakni mencapai 174 orang atau rata-rata per hari sebanyak 25 pasien positif yang meninggal dunia di Jatim.  

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya