10 Kecamatan di Surabaya Jadi Contoh Pendampingan Penguatan Kampung Tangguh

Pemkot Surabaya bersama akademisi dan pakar sedang mematangkan konsep bagaimana pendampingan yang akan diterapkan di Kampung Tangguh.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 17:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - 10 kecamatan di Surabaya, Jawa Timur bakal menjadi role model atau contoh dalam upaya memaksimalkan fungsi dari Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari akademisi, pakar, serta elemen masyarakat dalam rangka mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memutus mata rantai Covid-19.

Kepala BPB dan Linmas Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, ada keinginan dan inisiatif dari beberapa elemen masyarakat, akademisi, pakar, dan diinisiasi pula oleh Polrestabes Surabaya dalam upaya memaksimalkan fungsi Kampung Tangguh. Oleh karena itu,  pihaknya bersama camat, akademisi, pakar kesehatan serta kepolisian berdiskusi bersama pada Selasa, 28 Juli 2020.

"Kita coba dengan 10 kecamatan yang tadi kita undang itu. Diharapkan nanti dilakukan pendampingan di 10 kecamatan ini dan kemudian membuat sebuah konsep bagaimana caranya memutus mata rantai itu berupa pencegahan dan mitigasinya,” kata Irvan saat ditemui seusai acara yang berlangsung di Kantor Satpol PP Surabaya, Selasa ditulis Rabu, (29/7/2020), seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id.

Irvan menyatakan, saat ini pihaknya bersama akademisi dan pakar sedang mematangkan konsep bagaimana pendampingan yang akan diterapkan di Kampung Tangguh tersebut. Namun demikian, konsep yang diterapkan itu tak jauh dari upaya pencegahan, perlindungan dan mitigasi.

"Ini menjadi role model bagi 21 kecamatan yang lain nantinya,” ujar Irvan.

Irvan juga mencontohkan, selama ini para camat bersama tenaga kesehatan di Puskesmas diminta mendata ibu hamil hingga warga yang mempunyai penyakit komorbid.

Sebab, di masa pandemi saat ini, orang-orang tersebut sangat rentan tertular oleh virus. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya mendata agar dapat memberikan pendampingan lebih kepada mereka sebagai upaya melindungi dari COVID-19.

“Nanti semua (kecamatan), hanya saja awal ini pendampingan dilakukan di 10 kecamatan sehingga nanti menjadi role modelnya di kecamatan yang lain,” ujar Irvan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

10 Kecamatan dengan Kasus Tertinggi Bakal Dilakukan Pendampingan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Di tempat yang sama, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir menyambut baik dan mendukung penuh rencana penguatan Kampung Tangguh melalui pendampingan yang dilakukan oleh akademisi, pakar dan elemen masyarakat.

Dia menuturkan, hal ini sebagai upaya pencegahan dan melawan Covid-19 berbasis komunitas. "Kami berkolaborasi dengan semua kawan-kawan termasuk jejaring relawan juga," kata Kombes Pol Isir.

Rencananya 10 kecamatan dengan kasus tertinggi di Surabaya bakal dilakukan pendampingan untuk memaksimalkan fungsi Kampung Tangguh. Namun begitu, Kombes Pol Isir memastikan, wilayah kecamatan lain tetap menjadi perhatian baginya. Apalagi, wilayah kelurahan yang sudah berstatus zona hijau itu jangan sampai ada kasus lagi.

"Jadi prioritas utama yang dia penyebarannya tinggi ada 10 kecamatan. Tapi ada juga wilayah-wilayah lain yang wilayah kelurahan sudah hijau itu kita jaga jangan sampai kemudian dia ada pasien yang ODP (Orang dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), bahkan positif Covid-19," ujar dia.

Pembentukan Kader COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Surabaya, dr Santi Martini mengungkapkan, salah satu konsep yang akan diterapkan dalam rangka penguatan di Kampung Tangguh adalah pembentukan kader COVID-19.

Hal ini sebetulnya sama ketika dahulu angka kematian penyakit TBC (Tuberculosis) serta ibu dan bayi tinggi, kemudian dibentuk kader kesehatan tersebut.

"Dari kegiatan pendamping Kampung Tangguh ini akan muncul. Kalau sekarang namanya relawan, kalau ke depannya ada kader Covid-19,” kata dr Santi sapaan lekatnya.

Meski demikian, dr Santi menilai, bahwa saat ini angka kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya tinggi. Namun, tingginya tren kesembuhan itu juga harus ditingkatkan dan dipertahankan. Oleh sebab itu, melalui pendampingan Kampung Tangguh nanti diharapkan upaya pencegahan Covid-19 di Surabaya semakin masif.

"Kalau lihat datanya (kesembuhan) bagus, sudah naik semua. Tingkat kesembuhannya hampir 50 persen semua. Rata-rata sekarang sudah meningkat tingkat kesembuhannya,"ujar Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.

Dia menuturkan, ada beberapa faktor yang membuat tren kesembuhan di Kota Surabaya terus meningkat. Salah satunya adalah kasus yang masuk ke rumah sakit saat ini bukan lagi kasus Covid-19 yang berat.

"Bisa juga karena kapasitas dari alat kesehatan dan tenaga kesehatan semakin membaik, sehingga banyak kasus-kasus yang menjadi selamat,” pungkasnya.

Untuk diketahui, dalam rapat diskusi dalam rangka pendampingan penguatan Kampung Tangguh yang berlangsung di Kantor Satpol PP Surabaya tersebut, dihadiri Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum, serta jajaran di lingkungan Pemkot Surabaya. Selain itu, hadir pula camat di 10 kecamatan Surabaya serta para pakar, akademisi, hingga elemen masyarakat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya